“SESUNGGUHNYA, ORANG YANG MEMBUSUNGKAN DADA, TIDAK LURUS HATINYA, TETAPI ORANG YANG BENAR ITU AKAN HIDUP OLEH PERCAYANYA” (Habakuk 2:4)

0
732

Oleh: Pdt. Weinata Sairin.

Salah satu ciri dominan manusia adalah sikap sombong. Sombong, angkuh, congkak, arogan acapkali muncul dalam kedirian manusia bahkan sikap itu didemonstrasikan secara sempurna oleh manusia untuk menunjukkan kepribadiannya. Oleh karena itu sikap sombong mewujud nyata dalam bentuk sikap, bahasa tubuh, perkataan dan bisa juga dalam bentuk tertulis. Sikap sombong seringkali menimbulkan distorsi dalam membangun relasi antar manusia sebab sikap seperti itu biasanya diikuti sikap negatif lainnya misalnya egois, merasa paling benar, paling tahu, otoriter, paling saleh, paling hafal ayat Kitab Suci, paling beriman, dan sebagainya. Sikap sombong, arogan dan angkuh sering juga membawa orang pada sikap takabur, seolah ia amat yakin menjadi penghuni surga.

Namun berseberangan dengan itu Habakuk juga menegaskan bahwa orang orang yang benar itu akan hidup oleh percayanya. Orang benar itu adalah orang yang hidupnya memberlakukan firman Allah, orang yang setia berjalan di jalan Tuhan. Orang benar seperti ini hidup karena percayanya, hidup dengan mengandalkan iman. Habakuk yang bernubuat pada abad ke 6 SM amat memberi penekanan pada sosok orang benar yang hidup karena iman, hidup bersandarkan percaya. Orang seperti ini lurus hatinya, jujur, teguh dan berintegritas. Pikiran cerdas Habakuk dikutip Paulus dalam Roma 1.17 dan Galatia 3.11yang menggarisbawahi bahwa orang benar itu tidak selamat karena kebenarannya sendiri tetapi karena kepercayaannya.

Orang benar, orang yang taat kepada perintah Tuhan tidak boleh takabur, menganggap semuanya akan baik-baik saja, akan lancar tanpa masalah. Pergumulan dan tantangan yang dihadapi orang benar justru akan makin kuat, besar dan datang dari berbagai penjuru. Ditengah hambatan tantangan, ancaman dan gangguan (HTAG) semacam ini peranan iman, percaya (faith) sangat penting sekali.

Baca juga  Tuhan Tidak Melupakan Umat-Nya

Kita hidup sekarang ini dalam dunia yang sedang berubah cepat oleh karena percepatan teknologi inform asi dan cengkeraman era digital. Perkembangan IT telah menghadirkan dunia yang makin menyatu, tanpa batas dan menghadirkan sistem diseminasi informasi super cepat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kita hidup ditengah hantaman dan psywar seputar masalah berlabel agama, bentuk negara berbasis agama, rush money, demo bela agama, penistaan agama, berita hoax yang bernuansa provokatif sara, dan berbagai isu lainnya.

Ditengah realitas ini komunitas umat kristiani harus makin bersatu, teguh dan cerdas memahami tanda-tanda zaman serta memantapkan IMAN kepada Allah dalam Yesus Kristus. Kita orang-orang benar, yang hidup memberlakukan firman Allah, harus hidup oleh iman, hidup oleh percaya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here