Tim WISSEMU Tiba di Chile.

0
604

Jakarta, Suarakristen.com

Setelah melalui perjalanan sekitar 35 jam, Tim WISSEMU akhirnya tiba di Bandar Udara Internasional Comodoro Arturo Merino Benitez di Santiago, Chile, Kamis, 22 Desember 2016 pukul 01:30 waktu setempat (11.30 WIB). Berangkat dari Terminal 2 Bandar Udara International Soekarno-Hatta pada tanggal 21 Desember 2016 pukul 00.01 WIB, tim sempat transit di Bandar Udara Internasional Doha dan Bandar Udara Internasional Sao Paulo-Guarulhos, Brazil dan akhirnya disambut oleh Staff dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Santiago sesaat setelah menjejakkan kaki di negara paling selatan di Benua Amerika ini.

Keberangkatan ke Chile ini sendiri adalah bagian dari perjalanan menuju Gunung Vinson Massif di Antartika. Setelah dalam beberapa bulan terakhir memantapkan fisik, mempersiapkan mental dan memenuhi kebutuhan logistik, Rabu, 21 Desember 2016, Tim berangkat menuju Gunung Vinson Massif, Antartika yang mendapatkan dukungan sponsor penuh dari Bank BRI dalam perjalanan yang bertajuk BRI Towards Antarctic Summit.

Berdasar perencanaan, tim akan bermalam di KBRI selama lima hari sebelum melanjutkan perjalanan ke Punta Arenas pada 26 Desember 2016 yang merupakan kota terakhir sebelum pendakian dimulai. Di kota ini Tim akan melakukan persiapan akhir seperti melakukan briefing sebelum pendakian, dan melakukan pengecekan kelayakan seluruh alat-alat yang akan dibawa untuk melanjutkan perjalanan menuju Gunung Vinson Massif.

Pendakian akan dimulai dari Vinson base camp pada 1 Januari 2017 dan diperkirakan mencapai puncak pada 4 Januari 2017 sebelum kemudian kembali ke Punta Arenas pada 9 Januari 2017. Dan tim akan kembali ke Tanah Air pada 23 Januari 2017 pukul 15:35 WIB.

Vinson Massif merupakan gunung kelima yang akan didaki Tim WISSEMU dalam misi menyelesaikan trek Seven Summits. Sebelumnya Tim WISSEMU telah berhasil mendaki empat gunung tertinggi di empat lempeng benua berbeda yaitu Gunung Carstensz Pyramid (4.884 meter diatas permukaan laut) yang mewakili Lempeng Australasia pada 13 Agustus 2014, Gunung Elbrus (5.642 mdpl) yang mewakili Lempeng Eropa pada 15 Mei 2015, Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) yang mewakili Lempeng Afrika pada 24 Mei 2015 dan Gunung Aconcagua (6.962 mdpl) yang mewakili Benua Amerika Selatan pada 30 Januari 2016.(ralat setelah dalam pernyataan sebelumnya disebutkan pada 1 Februari 2016)

Baca juga  Presiden Jokowi: Membangun Infrastruktur, Membangun Peradaban Indonesia Maju”

Seluruh rangkaian latihan intens dilakukan tim untuk menghadapi cuaca ekstrem yang akan dihadapi di Gunung Vinson Massif. Vinson Massif yang memiliki ketinggian 4.892 mdpl (kedua terendah dari rangkaian seven summits) ini terkenal dengan cuaca ekstremnya yang bisa mencapai -40̊ C.Salju yang menutupi hampir seluruh wilayah Antartika ini sendiri menjadikan pendakian ini semakin sulit bagi orang Asia Tenggara seperti kita yang terbiasa dengan iklim tropis.

Tim mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang berperan sampai sejauh ini, antara lain, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk,PT. Freeport Indonesia, Universitas Katolik Parahyangan, PT. Multikarya Asia Pasifik Raya, dan pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.Melalui kesempatan ini juga tim ingin mohon dukungan dan doa dari rekan-rekan sekalian sehingga nantinya tim dapat berangkat, mengibarkan Bendera Merah Putih di Puncak Vinson Massif, untuk kemudian pulang lagi dengan selamat ke tanah air tercinta ini.

Fact Sheet:

• Indonesia sendiri sebenarnya telah memiliki beberapa orang pria yang berhasil mencatatkan diri sebagai seven summiters diantaranya adalah Sofyan Arief Fesa, Xaverius Frans, Broery Andrew Sihombing dan Janatan Ginting yang mewakili Tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala UNPAR (2009-2011) serta Iwan Irawan, Martin Rimbawan, Fadjri Al Lufhfi dan Nurhuda yang tergabung dalam Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Wanadri.

• Seven Summits adalah rangkaian tujuh gunung tertinggi di tujuh lempeng benua (sering disalahartikan sebagai tujuh gunung tertinggi di dunia), yaitu Gunung Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua mewakili Lempeng Australasia, Gunung Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia yang mewakili Lempeng Eropa, Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania yang mewakili Lempeng Afrika, Gunung Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina yang mewakili Lempeng Amerika Selatan, Gunung Vinson Massif (4.892 mdpl) di Antartika yang mewakili Lempeng Antartika, Gunung Denali (6.190 mdpl) di Alaska yang mewakili Lempeng Amerika Utara dan Gunung Everest (8.848 mdpl) di Nepal yang mewakili Lempeng Asia.

Baca juga  Luar Biasa, Ormas BPPKB Banten Jalin Silaturahmi Dengan Aki Rojali, Berjalan Lancar

• Chile merupakan negara terdekat dengan Benua Antartika. Titik terakhir sebelum menuju Benua Antartika adalah Punta Arenas yang dapat ditempuh selama sekitar 3,5 jam dengan pesawat dari Santiago.

• Benua Antartika tempat Gunung Vinson Massif berada adalah benua paling terisolasi sekaligus paling bersih di dunia. Untuk menjaga kesterilan benua ini setiap tahunnya hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan izin masuk benua ini yang kebanyakan adalah para peneliti.

• Time zone di Benua Antartika mengikuti titik terdekat dari Antartika, yaitu Chile (GMT -3)

• Karena sedikitnya orang yang bisa masuk dalam benua ini maka dalam perjalan kali ini Tim WISSEMU juga diharuskan untuk membawa beban tambahan dalam sled yang berisikan keperluan logistik yang beratnya mencapai 20 kg.

• Tidak ada gunung yang dapat ditaklukan oleh manusia, yang dapat ditaklukan hanyalah diri pendaki sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here