Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Itu ungkapan yang indah dan penuh makna, karena dalam realitas kehidupan ini tidak semua orang mau bekerja dengan hati. Bekerja dengan hati mengandung seribu satu makna, antara lain : bekerja dengan penuh ketulusan, bekerja dengan tanpa paksaan, bekerja tanpa pamrih dan tidak cari nama atau cari muka. Nah orang-orang yang bekerja dengan hati itu selain karena mereka mencintai pekerjaannya, juga mereka sadar bahwa manusia itu adalah “homo laboran” atau manusia yang bekerja, manusia yang harus menghasilkan karya. Mereka sadar bahwa Allah menempatkan manusia didunia ini untuk bekerja.
Karena disamping manusia yang bekerja dengan hati, ada juga manusia yang bekerja dengan mulut. Ciri dari manusia yang bekerja dengan mulut itu, antara lain : kerjanya sedikit bicaranya banyak, hanya omdo alias omong doang tetapi bicaranya selangit dan kadang suka memuji diri sendiri. Kalau tidak banyak bicara dia demam, semuanya mau dikomentari karena mulutnya tidak bisa diam. Kadang kata orang, mungkin waktu lahir, “mulutnya duluan”. Ini ungkapan yang agak lucu, tetapi ada didalam kenyataan hidup kita. Dan biasanya mereka yang bekerja dengan mulut itu, hanya tau memerintah tetapi dia malas.
Orang-orang yang bekerja dengan hati itu mereka sungguh-sungguh, dan karena itu mereka hasilkan banyak prestasi. Biasanya mereka lebih utamakan kepentingan orang lain dan orang banyak, ketimbang kepentingan diri sendiri. Mereka mampu menempatkan diri pada parasaan orang lain atau rasa empati. Mereka tidak suka menonjolkan diri dan bekerja secara diam tetapi berprestasi, satu ucapan seribu makna, satu tindakan seribu karya. Orientasinya pada hasil, tidak banyak teori kosong yang asbun atau asal bunyi. Mereka menonjol dalam prestasi kerja karena bekerjanya dengan hati, tidak asal asalan.
Orang-orang yang bekerja dengan hati itu ada dimana-mana, mulai dari lingkungan keluarga, institusi pemerintah atau negara dan bangsa tetapi juga di lingkup internasional. Kita tentu tergoda untuk bertanya, adakah orang-orang yang bekerja dengan hati seperti ini didalam atau dilingkungan Gereja Tuhan. Tentu dan pasti ada, yaitu mereka yang disebut pelayan atau hamba-hamba yang melayani dengan hati. Mereka tentu tidak asal bekerja dan melayani, tetapi mereka mempedomani nasehat Tuhan, “aku datang untuk melayani bukan untuk dilayani”(Matius 20:28), itulah motto hidup mereka yang melayani dengan hati.
Selamat beraktivitas dan bekerja dengan hati! Gb.
With my sist in Christ, Getruida Ferdinandus. Gb!