Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Selama hampir 3 bulan lebih, sebagai warga Jakarta kita semua disibukkan oleh kemeriahan “pesta pora demokrasi” Pilkada DKI-Jakarta. Begitu banyak energi telah dikeluarkan, bahkan kadang terbuang sia-sia dan hampir mempolarisasi warga ibukota yang terkotak-kotak sebagai pemilih. Sekarang kita harus legowo dan rasional menerima hasil nyata yang sudah ada dan sekarang kembali Kerja, Kerja, Kerja, itu jurus Presiden Jokowi sebagai nasehat yang tepat. Tinggalkan kesedihan bagi yang kalah dan kembali “move-on”, serta jangan terlalu gembira berlebih bagi yang menang, karena anda harus hadapi kenyataan kerja.
Semua janji-janji yang sudah dilontarkan saat kampanye, akan ditunggu dan akan ditagih oleh masyarakat Ibukota. Baik mereka yang pro maupun kontra, sama-sama akan menagih “janji-janji sorga” didalam kampanye yang sudah berlalu. Anda yang menang harus bisa membuktikan nanti bahwa, anda lebih hebat dari yang kalah dan lebih bisa dipercaya untuk memimpin kedepan. Sedangkan anda yang kalah, tidak perlu kecewa, karena anda telah membuktikan sebuah prestasi kerja yang hebat luarbiasa dengan tingkat kepuasan publik diatas 70%. Karena itu bagi sang petahana dan para pendukungnya, tidak usah kecewa, marilah “move-on” serta legowo.
Sekarang saatnya warga Jakarta menagih janji, dan yang berjanji harus bisa menepatinya agar tidak membawa kekecewaan. Sebab pemimpin itu dihargai karena bisa menepati janjinya, bukan hanya janji tinggal janji. Mari kita sama-sama benahi Jakarta sebagai Ibukota negara, tempat tinggal kita bersama, karena ini menjadi kewajiban dan tanggung-jawab kita semua. Lupakan sakit hati, tinggalkan segala bentuk kekecewaan, dan bersiap-siaplah untuk menghadapi realitas yang ada didepan mata kita. Karena ada begitu banyak masalah Ibukota yang harus kita selesaikan : banjir, kemacetan, lapangan kerja, rumah dengan DP 0% dan lain-lain.
Selamat bagi yang menang, dan legowolah bagi yang kalah!
Bersama semua yang beriman, kita terus hadapi kenyataan.
Tuhan memberkati.
