Oleh: Arta Peto Sinamo
Untuk menyambut langkah besar Jokowi dalam memajukan kawasan wisata Danau Toba, apa lagi yang perlu kita sentuh di luar aspek produk daya tarik wisata (tourism attractions) dan aspek promosi pariwisata (pemasaran wisata)?
Salah satu aspek lain yang perlu ditangani adalah mempersiapkan masyarakat di kawasan destinasi wisata Danau Toba di dalam menerima wisatawan mancanegara.
Bekerja sama dengan para tokoh masyarakat setempat (termasuk tokoh adat dan tokoh agama) masyarakat perlu ditingkatkan pemahamannya bahwa kemajuan pariwisata membawa banyak keuntungan di antaranya:
– Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat
– Menghapus kemiskinan dan mengatasi pengangguran
– Melestarikan alam dan lingkungan dan sumber daya alam
– Memajukan kebudayaan
– Mengangkat citra bangsa
– Memupuk rasa cinta tanah air dan memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa
– Mempererat persahabatan antar bangsa.
Bila masyarakat telah melihat hal itu secara konkrit ajaklah agar masyarakat meningkatkan pelayanannya terhadap turis mancanegara.
Tumbuhkan motivasi dan semangat kerjasama yang intinya:
– Maju bersama
– Tidak saling membunuh
– Yakin rejeki masing-masing orang (termasuk masing-masing para pelaku bisnis pariwisata) diatur oleh Tuhan
Selanjutnya kultur yang sehat baiknya ditumbuhkan meliputi:
– saling percaya
– bersaing secara sportif
– keterbukaan
Para pelaku bisnis pariwisata, termasuk pelaku di sektor informal, perlu melihat bahwa:
– sesama pelaku bisnis bukanlah ancaman
– semakin banyak pilihan bagi wisatawan, maka semakin menarik bagi wisatawan
– potensi pendapatan dari pariwisata sangat besar untuk dimakan sendiri
– kita adalah bersaudara sebagai sesama warga negara Indonesia.
Era sekarang adalah era bersaing (bukan monopoli) sekaligus era bekerjasama. Mari bersaing dalam mutu, pelayanan, harga dan keramahtamahan.
Dengan demikian kita beralasan berharap bahwa dalam waktu tidak lama lagi kabupaten-kabupaten di kawasan Danau Toba dapat mengandalkan pariwisata sebagai faktor pembawa kesejahteraan ekonomi rakyat. Jadi tidak lagi semata-mata berkutat pada sumber pendapatan utama yang klasik selama ini yakni pertanian, kehutanan dan perikanan.
Ayo. Kita bisa!
****
Pikiran ini pernah saya sampaikan di forum pelatihan/lokakarya pariwisata di Humbang Hasundutan pada bulan April 2019.