Aku Akan Membuat Engkau Menjadi Bangsa Yang Besar

0
540

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Kejadian 12:1-9

(1) Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu; (2) Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. (3) Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” (4) Lalu pergilah Abram seperti yang difirmankan TUHAN kepadanya, dan Lot pun ikut bersama-sama dengan dia; Abram berumur tujuh puluh lima tahun, ketika ia berangkat dari Haran. (5) Abram membawa Sarai, isterinya, dan Lot, anak saudaranya, dan segala harta benda yang didapat mereka dan orang-orang yang diperoleh mereka di Haran; mereka berangkat ke tanah Kanaan, lalu sampai di situ. (6) Abram berjalan melalui negeri itu sampai ke suatu tempat dekat Sikhem, yakni pohon tarbantin di More. Waktu itu orang Kanaan diam di negeri itu. (7) Ketika itu TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu.” Maka didirikannya di situ mezbah bagi TUHAN yang telah menampakkan diri kepadanya. (8) Kemudian ia pindah dari situ ke pegunungan di sebelah timur Betel. Ia memasang kemahnya dengan Betel di sebelah barat dan Ai di sebelah timur, lalu ia mendirikan di situ mezbah bagi TUHAN dan memanggil nama TUHAN. (9) Sesudah itu Abram berangkat dan makin jauh ia berjalan ke Tanah Negeb.

 

Panggilan Allah kepada Abram dalam bacaan ini adalah permulaan dari datangnya era baru. Melalui dirinya dan keluarganya Allah akan membawa umat manusia memasuki perubahan mendasar. Kepada Abraham, Allah berkata: “… olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat” (ayat 3).

Baca juga  Ubi Peccat Aetas Maior, Male Discit Minor: Ketika Yang Lebih Tua Melakukan Kejahatan Maka Yang Lebih Muda Akan Belajar Dari Kesalahan Itu

Dalam menghadapi perubahan mendasar itu, kita akan melihat beberapa hal penting dari Abram. Hal-hal penting itu rasanya perlu kita jadikan sikap dalam menyongsong masa depan kita yang akan diwarnai dengan perubahan-perubahan besar.

Pertama. Ayat 1 dimulai dengan perkataan: “Berfirmanlah TUHAN kepada Abram …” Inilah awal yang tepat dan baik. Menyongsong masa depan, bahkan memasuki perubahan-perubahan yang akan datang, kita mesti mendasarkan hidup kita pada apa yang dikehendaki Tuhan. Kita harus mengenal firman-Nya. Inilah yang pertama dan terutama menjadi sikap kita.

Kita mau maju, kita mau berkembang, tapi kita memerlukan filter untuk menyaring apa yang baik dan apa yang jahat. Filter itu adalah firman Tuhan. Dengan filter ini kita akan semakin memperteguh iman kita dalam menghadapi dunia yang semakin berubah.

Kedua. Dalam firman-Nya, Tuhan berkata: “Pergilah …” Kata ini sangat penting untuk kita hayati. Pergi, artinya bergerak, berjalan. Dengan kata lain kehidupan kita adalah kehidupan yang dinamis, tidak mandeg, tidak statis dan tidak loyo. Jadi, kita adalah gereja yang diusuruh ‘pergi’. Gereja yang bergerak maju dan terarah ke luar. Bukan jalan di tempat dan sibuk dengan dirinya sendiri.

Dalam era perubahan sekarang ini kita diutus untuk ‘pergi’. Kita pergi (berkarya) untuk memberi makna hidup kita bagi dunia ini.

Ketiga. Abram disuruh pergi dari …… ke …….” Abram keluar dari tempatnya. Ia meninggalkan tempatnya yang sebenarnya sungguh menyenangkan. Jangan kita pikir Abram dengan mudah saja meninggalkan kampung halamannya dan pergi ke suatu tempat yang belum diketahuinya. Tapi toh Abram pergi. Walau ia belum tahu tempat yang dituju, ia tetap bergerak keluar.

Inilah langkah yang harus kita lakukan. Meninggalkan apa yang sekarang membuat kita senang dan nyaman. Kalau kita terus bertahan, maka kita tidak akan maju. Jangan ragu-ragu. Memang, dari kaca mata dunia, masa depan belumlah merupakan sesuatu yang pasti. Tetapi bagi Allah ada sesuatu yang pasti yang akan kita terima. Salah satu yang terpenting dari kepastian itu adalah kemenangan!

Baca juga  Pdt. Weinata Sairin: "The first responsibility of a leader is to define reality. The last is to say thank you. In between the leader is a servant" (Max DePree)

Jika kita mau melangkah menuruti apa yang dikehendaki-Nya, Dia akan membuat kita menjadi besar. Besar dalam arti kaya pengalaman dan karunia Tuhan.

Tahun-tahun pelayanan masih terbentang luas di hadapan kita. Di sana Tuhan menyediakan perkembangan yang penuh pemeliharaan-Nya. Maukah kita melangkah ke sana ketika Tuhan menyuruh kita: “Pergilah …!”?

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here