Oleh: Christian T
Syalom, sahabat-sahabat yang terkasih dalam Kristus Yesus.
Meraih kesuksesan lebih mudah daripada mempertahankan. Dan ketika sampai pada puncak kesuksesan godaan akan datang lebih dahsyat dan lebih gencar. Godaan itu bisa datang dari Iblis, dunia, dan diri sendiri.
Musuh terbesar adalah diri sendiri yaitu kesombongan, keegoisan, dan hawa nafsu atau pengendalian diri yang rendah.
Dari pembacaan kali ini kita mendapatkan Daud mengalami kekalahan dari godaan Iblis dan dirinya sendiri. Daud jatuh dalam dosa kesombongan selain melanggar ketetapan atau perintah TUHAN yang diberikan melalui Musa kepada bangsa Israel. Dosa kesombongan inilah yang paling dibenci TUHAN.( Ams 16:16-19 ). Awal mulanya kejatuhan Iblis dan hawa adalah kesombongan dengan keinginan untuk menggantikan posisi Allah untuk disembah dan menjadi seperti Allah ( Kej 3:5, Yes 14:12-14 ). Demikian pula puncak kesombongan manusia terjadi pada peristiwa Menara Babel ( Kej 11:1-26 ).
Lalu bangkitlah Iblis melawan Israel dan membujuk Daud untuk melakukan sensus. Sebenarnya bukan sensus yang salah, tetapi caranya yang salah. Daud tidak bertanya dahulu kepada TUHAN dan melakukannya tidak sesuai atruran yang sudah ditetapkan-Nya. ( Aturan mengenai sensus baca Kel 30:11-16 ).
Daud langsung memerintahkan kepada Yoab tanpa nenghiraukan peringatan dari Yoab. Lalu Yoab melaksanakan titah raja dan melaporkan hasilnya yaitu ada sejuta seratus orang Israel dan ada empatratus tujuhpuluh orang Yehuda yang dapat memegang pedang, kecuali suku Lewi dan Benyamin (1-6)
Sahabat yang terkasih,
Alhasil dari perbuatan Daud yang melanggar perintah dan ketetapan TUHAN, maka hal itu jahat di mata Allah dan dihajarnya Israel. Sebagai konsekuensinya Daud dan bangsa Israel harus menerima hukuman. Daud menyadari kesalahannya dan memohon agar dijauhkannya kesalahanya itu dari hadapan TUHAN. Namun TUHAN memberikan kepada Daud pilihan yang harus diputuskan satu dari diantara ketiga hukuman yang harus diterima oleh Daud dan bangsa Israel yaitu : tiga tahun kelaparan atau tiga bulan lamanya melarikan diri dari hadapan lawanmu, sedang pedang musuhmu menyusul engkau, atau tiga hari pedang TUHAN, yakni penyakit sampar, ada di negeri tui, dan malaikat TUHAN mendatangkan kemusnahan di seluruh daerah orang Israel.
Lalu berkatalah Daud kepada Gad, pelihatnya untuk disampaikan kepada TUHAN agar jatuh ke dalam tangan TUHAN karena sangat besar kasih sayang daripada jatuh ke dalam tangan manusia. (7-13).
Melihat malaikat TUHAN menghunus pedang dan mengacungkan pedangnya ke arah Yerusalem, maka Daud dengan berkain kabung beserta tua-tua Israel memohon pengampunan dan Daud memohon agar biarlah hukuman ditanggung oleh Daud dan keluarganya saja, jangan kepada umat-Nya.(14-17).
Sahabat terkasih, kita dapat melihat ada beberapa kesalahan dan juga tindakan Daud selanjutnya yang benar setelah mendapatkan teguran TUHAN :
1. Ketika Daud nengambil keputusan untuk melakukan pendaftaran penduduk atau sensus tidak mencari TUHAN dan lebih dahulu meminta petunjuk-NYA, sehingga dia kalah pada bujukan Iblis.
2. Tindakan Daud inilah yang menunjukkan bahwa Daud sudah dihinggapi kesombongan diri dan sudah mulai tidak mengandalkan Allah. Daud bangga akan kehebatannya dan jumlah orang Israel dan Yehuda yang banyak dan mampu menyandang senjata.
