VICIT ITER DURUM PIETAS: KESALEHAN TELAH MENGALAHKAN JALAN YANG SULIT

0
622

Oleh: Pdt. Weinata Sairin

“Saleh” adalah istilah yang amat populer dalam kehidupan masyarakat kita. Seseorang disebut saleh karena rajin beribadah, setia menjalankan perintah agama, acap melaksanakan perbuatan amal dalam kehidupan sehari-hari. Seseorang disebut saleh adalah juga karena ia aktif dalam berbagai aktivitas keagamaan, memberikan tausyiah ke berbagai tempat, menyampaikan ceramah agama, atau ia memiliki pondok pesantren dengan ribuan pesantren di dalamnya.

Acapkali orang berbicara tentang adanya realitas dikotomis antara ‘kesalehan individual/ritual” dengan’, kesalehan sosial’. Seseorang dalam praktek memiliki kesalehan individual/ritual, ia amat fasih dalam melafalkan ayat-ayat Kitab Suci namun pada sisi lain orang itu tidak peka terhadap masalah-masalah sosial yang ada, ia abai dan membisu terhadap masyarakat bawah yang terkapar dalam jeratan kemiskinan tanpa daya.

Sikap dikotomis dan polarisasi seperti itu yang ada sejak lama bahkan mendapat kritik pedas dari para tokoh. Orang seperti Nurcholis Madjid atau Munawar Sadzali semasa hidupnya dalam tulisan-tulisannya mendorong agar ada sinkronisasi antara kesalehan indivisual/ritual dengan kesalehan sosial.

Di masa depan tatkala seseorang sudah benar-benar memiliki sikap keberagamaan yang kuat, matang maka sikap dikotomis seperti itu seharusnya sudah terpupus. Kesalehan individual mesti membuah dan mewujudnyata dalam kesalehan sosial. Tidak boleh ada paradoks antara kesalehan individual/ritual dengan kesalehan sosial. Harus ada keseiringan antara kesalehan individual /ritual yang bernuansa vertikal-transendental dengan kesalehan sosial yang lebih diwarnai aspek horisontal-imanen.

Kesalehan itu berarti taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah agama. Saleh juga dimaknai dengan suci, beriman, sikap ketaatan/kepatuhan menjalankan ibadah. Itulah rumusan-rumusan yang bisa kita temukan dalam KBBI. Penting kita menyimak pepatah yang dikutip diawal tulisan ini : kesalehan telah mengalahkan jalan yang sulit. Kesalehan, sikap religius yang kukuh, sikap keberagamaan yang matang berpotensi untuk mengatasi jalan yang sulit. Dalam konteks itu kesalehan memiliki makna positif, kesalehan menempatkan seseorang dalam relasi yang kuat dengan Tuhan karena itu ia mampu mengalahkan berbagai kesulitan hidup.

Baca juga  Kepada Siapa Kita Mendengar?

Pupuklah dan wujudkan hidup yang saleh, baik kesalehan individual/ritual maupun kesalehan sosial.

Selamat berjuang. God bless.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here