Oleh: Yonghan
Terhadap janji akan *memperoleh hidup yang kekal,* kita terlebih dahulu harus sungguh-sungguh menyadari kalau setiap manusia akan binasa kekal.
Segala aspek dalam hidup kita sudah tercemar kuasa dosa. Baik pikiran, perkataan, perbuatan, maupun kehendak kita sudah dirusak oleh kuasa dosa. Bahkan sejak di kandungan, kita sudah menjadi makhluk yang rusak total (Mzm 51:5).
Alkitab dengan jelas menyatakan tak ada yang benar di hadapan Allah. Seorang pun tidak. Tak seorang pun yang mencari Allah (Rom 3:10-19). Secara alami, manusia tidak-mau-dan-tidak-bisa mencari Allah (unwilling+unable).
Setiap manusia terlahir sebagai musuh Allah. Sebagai Allah Yang Mahaadil, dosa sekecil apa pun harus dihukum. Allah tidak bisa tidak menghukum dosa. Karena itu, satu-satunya kewajiban Allah hanyalah membinasakan kita.
Manusia layak-dan-pantas dibinasakan. Binasa kekal adalah satu-satunya yang layak-dan-pantas bagi kita. Untunglah Allah juga Mahakasih, tidak hanya Mahaadil.
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh3:16).
Kita diselamatkan dari murka Allah (Yang Mahaadil) oleh kasih Allah (Yang Mahakasih). Itulah Injil. Itulah Kabar Baik.
Sebelum paham apa kabar baiknya, Saudara harus benar-benar paham apa kabar buruknya. Karena itu, bertobat adalah ketika kita sungguh-sungguh menyadari betapa rusaknya kita saat ini. Kita tidak sebaik yang kita pikir.
Ketika kita sungguh-sungguh menyadari kalau kita “sakit”, barulah kita sungguh-sungguh menyadari kalau kita membutuhkan tabib. Ketika kita sungguh-sungguh menyadari akan binasa kekal, barulah kita sungguh-sungguh menyadari kalau kita membutuhkan Juruselamat.
Karena itu, jika Saudara mengaku dengan mulutmu bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan (Rom 10:9).
Itulah “pakaian pesta-“nya. Hidup kekal menjadi konsekuensinya.