Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITANasional

Yayasan SEJIWA ddiukung 45 Mitra Luncurkan Gerakan JAGOAN “Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak”

32
×

Yayasan SEJIWA ddiukung 45 Mitra Luncurkan Gerakan JAGOAN “Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak”

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

 

Example 300x600

Yayasan SEJIWA ddiukung 45 Mitra Luncurkan Gerakan JAGOAN
“Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak”

Jakarta, Gramediapost.com

Yayasan Sejiwa meluncurkan Gerakan JAGOAN (Jauhkan Adiksi Gawai, Optimalkan Potensi Anak) didukung oleh Kominfo, Siber Kreasi, Komisi
Perlindungan Anak Indonesia, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka)
Kemendikbudristek, Divisi Psikiratri Adiksi dan 47 mitra seluruh Indonesia, di Jakarta (2/10).

Diena Haryana, Pendiri Yayasan SEJIWA.

“Kami ingin menyelamatkan anak-anak Indonesia dari kecanduan gawai yang saat ini kondisinya sudah sangat kritis, “ujar Diena Haryana, Pendiri Yayasan SEJIWA.

Survei yang dilakukan oleh Dr. dr. Kristiana Siste, SpKJ dan tim terhadap 643 remaja di Jakarta menemukan kondisi kejiwaan anak-anak yang memprihatinkan. Ada
sebanyak 31,4% remaja mengalami kecanduan internet. Sebanyak 67,2% remaja menggunakan internet >20 jam/minggu, 96,9% mengaksesnya melalui gawai pintar pribadi, dan 91,1% mengakses dari rumah. Akibatnya, sebanyak 56,3% remaja
memiliki masalah perilaku dan 48,2% memiliki masalah depresi. “Kondisi ini tentu perlu menjadi perhatian semua orang, baik dari pemerintah, tenaga
kesehatan, lembaga masyarakat, sekolah, orang tua, serta remaja dan dewasa muda itu
sendiri.

Hal ini harus diintervensi segera karena kecanduan internet menimbulkan
dampak negatif bagi otak, fisik, kesehatan jiwa, dan sosial,”ujar dr. Siste. “Orang dengan kecanduan internet mengalami perubahan di otak yaitu terjadinya penurunan konektivitas fungsional otak antara area parietal lateral dan korteks prefrontal lateral.

Hal ini menyebabkan seseorang sulit membuat keputusan, sulit
konsentrasi dan fokus, pengendalian diri buruk, prestasi menurun, penurunan
kapasitas proses memori, serta kognisi sosial negatif,” tegas dr Siste.

Bonifasius Wahyu Pudjianto, Direktur Pemberdayaan Informatika Kementerian Kominfo juga mengajak para orang tua dan tenaga pendidik untuk ikut turut serta dalam proses
transformasi digital. “Mari kita dampingi dan arahkan anak-anak supaya bisa menjalankan
kehidupan yang seimbang, yang akan bisa membuat mereka bertumbuh kembang dengan
optimal, “ ujarnya.

Kementerian Kominfo bersama mitra jejaring Siberkreasi secara masif juga melakukan literasi digital kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk didalamnya orang tua, tenaga
pendidik, dan pelajar untuk dapat menjadi warganet yang semakin cakap digital.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Dr. Susanto menyatakan pentingnya orang tua berperan aktif dalam memastikan anak menggunakan media digital secara proporsional, sehat dan positif. “Ini untuk menjaga agar usia anak tidak rentan
terpapar dampak negatif media digital. KPAI juga terus mendorong pemerintah untuk memastikan semua media platform menyesuaikan dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku dan memastikan proteksi terhadap anak sebagai pengguna, sehingga usia anak tidak rentan terpapar konten negatif. Kami sangat mengapresiasi SEJIWA sebagai bagian dari civil society dan seluruh mitra atas inisiatif meluncurkan program JAGOAN ini”, papar Susanto.

Pemerhati pendidikan dan pakar pendidikan karakter, Doni Koesoema A, menyatakan bahwa keseimbangan hidup dalam menyelaraskan antara dunia digital dan real menjadi dasar dari pertumbuhan individu yang baik dan sehat.

“Dunia digital adalah bagian dari hidup anak-anak Indonesia saat ini. Meskipun teknologi digital adalah alat, namun sudah mmenjadibagian hidup dan eksistensi manusia. Maka, para guru perlu mendidik anak-anak Indonesia pada satu dunia yang utuh. Bukan memisahkan antara digital dan real,”ujar Doni.

“Anak-anak perlu dilatih mempergunakan gawai demi kebaikan, pengembangan diri, pertumbuhan karakter, dan pengembangan nilai-nilai luhur yang akan menjadikan mereka
sebagai anak Indonesia yang sehat, cerdas, dan berbudi pekerti luhur,”tegas Doni.

Inisiator gerakan ini, Diena Haryana berharap agar gerakan ini dapat melahirkan generasi yang unggul dan tangguh.

“Kita punya janji untuk menjaga Indonesia. Tugas kita adalah meyakinkan bahwa para penerus kita adalah sosok-sosok yang unggul dan tangguh menjadi bangsa besar menuju Indonesia maju. Kita punya tanggung jawab besar untuk mengatasi adiksi gawai ini bersama-sama,” tegas Diena.

***

(Hotben)

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *