Oleh: Pdt. Andreas Loanka
Bacaan Firman Tuhan: Matius 27: 1-10
Penyesalan bisa diikuti dengan pertobatan, tetapi penyesalan itu sendiri bukanlah pertobatan. Hati Yudas dipenuhi dengan penyesalan, tetapi ia tidak bertobat.
Pada waktu Yudas, yang menyerahkan Yesus, melihat bahwa Yesus telah dijatuhi hukuman mati, menyesallah dia. Penyesalan itu tidak membawa Yudas kepada pertobatan. Mengapa? Karena ia menyesal akan akibat dosa dan bukan menyesali dosa itu sendiri. Ia berusaha mengatasi akibat dosa, bukan mengaku dosa dan berbalik kepada Tuhan.
Yudas berusaha sendiri untuk mengatasi permasalahan akibat dosanya. Ia pergi kepada imam-imam kepala dan tua-tua untuk mengembalikan uang yang tiga puluh perak itu. Mungkin ia berpikir dengan begitu ia dapat merubah keadaan, sehingga Gurunya bisa dibebaskan. Tapi mereka tidak mau menerimanya, sehingga ia pun melemparkan uang perak itu ke dalam Bait Suci. Setelah itu ia pergi dari situ dan menggantung diri.
Yudas mati dalam penyesalan, tanpa pertobatan. Dalam hal inilah terdapat perbedaan antara Yudas dan Petrus. Mereka sama-sama berbuat dosa terhadap Tuhan Yesus. Tetapi mereka memiliki respon yang berbeda terhadap dosa. Yudas menyesali akibat dosa, berusaha sendiri untuk mengatasi akibat dosa, setelah gagal lalu ia bunuh diri. Sedangkan Petrus menyadari dosanya, menangisi dosanya dan mau bertobat. Petrus berbalik dari dosa kepada Tuhan Yesus, sehingga dosanya diampuni dan hidupnya diperbaharui. Hal ini tidak dilakukan dan dialami Yudas.
Tidak cukup hanya menyesali akibat dosa, tetapi menyesallah atas dosa dan bertobatlah. Para koruptor seringkali menyesal sesudah perbuatannya tertangkap tangan yang berakibat ia harus menjalani penghakiman dan penghukuman. Orang yang selingkuh menyatakan menyesal setelah perbuatannya ketahuan sehingga pasangannya marah dan keluarganya pecah. Mahasiswa yang menyontek biasanya menyesal setelah perbuatannya diketahui gurunya dan ia diberi nilai nol atau diskor. Penyesalan yang seperti itu tidaklah cukup.
Penyesalan yang sesungguhnya lahir dari hati yang menyadari dosa dan mau bertobat. Bertobat artinya mengetahui dosa, mengakui dosa, meninggalkan dosa serta berbalik kepada Tuhan dan berjalan di dalam kebenaran-Nya.