Seimbangkan junior dan senior talent untuk menata kembali dunia perbankan
Jakarta, Gramediapost.com
Bank DBS Indonesia kembali berpartisipasi dalam Konferensi Tech in Asia Jakarta yang merupakan ekosistem startup terbesar dan paling menjanjikan di Asia Tenggara. Pada kesempatan ini, Bank DBS Indonesia membagikan strategi transformasi bank dalam sesi ‘Balancing Between Junior and Senior Talent’ dalam kaitannya dengan ‘Towards Bank’s Transformational Strategy’’.
Sebagai bank pertama di dunia yang memegang tiga gelar bank terbaik dalam waktu bersamaan – ‘World’s Best Bank’ oleh Euromoney, ‘Best Bank in The World’ oleh Global Finance, dan ‘Global Bank of The Year’ oleh The Banker – Bank DBS Indonesia sadar untuk terus meningkatkan kualitas perusahaan dalam segala hal mulai dari produk, layanan, termasuk sumber daya manusianya.
Mengutip Chief Executive Officer of DBS Bank, Piyush Gupta, bahwa kita harus menata kembali dunia perbankan seiring dengan perkembangan zaman atau perbankan akan musnah. Oleh karena itu, Bank DBS Indonesia secara aktif melakukan penyesuaian di berbagai sisi, tidak terkecuali sumber daya manusia. Bank DBS Indonesia kerap berusaha menyeimbangkan junior dan senior talent untuk mencapai transformasi perbankan. Hal tersebut dapat dilihat dari komposisi talent dalam DBS Indonesia yang mencakup lintas generasi di mana generasi baby boomers sebanyak 1%, gen X sebanyak 31%, gen Y sebanyak 67%, dan gen Z sebanyak 1%.
Leonardo Koesmanto, Managing Director, Head of Digital Banking, PT Bank DBS Indonesia, mengatakan, “Baik junior dan senior talent sama-sama memiliki peluang untuk menduduki posisi strategis di mana posisi Senior Associate ke bawah diisi oleh junior talent dan posisi Assistant Vice President (AVP) ke atas diisi oleh senior talent. Saat ini, komposisi sumber daya manusia di DBS Indonesia didominasi oleh generasi milenial, di mana posisi-posisi strategis pun diduduki oleh generasi milenial, di antaranya sebanyak 49% menduduki posisi sebagai Vice President (VP) dan sebanyak 18% generasi milenial yang bekerja di DBS Indonesia menduduki posisi sebagai Assistant Vice President (AVP).”
Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi, DBS Group juga memanfaatkan teknologi dalam proses perekrutan talent. DBS Group menggunakan Jobs Intelligence Maestro (JIM) yang merupakan virtual recruitment AI-powered bot. Dalam proses perekrutan, DBS Group juga menerapkan sistem Hack2Hire, di mana DBS Group telah berhasil merekrut 500 digital marketer, system engineers, data scientists dan full stack developers.
Tidak hanya itu, untuk menyelaraskan perbankan dengan generasi milenial, DBS Group mengadopsi start-up culture yang diterapkan dalam bisnis perusahaan. Penerapan tersebut dapat dilihat dari open workspace yang memungkinkan talent untuk saling berinteraksi dengan bebas. Penerapan lainnya adalah budaya belajar yang kuat dan berkelanjutan melalui penyediaan classroom learning, online learning, experiential learning, gamified learning, dan social learning.
“Kami sangat paham bahwa generasi milenial menginginkan tempat kerja yang menyediakan beragam fasilitas yang dapat mendukung perkembangan diri mereka serta fleksibilitas yang tinggi dalam bekerja. Oleh karena itu, kami menyediakan iFlex@DBS yang merupakan benefit untuk kesehatan, keluarga dan wellness, Flexi Working Arrangement (FWA) yang memungkinkan karyawan bisa mengatur jam kerja yang fleksibel dan kebebasan bekerja dari mana saja, iHealth yang merupakan program untuk menjaga kesehatan, iShares@DBS yang merupakan program untuk investasi dalam bentuk saham DBS danparental leave yang memiliki rentang lebih panjang dari biasanya ditambah lagi dengan pengaturan pengambilannya yang fleksible bagi talent yang baru melahirkan,” tambah Leonardo.
***
Tentang DBS
DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 pasar, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura, memiliki pertumbuhan dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Cina, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit “AA-” dan “Aa1” bank itu termasuk yang tertinggi di dunia.
DBS, yang dikenal dengan kepemimpinan globalnya, telah dinobatkan sebagai “Best Bank in The World” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. Bank itu berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang diberi nama “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney. Selain itu, DBS telah mendapatkan penghargaan “Safest Bank in Asia” dari Global Finance selama sebelas tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2019.
DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perbankan perusahaan. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan itu. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah, dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan perusahaan sosial dengan cara bank-bank Asia. DBS juga telah mendirikan yayasan dengan total dana senilai SGD 50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh Asia.
Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir yang menarik. Bank itu mengakui gairah, tekad, dan semangat 27.000 karyawannya, yang mewakili lebih dari 40 kebangsaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.
(Hotben)