Oleh: HMT Oppusunggu
Dalam tayangan malam TV acara ‘Kick Andy’ 4-12-2015, kita diasyikkan oleh seorang tukang sulap dengan trck-trick (muslihat) sulapnya yang sangat enak dan mengasyikkan para penonton: sebuah botol minum susu bayi 2x dijatuhkan asistennya dalam sebuah kantong dengan pantat botolnya ke bawah dan diperintahkan timbul kembali dengan dot karet minumnya muncul ke atas. Namun untuk kedua kali itu juga selalu pantat botolnya yang muncul ke atas. Baru setelah untuk ketiga kalinya diperintahkan, dotnya yang muncul ke atas. Si tukang sulap kemudian membuka rahasia trick sulapnya, dengan memperlihatkan, bahwa botol bayi tersebut dikonstruksikan sama, yaitu pantat dan dotnya sama-sama berada pada kedua ujung botolnya. Pada kali ketiga, setelah tricknya dipakai, dotnya yang muncul ke atas… Penonton gembira dan ramai bertepuk tangan setelah si tukang sulap menerangkan trick yang dipakainya.
Ahli sulap dan ahli intelligence seperti Maaroef Sjamsoeddin, Presiden Direktur Freeport Timika, sama-sama ahli memainkan trick-trick, tapi ada perbedaan fundamental. Ahli sulap membohongi penglihatan kita tanpa maksud tersembunyi, sedang ahli intelligence Maaroef pinter memainkan trick-trick tipu muslihat dan tanpa kita sadari kita terjebak dalam jurang penipuan dan kebohongan fatal dari ahli intelligence, Maaroef.
Freeport di Timika yang selama 50 tahun telah mengoperasikan di Papua tambang emas terbesar di dunia, dipenuhi emas melulu sekeliling Timika yang diperkirakan secara pasti tidak akan habis-habisnya masih akan tersedia sampai 20 tahun lagi, sekalipun setelah Kontrak Karyanya (KK) yang sekarang berakhir pada 2021. Dapat dimengerti trick-trick Freeport, i.c. dari Maaroef, untuk melakukan sekarang sejak Januari 2015 perundingan perpanjangan KK Freeport yang sedianya dilakukan baru pada 2019.
Tujuan pokok Freeport adalah supaya tetap memperoleh izin Kontrak Kerja lebih panjang lagi hingga 2041.
Untuk maksud tersebut secara jitu dipilih ahli intelligence bangsa Indonesia menjadi Presdir Freeport. Tentu saja bangsa Indonesia –apalagi seorang sosok intelligence- otomatis mengenal Indonesia jauh lebih mendalam dari orang USA. Melalui berbagai trick Maaroef merasa hakul yakin, bahwa trick-trick perundingan yang dijalankannya, ia pasti bisa berhasil memperoleh KK hingga 2041.
Maaroef sudah sangat kental mengenal baik bobot pimpinan Negara Indonesia sekarang ini… Baru 5 bulan umur Kabinet Jokowi, Soedirman Said, Menteri ESDM, sudah bisa digaet Maaroef dengan trick tipu muslihatnya supaya mulai Januari 2015, Soedirman Said, Menteri ESDM, bersedia bertindak sebagai kakitangan Freeport untuk merundingkan perpanjangan KK … dan Pres. Jokowi pun bisa dikerjain untuk blusukan, 27 Okt. 2015, ke White House dan omong-omong dengan Obama beberapa menit dalam bahasa Indonesia, di mana Obama sendiri sangat fasih… semuanya sekedar untuk melapangkan suasana persetujuan Menteri ESDM untuk memperpanjang KK sampai 2041.
Lima bulan sebelum kunjungan Presiden Jokowi ke White House tadi, diciptakan melalui trick Maarif, 3x pertemuan ‘informal-warong-kopi’ antara Setya Novanto dengan staf Freeport, di mana pada waktu ketiga kalinya pada tgl 8 Juni 2015, Setya Novanto di-trick-in Maaroef melakukannya bersama dengan dirinya sendiri, sambil dihadiri kroco-kroco Maaroef 2-3 orang pembantunya. Perundingan ketiga kali tadi direkam secara diam-diam oleh Maaroef sendiri. Transkrip rekaman tersebut diserahkan pada Soedirman Said yang kemudian begitu cepat berhasil diyakinkan Maaroef untuk memakainya menjadi dasar pengaduan dari Soedirman sendiri atas Setya Novanto yang oleh rekaman dilaporkan –kata trick Maaroef- telah bertindak menjadi calo pencatutan nama Jokowi dan Jusuf Kalla untuk masing-masing harus memperoleh 11% dan 9% saham Freeport. Dengan mudah pula, Soedirman Said bisa diyakinkan Maaroef, supaya delict pidana pencatutan nama –ke-Presiden-an tadi diadukan Soedirman secara enteng sebagai delict pelanggaran-ethik-kehormatan saja… dan Soedirman pun bisa diyakinkan supaya mengadukan Setya Novanto ke MKD saja.
