KARENA PEMBERITAAN INJIL INILAH AKU MENDERITA MALAH DIBELENGGU SEPERTI SEORANG PENJAHAT, TETAPI FIRMAN ALLAH TIDAK TERBELENGGU” (2 Tim. 2:9)

0
535

Oleh: Pdt. Weinata Sairin

Keterbelengguan, keterpenjaraan adalah sesuatu yang tak pernah diharapkan oleh siapapun. Keterpenjaraan baik fisik maupun non fisik amat menghambat dan mengganggu kedirian seseorang. Kondisi itu bisa menyebabkan seseorang teralienasi dari konteks sosiologisnya bahkan mengakibatkan seseorang tercabut dari akar kulturalnya.

Pada zaman dahulu banyak pejuang kemerdekaan kita yang dijebloskan kedalam penjara karena pandangan politiknya yang menentang penjajahan. Apakah penjara membuat mereka jera dan kemudian mengubah pandangannya? Ternyata tidak. Penjara tidak bisa mematahkan semangat mereka untuk merancang Indonesia Merdeka. Penjara justru banyak menginspirasi gagasan baru untuk lebih mematangkan kemerdekaan itu. Api Kemerdekaan, semangat kemerdekaan tak pernah bisa dibelenggu walaupun para tokoh pejuangnya berada didalam penjara.

Di zaman kini penjara-penjara negeri ini banyak dipenuhi oleh orang-orang yang terkena kasus pidana: korupsi, kriminal. Mereka yang terkena Operasi Tangkap Tangan sedang menerima uang suap lalu langsung dibawa ke kantor KPK untuk diperiksa. Mereka menebar senyum di shoot kameraman stasiunTV sesudah pemeriksaan itu, tak tercermin dari raut muka mereka perasaan bersalah. Penjara ternyata tidak memberi efek jera bagi para koruptor, perampok, pembunuh, pemasok narkoba oleh karena konon penjara tetap memberi ruang bagi pelanjutan dan pengembangan perbuatan haram itu.

Hal yang penting dicatat adalah bahwa para koruptor itu dan mereka yang dipenjara itu ternyata adalah mereka yang dikategorikan pemimpin, yang piawai melafalkan ayat-ayat kitab suci, yang memiliki eselon, yang hartanya sudah berlipat ganda. Paulus dalam suratnya kepada Timotius yang dikutip diawal tulisan ini mengungkapkan kondisi kekinian dirinya yang amat mengenaskan.

Dengan tegas Paulus menyatakan bahwa ia menderita, bahkan dibelenggu seperti penjahat karena ia memberitakan Injil. Andai kata Paulus tidak melakukan pemberitaan, ia diam saja, ia pasif; atau ia melakukan pemberitaan tentang yang lain, bukan Injil, tentu ceritanya akan lain. Dan Paulus tahu persis bahwa penjara itu adalah harga yang harus dibayar untuk akivitas memberitakan Injil.

Baca juga  Allah Saja Sumber Berkat Kita

Namun dalam kondisi keterpenjaraannya itu kata kata Paulus tetap powerfull dan meaningfull. Dalam gaya yang antagonistik paradoksal ia berucap bahwa dirinya bisa saja dibelenggu tetapi Firman Allah tidak terbelenggu. Kata-kata itu memberi inspirasi bagi kita yang hidup kini dan disini.

Sebagai umat Kristiani yang percaya sepenuhnya kepada Injil Kristus yang mrnyelamatkan dan membebaskan itu kita terus terpanggil memberitakan Firman Allah melalui kehidupan konkret dalam kapasitas apapun kita. Jangan kita membelenggu Firman Allah, biarlah Firman Allah itu mendunia dan mengubah dunia.

Selamat Merayakan Hari Minggu. God Bless.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here