*Ahli Kebebasan Beragama di Dunia Paul Marshall Ajak Insan Pers dan Akademisi Mengembangkan Profesionalisme dalam Memberitakan Agama di Indonesia*

0
583

 

Jakarta, Gramediapost.com

 

 

Potret kebebasan beragama suatu bangsa sangat tergantung pada bagaimana media-media di negara tersebut memberitakan isu agama. Demikianpun ketika isu Kristenisasi, pendirian rumah ibadah, dan isu minoritas agama atau keyakinan lainnya di Indonesia masih diberitakan media dengan sentimen iman para jurnalisnya, maka kondisi kebebasan beragama di negara dengan penduduk mayoritas Muslim ini terus mengalami ketegangan.

Untuk itulah The Media Project, sebuah jaringan jurnalis mainstream yang mendorong pelaporan akurat dan jujur secara intelektual pada semua aspek budaya, khususnya peran agama dalam kehidupan publik di seluruh penjuru dunia, menggandeng Universitas Kristen Indonesia (UKI) dan The King’s College menyelenggarakan Seminar dan Workshop Internasional bertema *“Journalism, Political Identity, and Religious Freedom in Indonesia”* pada 22-25 Oktober di UKI, Cawang, Jakarta Timur.

Singgih Sasongko, S.IP., M.Si. selaku Ketua Panitia menuturkan alasan pentingnya Seminar dan Workshop ini lantaran media massa acapkali terjebak untuk lebih memihak kelompok mayoritas dan menafikan kelompok minoritas. Sehingga, kerjasama dengan The Media Project tersebut diharapkan mampu menghadirkan dialog dan rumusan jurnalistik demi meningkatkan mutu dan profesionalitas para jurnalis dalam memberitakan isu-isu bernuansa agama.

“Bukan perkara mudah untuk tetap menjaga netralitas dan imparsialitas dalam pemberitaan media menyangkut isu-isu agama, karena value para jurnalis seringkali melatari proses mereka dalam berkarya,” ujar Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIPOL UKI Jakarta ini.

Ia pun memaparkan rencana seminar (22-23 Oktober) workshop yang akan menghadirkan pengurus-pengurus inti The Media Project seperti Prof. Paul A. Marshall Ph.D., yang merupakan punggawa senior di Center for Religious Freedom, Hudson Institute. Paul Marshall yang dalam banyak bukunya, termasuk Religious Freedom in the World (2000 & 2008), memotret situasi kebebasan beragama negara-negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, akan menyampaikan analisisnya tentang besarnya peran dan pengaruh media dalam mengkonsolidasikan demokrasi di Indonesia, terutama lewat pemberitaan isu agama. Melissa Tamplin Harrison, jurnalis penyiaran yang lebih dari 20 tahun punya pengalaman di TV-TV Amerika Serikat, turut menambah konten seminar.

Baca juga  Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria Hadiri Silaturahmi dan Temu Kangen Alumni Tehnik Sipil ISTN  Angkatan 89

Dengan kedua ahli dari The Media Project ini, harap Singgih, kegiatan yang mengundang para jurnalis, editor media, akademisi, mahasiswa ilmu komunikasi, jurnalis kampus, kelompok korban kasus diskriminasi dan kekerasan atas nama agama dan publik secara luas, mampu memberikan panduan bagi para jurnalis untuk mengasah kepekaan nuraninya agar tetap bersikap netral dan terus memperjuangkan nilai-nilai keberagaman di tengah meningkatnya dinamika dan ketegangan bernuansa agama yang saat ini cenderung mencemaskan.

24-25 Oktober, jurnalis dari New Delhi, India, yang banyak menulis serta memproduksi features video tentang isu agama dan HAM akan memberikan pelatihan teknik dan skill jurnalisme video dan TV dalam workshop. Vishal akan didampingi Melissa Tamplin.

Sementara, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJUK) yang punya pengalaman 10 tahun mengembangkan “jurnalsime keberagaman” oleh The Media Project dilibatkan dalam kegiatan kerjasama ini. Dewan Pengarah SEJUK sekaligus Direktur Pemberitaan Media Indonesia Usman Kansong dan Direktur SEJUK yang juga editor The Jakarta Post Ahmad Junaidi akan mengisi seminar. Masih di seminar, akademisi UKI Dr. Chontina Siahaan turut memberikan perspektif tentang tantangan media dan profesionalitas jurnalis di Indonesia dalam memberitakan isu keberagaman sesuai dengan prinsip-prinsip jurnalistik.

Junaidi merasa sangat senang SEJUK dilibatkan dalam memperkaya proses pengembangan jurnalisme keberagaman di Indonesia. Menurutnya, tema “Journalism, Political Identity, and Religious Freedom in Indonesia” relevan sekali dalam konteks Indonesia di mana intoleransi atas nama agama tak kunjung menurun sementara kebanyakan jurnalis tidak mempunyai bekal dan perspektif dalam memberitakan isu-isu agama.

“Kehadiran Paul Marshall dan The Media Project akan menguatkan advokasi media yang harus terus-menerus ditantang dalam menghidupkan jurnalisme keberagaman lewat karya-karya jurnalistik yang mendamaikan kehidupan masyarakat yang majemuk,” ujar pria yang akrab disapa Alex ini memungkasi.

Baca juga  Di Dermaga Marina Ancol, 430 Penumpang Kapal Scan PeduliLindungi Sebelum Berangkat ke Pulau Seribu

CP Panitia:
Singgih Sasongko 0813 2840 3166
Hellen 0813 8552 3251
Herto 0852 5300 8005

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here