Jakarta, Suarakristen. com.,
“Sebuah pemerintahan harus mampu secara jeli menangkap dan merealisasikan peluang yang muncul dari adanya perubahan yang ada di tingkat lokal maupun global menjadi value-creating activities,” ujar Ambassador for Peace, Partogi Samosir, pada Persekutuan Abdi Bangsa di Jakarta (19/3).
“Untuk itu, semua upaya yang dilakukan oleh seorang abdi bangsa haruslah diarahkan untuk membangun daya saing kementeriannya dan pemerintah. Seorang abdi bangsa Kristen harus berupaya meningkatkan produktivitas (nilai output yang dihasilkan per unit input yang digunakan) yang pada gilirannya akan menaikkan kualitas dan standar hidup masyarakat dalam jangka panjang, “imbuh Partogi Samosir, yang juga menjadi dosen STT Reformed Indonesia (STTRI) tersebut.
“Paradigma utama UU Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah baik pemimpin maupun bawahan diikat oleh visi, misi, dan nilai-nilai (shared values) birokrasi pemerintahannya. Loyalitas seorang bawahan bukanlah pada atasannya, tetapi pada pencapaian visi, pelaksanaan misi, dan nilai-nilai birokrasinya. Ketiganya merupakan “jantung” yang menentukan hubungan antara pemimpin dan bawahannya. Pencapaian visi, pelaksanaan visi, dan nilai-nilai adalah ”lem” yang mengikat setiap tindakan pemimpin-bawahan,” tegas Partogi Samosir yg menjabat sebagai Direktur Center for European Union Studies (CEUS).
“Si atasan dan si bawahan secara bersama-sama harus menjadi ”penjaga” visi, misi dan nilai-nilai organisasinya. Kalau si bawahan melakukan tindakan yang menyimpang dari visi, misi, dan nilai-nilai birokrasinya, maka menjadi kewajiban si pemimpin untuk meluruskannya. Sebaliknya jika si pemimpin yang justru melakukan penyimpangan, maka tugas si bawahan bukannya ikut arus si pemimpin, tapi justru menuntun si pemimpin untuk kembali ke rel visi, misi, dan nilai-nilai birokrasinya.”papar Partogi Samosir dengan antusias.
“Di sinilah letak panggilan kita sebagai bawahan. Urgensi panggilan ini semakin mendesak, karena yg terjadi selama ini adalah begitu si pemimpin melakukan korupsi, maka itu justru digunakan oleh si bawahan sebagai pembenaran untuk juga melakukan korupsi, “demikian Partogi memotivasi puluhan peserta Persektuan Abdi Bangsa tersebut.
“Saya kira sudah waktunya para abdi bangsa hidup sebagai bawahan yg transparan, akuntabel, jeli membidik target market, fokus mengalokasi sumber daya, tepat menetapkan positioning, dan piawai membangun diferensiasi,” demikian simpul Ketua DPP Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI), Partogi Samosir tersebut.