SEBERAPA ENAK ‘KUE’ PARIWISATA KAWASAN DANAU TOBA? UENAAK BANGET LOH

0
1283

 

Oleh: Arta Peto Sinamo

Saya senang Pak Jokowi dalam kunjungannya di Kawasan Danau Toba menyatakan tekad untuk menjadikan Kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata kelas super.

Terbayang oleh saya betapa enaknya kue pariwisata yang akan dinikmati oleh masyarakat di kabupaten-kabupaten di kawasan Danau Toba.

Seberapa nikmat kue itu?

Begini hitungan ekonominya:

Singapura pada tahun 2017 meraih pemasukan dari wisatawan mancanegara yang berkunjung ke negara mereka sebesar Sing $ 26,8 M.
Berdasarkan kurs Sing $ 1 = Rp 10.000 maka pemasukan dari pariwisata itu setara dengan Rp 268.000.000.000.000 (Rp 268 Triliun).

Jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Singapura pada tahun 2017 adalah 17,4 Juta orang.

Rata-rata belanja wisatawan per orang per kunjungan di Singapura 2017 adalah Rp 15.400.000 (Rp 15,4 juta).
Dengan lama berwisata rata-rata per wisatawan 4,3 hari maka rata-rata belanja wisatawan per orang per hari di Singapura 2017 adalah sekitar Rp 3,6 juta.

Data wisatawan mancanegara yang masuk ke Indonesia juga menggembirakan walaupun belum dapat menyaingi Singapura. Pada tahun 2017 wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia adalah sebanyak 14,04 Juta, di antaranya sebanyak 262 ribu orang berkunjung ke Sumatera Utara.

Belanja wisatawan mancanegara yang berkunjung per orang per kunjungan di Indonesia adalah USD 1.201 atau Rp 16,8 juta. Dengan rata-rata lama tinggal  per wisatawan per kunjungan di Indonesia 8,42 hari maka belanja wisatawan mancanegara yang berkunjung per orang per hari di Indonesia adalah Rp 2 juta.

Kalau kawasan Danau Toba bisa menarik kunjungan 200 ribu wisatawan mancanegara per tahun dengan rata-rata lama kunjungan 2 hari per orang maka penghasilan yang didatangkan adalah sebesar: 200 ribu (wisatawan) X 2 (hari) x Rp 2 juta = Rp 400.000.000.00 (Rp 800 milyar).

Baca juga  Pakai Masker di Dagu, 3 dari 5 Pelanggar ProKes kena Tegur Tim Ops Yustisi Gabungan Polsek Kep Seribu Utara

Kue yang nikmat kan?

Pikiran ini pernah saya sampaikan di forum pelatihan/lokakarya pariwisata di Humbang Hasundutan pada bulan April 2019.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here