Oleh: P. Adriyanto
Dengan Fifman-Nya di atas, apa Tuhan ingin mengatakan bahwa Tuhan tidak menghendaki umatnya menjadi kaya? Yesus tidak pernah mengatakan bahwa orang kaya *mutlak* tidak bisa masuk Kerajaan Allah, tapi *alangkah sukarnya*orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah (Matius 10:23)
Memang sangat benar apa yang dikatakan-Nya, karena ada kedenderungan orang kaya untuk lebih mengutamakan urusan duniawi dengan segala bentuknya. Padahal, firman Tuhan sudah mengingatkan bahwa kita jangan mengasihi dunia dan apa yang ada di dalamnya. (1 Yohanes 2:15~16)
Sepanjang hidup saya, saya tidak pernah menjadi orang kaya (walau keinginan itu ada), namun Tuhan tetap memelihara saya dan keluarga sehingga kami boleh hidup dalam berkecukupan.
Beberapa waktu yang lalu, ada sahabat lama saya yang bertanya, apa sebenarnya yang saya cari karena sejak 52 tahun lalu saya selalu berusaha mengamalkan pengetahuan dan pengalaman saya.
Dia menambahkan, ketika dia beberapa kali datang ke rumah saya, dia melihat saya sedang membantu teman-teman dalam mata kuliah tertentu. Saya menjadi guru SMA, dosen, pembicara dlm berbagai seminar, inhouse training, setiap hari memberi motivasi & inspirasi kepada ratusan manajer, branch manager dan jajaran yang berada di bawah koordinasi mereka dan menulis beratus makalah.
Sahabat saya mengatakan bahwa saya salah memilih profesi, seharusnya saya menjadi dosen sehingga dapat mencapai Prof. Dr.
Saya tidak salah memilih profesi dalam bidang manajemen, saya sejak awal tidak punya keinginan menjadi dosen tetap.
Orang mengira saya adalah kutu buku, padahal pada saat saya masih kuliah sampai dengan tingkat 3, saya sering membolos dan titip tandatangan di daftar presensi kepada ketua kelas (Sdr. Darjanto) karena saya aktif di kegiatan di luar kampus.
Saya katakan kepada sahabat saya bahwa itu adalah karunia Tuhan yang walau setiap hari saya bagikan kepada orang lain selama bertahun-tahun, tidak pernah habis-habisnya. Ini yang membuat saya bahagia dan saya yakin Tuhan memberkati saya.
Kaya tidak hanya diukur dari harta, tapi juga dari pengabdian kepada sesama.