Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Hidup itu anugerah Tuhan yang indah luar biasa, karena selain kita ada di dalamnya tetapi kita juga tidak bisa menciptakanya. Hidup itu pemberian Tuhan yang dikaruniakan, bukan hasil usaha kita dan bukan pula warisan orangtua kita. Karena itu, selain harus disyukuri tetapi juga harus ditata kelola dengan baik, bijak dan penuh rasa tanggung-jawab. Harus diisi, dipakai dan dimanfaatkan dengan semua hal yang berguna bagi diri kita dan sesama, tetapi terutama bagi kemuliaan Sang Pemberi hidup yaitu Tuhan kita.
Hidup itu dipinjam-pakai oleh Tuhan kepada kita untuk sementara waktu, paling sedikit 70 tahun atau 80 tahun masa expirenya(Mazmur 90:10). Sekali lagi itu bukan warisan orang tua kita, tetapi pemberian Allah yang harus dipertanggung-jawabkan. Itulah yang membuat ” HIDUP ITU INDAH “. Jadi yang indah itu bukan karena kita bisa menikmati banyak hal di dalam kehidupan itu, bukan juga karena kita bisa melakukan apa saja yang kita mau menurut selera dan keinginan kita. Tetapi Hidup itu Indah karena Tuhan yang Maha Suci itu, mau mengaruniakan segala yang Dia miliki bagi kita manusia berdosa, salah satunya ialah HIDUP.
Karena Tuhan bisa memberi hidup dan Dia juga bisa mengambil hidup itu dari kita untuk selama-lamanya. Itulah sebabnya hidup yang kita akui dan yakini indah itu, jangan dikotori dengan perbuatanmu yang kotor. Kotor dalam cara berpikir (piktor), kotor dengan ucapan (hujat dan makian), kotor dalam sikap dan tindak laku (yang menyedihkan hati Tuhan dan sesama). Itu semua yang membuat keindahan hidup pemberian Tuhan itu kadang tercemar. Karena itu, berikan semua keindahan dari dirimu sebagai manusia ciptaan Ilahi, sehingga layak dipandangan mata Tuhan dan punya nilai manfaat bagi sesama.
Pencemaran akan keindahan hidup itu kadang kita temukan di-mana-mana, di dalam rumah kita di mana tidak ada sukacita dan damai karena dipenuhi dengan keributan dan pertengkaran. Salah paham, salah pengertian, salah duga dan salah sangka kadang menjadi racun yang berbahaya. Dalam kebersamaan dengan oranglain kadang kita terlalu egois, mau menang sendiri, terlalu ingat diri dan mau punya mau. Itulah yang membuat hidup itu tidak lagi indah, atau keindahan yang tercemar karena ulah dan peri hidup kita sendiri.
Hidup itu Indah kalau kita bisa berbagi dan mampu merasakan denyut hati orang lain serta mau hidup sesuai petunjuk dan norma-norma yang Tuhan sudah tetapkan. Keindahan itu akan kita nikmati apabila kita mampu merasakan getaran suara Tuhan mengalir dihati kita. Ingat saudara, jangan kita salahkan Tuhan dan sesama kalau keindahan itu tidak menjadi bagian hidup kita. Perlu keinsyafan diri, perenungan diri, mawas diri dan introspeksi diri kita yang sungguh-sungguh. Standar-standar hidup yang sudah Tuhan tetapkan itu yang sungguh-sungguh harus kita pergunakan. Karena Keindahan itu lebih menjadi kebutuhan kita dan konsumsi jiwa kita, bukan Tuhan.
With my sist in Christ, Dannel Nomdeni.