Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Ini judul lagu yang sangat populer sekitar tahun 66’an sampai dengan 70’an, yang dinyanyikan oleh Diah Iskandar dan ditulis oleh Yusuf Wijayakusumah.
Syairnya indah, penuh pesona dan Inspiratif, antara lain :
BERIKAN DAKU HARAPAN
KU JADIKAN PEGANGAN
BILA WAKTU PERGI T’LAH TIBA
TUNAIKAN TUGAS NEGARA
UCAPKAN JANJI SETIA
KAN KUSIMPAN DIDADA
KUJADIKAN PERMATA HATI
KAN KU PERSEMBAHKAN NANTI.
Ini 2 bait awal yang cukup menggelitik kalbu, khusus bagi mereka yang suka memberi harapan(dari kisah seorang prajurit yang pergi kemedan perang dan memberi harapan kepada sang kekasih yang ditinggalkannya)
Memberi harapan itu sesuatu yang mudah diucapkan, tetapi kadang sulit dipertanggung’jawabkan.
Karena memberi harapan itu mengandung janji disertai tekad dan keyakinan yang hampir pasti untuk nanti mewujudkannya.
Bayangkan saja kalau harapan itu tidak jadi kenyataan, atau harapan tinggal harapan, karena janji-janji palsu. Harapan yang pasti itu, menurut versi lagu diatas, mengandung 3 hal :
1. HARAPAN PENUH KESETIAAN :
Artinya : yang berjanji, setia pada janjinya dan yang menanti setia penuh harapan. Disini antara kata dan perbuatan satu adanya, bukan janji palsu.
2. HARAPAN YANG TERSIMPAN DIDADA :
Artinya: janji setia layak disimpan didada, dan dijadikan permata hati. Sedangkan janji-janji palsu, ya ke tempat sampah saja.
3. HARAPAN YANG DIPERSEMBAHKAN :
Artinya : janji setia itu akan dipersembahkan atau dibuktikan sebagai wujud dari “KESETIAAN”, itu harapan yang dipersembahkan sebagai bukti.
Sekarang ini ada banyak janji-janji palsu yang akhirnya tidak sesuai harapan dan sangat-sangat mengecewakan.
Kita belajar dari Tuhan bahwa : “Allah yang berjanji itu selalu Setia”
Selamat menikmati hari baru yang indah! Gb.