3. Dan yang paling utama kesalahan Daud dan sangat berdosa kepada TUHAN adalah Daud melanggar ketetapan, aturan dan perintah-Nya. Daud mabok kemenangan dan kesuksesan sehingga melupakan TUHAN dan tidak menghormati dan menghargai-Nya.
4. Inilah tindakan Daud yang benar dan positif yaitu setelah mendapatkan teguran dari TUHAN, Daud nenyadari kesalahannya dan memohon pengampunan dari-Nya. Daud menyerahkan keputusan pilihan atas hukuman kepada TUHAN asalkan tidak menpermaluk diri Daud.
5. Dan tindakan positif lainnya adalah ketika TUHAN hendak mendatangkan tulah kepada bangsa Israel, Daud dengan berbesar hatii agar hukuman tidak ditimpakan kepada umat-Nys melainkan kepada dirinya dan keluarganya. Daud adalah seorang raja dan pemimpin yang memiliki kebesaran jiwa dan mau mempertanggung jawabkan hukuman atas kesalahannya bukan kepada pihak lain, tetapi kepada diri dan keluargamya.Inilah sebuah model kepemimpinan dan jiwa kepemimpinan yang patut ditiru.
Model dan jiwa kepemimnan Daud ini adalah merupakan tipologi Yesus Kristus yang mau dan rela menanggung dosa dan kesalahan kita dengan menggantikan hukuman yang harus ditanggung oleh kita manusia berdosa dan layak dihukum ini. Yesus yang tanpa dosa dan salah ini dihukum mati diatas kayu salib atas kehendak Bapa-Nya untuk menunjukkan keadilan dan kasih-Nya.
6. Keadilannya adalah setiap dosa dan kesalahan ada konsekuensinya taitu hukuman ( Keh 2:17, Kej 3:14,16-17, Rom 3:23, 6:23 ). Hukuman di dunia ini bisa berupa penyakit, kesusahan, penjara, kekacauan atau ketidakadaan ketentraman dan kedamaian.
Hukuman ini bisa menimpa pribadi, keluarga, komunitas atau bangsa.
Namun karena sifat kasih yang melekat pada diri TUHAN, maka TUHAN membuka pintu pengampunan selebar-lebarnya dan seluas-luasnya kepada mereka yang mau menyadari dan mengakui dosa dan kesalahannya kepada TUHAN dan menohon pengampunan-NYA. $ baca : Yes 1:18, Maz 103:8-12, 1 Yoh 1:9 ).
Sobat,
Marilah kita mengambil hikmah dari kesalahan dan tindakan yang benar dari Daud ini. Saat hendak mengambil keputusan yang sangat penting dan krusial jangan lupa mencari TUHAN dan meminta petunjuk-Nya. Jangan sampai tindakan yang kita ambil salah dan tidak sesuai kehendak Nya dan bahkan melanggar firman-NYA.
Dan saat kita berada pada pisisi puncak kesuksesan, kemenangan, kejayaan baik secara jasmanii maupun rohani, dalam bidang rohani maupun sekuler jangan menjadi lupa diri, sombong dan mengandalkan semua itu. Ingatlah selalu bahwa semuanya itu dari TUHAN dan harus dipergunakan untuk kemuliaan-NYA.
Ingatlah selalu bahwa si Iblis berjalan berkeliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya.( 1 Pet 5:8 ).
Teladanilah Yesus tatkala menghadapi pencobaan di padang gurun dan Iblis memanipulasi firman TUHAN dilawan dengan firman TUHAN pula, dan Yesus selalu mencari Allah dengan berdoa dan puncaknya di Getsemani.
Lalu jikalau kita telah melakukan kesalahan dan dosa, datanglah kepada Yesus atau ketika mendapat teguran-NYA, akuilah dan minta pengampunan dari NYA dan bertobatlah denhsn mengulanginya lagi.
Akhirnya jikalau saat ini kita sedang dan mungkin akan menduduki kursi pimpinan, jadilah pemimpin yang memiliki jiwa besar dan mau serta berani memikul dan menanggung tanggung jawab dengan segala konsekuensinya.
Ada slogan yang mengatakan: “Tidak ada prajurit yang salah, adapun yang salah¿adalah komandannya. ”
Tuhan Yesus memberkati.
Salam dan doa