Allah Sumber Pertolongan Sejati

0
1600

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Yeremia 20:7-13

(7) Engkau telah membujuk aku, ya TUHAN, dan aku telah membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku dan Engkau menundukkan aku. Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku. (8) Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa berseru: “Kelaliman! Aniaya!” Sebab firman TUHAN telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari. (9) Tetapi apabila aku berpikir: “Aku tidak mau mengingat Dia dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya”, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku; aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup. (10) Aku telah mendengar bisikan banyak orang: “Kegentaran datang dari segala jurusan! Adukanlah dia! Kita mau mengadukan dia!” Semua orang sahabat karibku mengintai apakah aku tersandung jatuh: “Barangkali ia membiarkan dirinya dibujuk, sehingga kita dapat mengalahkan dia dan dapat melakukan pembalasan kita terhadap dia!” (11) Tetapi TUHAN menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka akan menjadi malu sekali, sebab mereka tidak berhasil, suatu noda yang selama-lamanya tidak terlupakan! (12) Ya TUHAN semesta alam, yang menguji orang benar, yang melihat batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku. (13) Menyanyilah untuk TUHAN, pujilah TUHAN! Sebab ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat.

 

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai abdi Allah, Yeremia sering menghadapi kesulitan dan penderitaan. Namun ia tetap setia. Ketika Ia menyampaikan nubuat bagi bangsanya, Israel, orang-orang menertawakan dan mengolok-olokkannya. Yeremia mengakui hal ini dan berkata: “Aku telah menjadi tertawaan sepanjang hari, semuanya mereka mengolok-olokkan aku. Sebab setiap kali aku berbicara, terpaksa aku berteriak, terpaksa aku berseru: ‘Kelaliman! Aniaya!’ Sebab firman Tuhan telah menjadi cela dan cemooh bagiku, sepanjang hari” (ayat 7c-8).

Baca juga  Bercahaya Seperti Bintang

 

Yeremia bahkan disiksa dan ditawan bagaikan pencuri. Kadang-kadang Yeremia berpikir bahwa dia tidak sanggup lagi bertahan. Orang-orang yang melawannya terlalu berani dan kuat. Dia mengeluh dan menumpahkan segala perasaannya kepada Tuhan. Keadaan pahit membuat Yeremia meragukan panggilannya. Ia menuduh Tuhan memaksanya masuk dalam situasi seperti itu (ayat 7a). ia telah melakukan tugasnya namun ditentang banyak orang.

 

Yeremia ingin supaya dia hidup damai dan tenang. Dia berpikir untuk meninggalkan tugasnya dan pergi ke suatu tempat yang aman. Tetapi hal ini tidak mungkin dilakukannya. Yeremia berkata: “Apabila aku tidak mengingat Dia, dan tidak mau mengucapkan firman lagi demi nama-Nya, maka dalam hatiku ada sesuatu yang seperti api yang menyala-nyala, terkurung dalam tulang-tulangku, aku berlelah-lelah untuk menahannya, tetapi aku tidak sanggup” (ayat 9).

 

Yeremia mengalami ‘tekanan’ dari dua arah. Pertama, Tuhan menghendaki Dia bernubuat bagi bangsa Israel. Kedua, orang-orang sebangsanya melawan dia bahkan menyuruhnya untuk tutup mulut. Yeremia nmerasa berat menghadapi dua ‘tekanan’ ini.

 

Bagaimana akhirnya Yeremia harus menghadapi tantangan itu? Dia memusatkan pikirannya kepada Tuhan. dia menyerahkan dirinya sepenuhnya kepada Tuhan dan kembali mengingat janji-janji-Nya. Ya, Tuhan ternyata tidak membiarkannya sendiri. itulah sebabnya Yeremia berkata: “Tetapi Tuhan menyertai aku seperti pahlawan yang gagah, sebab itu orang-orang yang mengejar aku akan tersandung jatuh, dan mereka tidak dapat berbuat apa-apa” (ayat 11).

 

Seperti Yeremia, kita selaku orang Kristen dipanggil Tuhan untuk melaksanakan kehendak-Nya. Dalam hal ini kita sering dilawan dan ditolak. Barangkali kita juga mengeluh seperti Yeremia dan ingin lari dari panggilan itu. Namun ingatlah bahwa sumber pertolongan kita yang sejati ialah Tuhan. Ia akan memenangkan kita dalam segala pekerjaan kita. Ia akan menolong setiap hamba-hamba-Nya.

Baca juga  Doa Yang Besar (1)

 

Yeremia pada akhirnya berkata: “Menyanyilah untuk Tuhan, pujilah Tuhan! Sebab Ia telah melepaskan nyawa orang miskin dari tangan orang-orang yang berbuat jahat” (ayat 13). Yeremia tidak menggerutu lagi, ia kini bangkit dengan nyanyian pujiannya.

 

Pujilah Tuhan! Itulah seruan yang tepat di tengah kesulitan kita. Jangan mengeluh saja. Pujilah Tuhan! Sebab Dia tidak akan meninggalkan kita. Ia sendiri akan menolong kita dari tekanan para lawan dan orang-orang yang menentang kita dalam melaksanakan tugas-Nya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here