Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty.
Siapa yang mencintai Indonesia maka dia akan mencintai perbedaan, karena itulah ciri berbangsa kita “BHINNEKA TUNGGAL IKA”, Berbeda-beda Tetapi Tetap Satu. Inilah gagasan brilian dari para founding-fathers kita yang diwakili oleh Soekarno-Hatta. Dan gagasan ini punya akar yang kuat didalam budaya bangsa kita dari Sabang sampai Merauke. Artinya berbeda suku, berbeda agama, berbeda ras dan golongan itulah yang menjadi ciri budaya bangsa kita dari pra, selama maupun paska adanya NKRI.
Kalau sekarang “revolusi bunga” sedang merambat dengan luarbiasa hebat, mulai dari DKI-Jkt sampai di lingkungan TNI dan Polri bahkan sampai ke istana presiden, ini memberi petunjuk kepada kita bahwa ada “perlawanan secara damai”. Artinya, pada saat sebagian warga masyarakat menunjukkan “keberingasan jalanan” melalui demo yang mengerikan, maka revolusi bunga adalah jawaban yang mau menunjukan bahwa bangsa kita punya budaya dan tatakrama yang santun, soft dan penuh makna sedang didemonstrasikan.
Pemerintah punya tanggung-jawab yang luarbiasa besar bagi kemakmuran dan kemaslahatan bangsa, karena pemerintah adalah “Hamba Allah”(Roma 13) yang ada untuk kepentingan seluruh rakyat dan bangsa Indonesia. Karena itu dengan perkembangan yang terjadi akhir-akhir ini, yang kecenderungannya mengancam kebinekaan bangsa dan ciri kita sebagai bangsa yang berbeda-beda, sadarkan kita semua. Bangsa ini tidak boleh dipaksakan hanya oleh satu kelompok atau golongan, karena kita ber-bhineka.
Ada kelompok kelompok yang akhir-akhir ini jelas jelas ingin menafikan paham “Bhinneka Tunggal Ika”, yang diduga seakan mau jadikan bangsa ini seragam dari sisi agama tertentu dan bertentangan dengan Pancasila, UUD ’45, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI. Sebagai warga bangsa yang mencintai negaranya, kita harus mewaspadai semua perkembangan ini, dan tidak boleh menganggap semua ini biasa biasa saja. Kebhinekaan kita sedang mengalami ancaman nyata, Pancasila sedang alami ujian berat saat ini.
Tetapi kita sangat yakin bahwa, Tuhan yang menghendaki adanya Negara Kesatuan Republik Indonesia, tidak menghendaki adanya upaya upaya yang merongrong Kebinekaan ini. Bahkan kita yakin, Tuhan sendiri akan melawan para pengacau negara dengan menggunakan “tangan tangan aparat hukum” dan aparat negara dibidang keamanan yang diberi tugas untuk mengawal negara dan bangsa ini. Karena pemerintah adalah “hamba Allah yang berhak menyandang pedang atau menghukum siapa saja penghianat negara ini(Roma 13:4).
Mari kita jaga dan rawat NKRI demi masa depan Indonesia! Gb.