Sesuai dengan anjuran Maaroef, Soedirman sendiri menyampaikan pengaduannya bukan kepada salah satu Wakil Ketua DPR, tapi –sambil melewati Dewan Ketua DPR- menyampaikan pengaduannya kepada Junimart Girsang, anggota DPR tapi sekaligus Wakil Ketua MKD, tanpa pemberitahuan apa-apa kepada Dewan Ketua DPR. Dan sebelumnya Junimart sendiri sudah tentu dikerjain Maaroef untuk menerima begitu saja pengaduan Soedirman tadi tanpa disadari Junimart, bahwa ianya adalah tetap bawahan Setya Novanto, sekalipun menjabat sebagai Wakil Ketua MKD. Junimart yang sangat kondang sebagai lawyer seperti OC Kaligis, namun berani bersandiwara saja sebagai ahli legislatif dan tetap menganggap dirinya sebagai bawahan Setya Novanto … tapi sekarang menjadi lupa daratan dan tertipu di-trick-in oleh Maaroef untuk menobatkan dirinya sebagai ahli Judicial sambil menciptakan MKD sebagai Superbody Nasional di luar-tapi-tetap badan pelengkap DPR tapi berani membelokkannya menjadi Badan Khusus yang bisa menangani delict-pidana menjadi delict kehormatan. Pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden yang disebut Soedirman tertera dalam rekaman Maaroef hanya hasi trick tipu muslihat Maaroef belaka untuk Junimart menerimanya sebagai dasar pengaduan dari Soedirman ke MKD. Padahal, rekaman Maaroef tersebut memang mengandung pembicaraan mengenai saham Freeport, tapi sama sekali tidak pernah menyebut soal “Papa Minta Saham” yang sekarang ini disulap dan dicap menjadi inti pengaduan Soedirman tentang pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden. Jadi, Junimart menyediakan dirinya menjadi korban dari trick tipu muslihat Maaroef. Artinya, pengaduan “Papa Minta Saham” menjadi akal-akalan dan trick tipu muslihat luar biasa dari Maaroef saja. Rekaman memuat dan menyebut nama Luhut Pandjaitan sebanyak 66 kali, hanya untuk memperkeruh dan memperruwet pengaduan “Papa Minta Saham”. Panjaitan sendiri menyangkal terlibat dalam pengaduan “Papa Minta Saham” tadi. Dan tanpa menghadirkan Pandjaitan sendiri dan Presiden serta Wakil Presiden yang nama mereka juga tercantum dalam rekaman Maaroef, sama sekali tidak dihadirkan sebagaimana semestinya sebagai saksi untuk didengar dan dperiksa oleh MKD, tapi langsung memanggil Setya Novanto untuk menghadiri sidang MKD tgl 7-12-2015, sebagai pesakitan yang mencatut nama ke-Presiden-an…
Kita jangan melupakan pengkhianatan Junimart yang menciptakan MKD – yang ONDERBOUW disulapnya menjadi BOVENBOUW (atasan)dari bossnya Setya Novanto = merupakan contradictio in terminis, suatu badan yang tidak pernah ada duanya di seluruh dunia ini.
Lain lagi trick Maaroef untuk melakukan konspirasi dengan Ketua Mahkmah Agung, Prasetyo, sambil menyerahkan bukti baru yang berbeda dengan rekaman Maaroef yang diserahkan Soedirman Said kepada Junimart Girsang.
Sudah rekaman Maaroef tadi berdurasi 2jam, namun tanpa substansi mendasar apa-apa dari dasar pelanggaran hukum dan etika dalam pengaduan Soedirman tersebut di atas tadi, tapi aneh bin durhaka, mengapa trick tipu muslihat Maaroef kok bisa berhasil mempermainkan dan melaga pimpinan –pimpinan tertinggi Negara, sambil dalam pada itu, mereka bisa di-trick-i untuk melupakan total pengkhianatan Maaroef yang melulu bertujuan melanjutkan penjajahan Freeport di Timika. Lubang raksasa bekas penambangan Freeport menganga sedemikian luas, yang nanti sesudah ditinggalkan Freeport menjadi sarang dari aneka ragam penyakit dan sarang ular kobra dll, yang sekarang bisa dipelihara bersih tapi dengan perongkosan tinggi yang dapat diongkosi melalui ekspor emas tambang di Timika. Tapi ini masih soal nanti.
Problem akut yang kita hadapi sekarang ini: MASIH MAUKAH SETYA NOVANTO MENJADI KORBAN MAAROEF UNTUK DIPANGGIL JUNIMART MENGHADIRI PENGADILAN SUPERBODY MKD PENIPU ITU? DI NEGARA MANA DI DUNIA INI ADA DUANYA SUPERBODY SEPERTI MKD-NYA NEGARA KITA?
Masihkah Presiden jokowi menyerahkan penyelesaian “Papa Minta Saham” kepada Superbody MKD-nya Junimart pengkhianat itu?!? Masihkah jajaran pimpinan Negara kita dibiarkan Jokowi kacau-balau terus seperti sekrang ini, di mana Freeport si penjajah jahanam itu menjalankan trick-trick TIPU-MUSLIHAT kotor dari pimpinan Freeport yang berkebangsaan Indonesia apalagi?!?