Jangan Pernah Ragu Kepada Tuhan!

0
1149

Oleh: P. Adriyanto

 

Pada saat anda masih anak-anak, pada pagi hari terutama pada hari libur, pasti anda pernah merasa malas untuk bangun walau ingin buang air kecil. Bangun-tidak-bangun-tidak.

 

Namun, banyak juga anak-anak sampai dewasa dan menjadi kakek/nenek, selalu maju mundur hanya untuk masalah sepele yakni bangun dari tempat tidur untuk buang air kecil. Tidak sedikit yang ngompol, tapi ya nggak kapok-kapok.

 

Kebiasaan-kebiasaan yang maju-mundur dan ragu-ragu ini kemudian menjadi sifat keragu-raguan yang terlekat kuat pada kepribadian mereka.

 

Dalam behavioral science (ilmu perilaku), orang-orang tsb dikategorikan sebagain *quitters*.

 

Orang-orang ini tidak memiliki rasa percaya diri, selalu ragu untuk bertindak sehingga tidak memiliki daya juang.

 

Belum bertindak sudah merasa tidak bisa, pasti gagal. Jadi bisa kita bayangkan bahwa mereka akan selalu menjadi pecundang dalam semua aspek kehidupan (pekerjaan/karir, bisnis, olah raga, pendidikan, keagamaan dan rumah tangga). Bila anda seorang gadis, pasti tidak suka terhadap pemuda yang selalu ragu dalam menyatakan cintanya.

 

Lalu apa kaitannya dengan keimanan kita?

*”Orang yang bimbang sama dengan gelombang laut, yang diombang-ambingkan kian ke mari oleh angin. Orang yang demikian janganlah mengira bahwa dia akan menerima sesuatu dari Tuhan. Sebab yang mendua hati tidak akan tenang dalam hidupnya.”*

*Yakobus 1:6~8*

 

Iman memberi kekuatan kepada kita untuk terus mendaki gunung dan tidak berhenti sampai di kaki gunung.

 

Setiap orang pasti mengalami kegagalan, namun bila kita punya iman, keyakinan bahwa kita pasti berhasil, maka Tuhan pasti memberkati kita.

 

Kita harus percaya kepada Tuhan dengan segenap hati kita sehingga Tuhan akan selalu meneguhkan dan menguatkan iman kita. Biarpun badai dan gelombang menerpa hidup kita, tangan Tuhan pasti memegang dan menyelamatkan kita. *Jangan pernah ragu.*

Baca juga  Pdt. Weinata Sairin: "The first responsibility of a leader is to define reality. The last is to say thank you. In between the leader is a servant" (Max DePree)

 

*”Serahkanlah hidupmu kepada Tuhan dan percayalah kepada-Nya.”*

*Amsal 3:5~6*

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here