Oleh: Pdt. Weinata Sairin
Orang.yang berusia tua, dengan rambut yang makin memutih memiliki status yang amat terhormat dalam kehidupan masyarakat kita. Kata-kata dan perbuatan mereka menjadi sumber referensi dan teladan bagi generasi yang lebih muda. Para orang tua yang sering disebut ‘sesepuh’ dalam banyak organisasi dilibatkan sebagai Penasihat agar pemikiran dan pengalaman mereka dimasa lalu, walau berbeda konteks, dapat tetap bisa dikontribusikan bagi organisasi di zaman modern yang memiliki konteks dan dinamika yang berbeda.
Untuk menghormati orangtua bahkan kini ada organisasi di tingkat nasional yang secara khusus memberikan pelayanan bagi kaum usia lanjut. Dalam lembaga-lembaga keagamaan dan civil society ada komisi atau bidang yang memberikan ruang bagi warga usia lanjut untuk berkarya dan berperan. Tentu hal ini merupakan sesuatu yang amat bermakna terutama bagi kaum usia lanjut sehingga mereka tidak terus menerus terpukau dan terpenjara pada usianya yang sepuh dan lanjut.
Ada banyak pepatah yang berhubungan dengan orangtua. Misalnya ungkapan yang menyatakan bahwa ‘menjadi tua adalah sebuah penyakit bahkan penyakit yang tidak tersembuhkan’. Ya memang benar bahwa menjadi tua itu adalah bagian dari proses kehidupan. Tua tak bisa dihambat, mungkin bisa sedikit ‘diperlambat’ lewat pil atau suntikan anti aging. Tapi ketuaan dan atau usia tua tak bisa disembunyikan.
Usia tua tak boleh diratapi, sebaliknya di syukuri dalam ungkapan syukur kepada Tuhan karena Ia menganugerahkan kehidupan kepada kita. Makin tua sejatinya kita harus mrnjadi, menjadi makin berhikmat, menjadi makin soleh dan beriman, menjadi makin siap menerima panggilan Tuhan; dan bukan menjadi-jadi, dalam konotasi negatif.
Menarik untuk mencermati pepatah yang dikutip dibagian awal tulisan ini. Pepatah ini bicara tentang *yang lebih tua* bukan tentang *orang tua*. Artinya pepatah ini tidak secara spesifik ‘menohok’ orang tua dari perspektif generasi tetapi orang dari berbagai usia yang memiliki keberbedaan usia.
Konkretnya jika kita berusia 50 tahun dan kita dicokok KPK karena melakukan korupsi, maka mereka yang berusia dibawah 50 tahun akan banyak belajar dari kasus yang kita alami. Mari kita semua, yang tua dan yang muda, yang soleh dan beragama, kita wujudkan hidup yang baik, yang bisa menjadi teladan bagi dunia. Jika kita umat beragama setiap weekend harus dipanggil KPK dan terus masuk ke hotel prodeo apa kata Dunia???
Selamat berjuang. God bless.