Oleh: Pdt. Weinata Sairin
Pada tahun.1980-an pada waktu di persidangan gerejawi atau seminar, Dr TB Simatupang sering sekali mengulang-ulang garis besar pemikirannya, demikian juga Istilah teknis (terminus tehnikus) atau kata-kata kunci, ada kawan-kawan yang heran apa pentingnya pengulangan itu. Mengapa Pak Sim-panggilan akrab Dr TB Simatupang selalu mengulang-ulang pemikirannya. Apakah karena pemikiran itu begitu penting? Atau agar masyarakat luas lebih mengenal dan mendalami pemikiran beliau.
Salah satu pemikiran pak Sim yang acapkali diulang-diulang dalam berbagai kesempatan adalah “Pembangunan Nasional Sebagai Pengamalan Pancasila” (PNSPP). Pemikiran tentang PNSPP ini ingin menggarisbawahi bahwa pembangunan yang dilaksanakan di negeri ini tidak boleh menyimpang dari Pancasila. Roh dan spirit pembangunan itu adalah Pancasila sebab itu pembangunan tidak boleh menyengsarakan rakyat. Pancasila menjadi tolok ukur dari pembangunan nasional.
Sebagaimana kita tahu pemikiran tentang PNSPP kemudian masuk kedalam dokumen GBHN dan menjadi referensi dari pelaksanaan pembangunan di Indonesia. Kemungkinan jika pemikiran tentang PNSPP itu tidak berulang-ulang dan terus menerus dikumandangkan lewat berbagai cara, pemikiran itu tidak akan bisa masuk dalam dokumen GBHN.
Dalam pengalaman empirik ternyata pengulangan itu terdapat dalam berbagai bidang. Di dunia pendidikan kita mengenal ada ‘ulangan’ yang dilakukan oleh lembaga sekolah untuk mengecek sejauhmana kemampuan daya serap peserta didik terhadap mata pelajaran yang telah diberikan dalam kurun waktu tertentu sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
Sebuah buku karya sastra yang bagus, sastra Indonesia atau dunia acapkali kita baca berulang-ulang. Lukisan yang bagus, film yang bagus seringkali dilihat berulang-ulang oleh banyak orang. Ya, pengulangan merupakan induk dari belajar, kata orang Romawi. Pengulangan untuk hal-hal tertentu memang amat positif dan perlu. Pengulangan, amat penting dalam proses pembelajaran. Dengan cara itu peserta didik akan lebih mampu memahami sesuatu dengan mendalam sehingga pada saatnya nanti ia benar-benar menguasai bidang tersebut.
Kita pernah juga mendengar semacam peribahasa yang menyatakan bahwa tetesan air yang terus menerus diatas batu akan mampu melubangi batu itu. Hal yang penting disini bukan pada ‘kekuatan batu’ tetapi karena tetesannya terus menerus. Ada pengulangan, ada repetitio disini.
Pepatah kita menyatakan bahwa pengulangan itu penting. Ya tentu hal-hal positif yang mesti diulang. Sebagai umat beragama kita wajib membaca kitab suci berulang-ulang, berdoa, beribadah harus dilakukan kontinyu dan berulang-ulang. Korupsi, mencuri, menipu semua perbuatan negatif tidak bisa diulang.
Mari kita mangulang-ulang narasi yang positif dan menyejukkan, mengulang bahasa yang elegan, mengulang kegiatan doa bersama, bakti sosial bersama. Ayo mengulang perbuatan baik yang berguna untuk membesarkan NKRI.
Selamat berjuang. God bless us.