Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Agama

KECIL ITU BERMAKNA

65
×

KECIL ITU BERMAKNA

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh:  Weinata Sairin

“Be faithful in small things because it is in them that your strength lies”. (Bunda Theresa)

Example 300x600

Orang cenderung untuk memberi perhatian kepada hal-hal yang besar. Orang selalu lebih suka dan terfokus pada sesuatu yang megah, akbar, mayoritas. Sesuatu yang besar, megah dianggap memiliki potensi, kekuatan yang bisa memberikan perlindungan pada saat yang diperlukan. Itulah sebabnya yang besar selalu dinomorsatukan, dan yang kecil dinomorduakan, dilihat dengan sebelah mata, bahkan bisa juga ditinggalkan sama sekali. Potensi yang kecil acap ditinggalkan demi kepentingan yang besar. Yang besar selalu cenderung melakukan interupsi, instruksi, intervensi dalam proses perjalanan kehidupan organisasi dihampir semua level.

Menarik sekali jika seorang EF Schumacher menulis buku yang melawan kecenderungan banyak orang yang amat mendewakan yang besar itu. Dalam buku yang berjudul “Small is beautiful” tahun 1973 ia mengeritik tajam sistem ekonomi kapitalis yang merasuki dunia. Schumacher menyatakan dalam bukunya itu antara lain bahwa kearifan hilang akibat penerapan sistem ekonomi kapitalis yang penuh dengan kerasukan; eksplorasi sumber daya alam berlangsung secara berlebihan oleh karena manusia mengutamakan perkembangan teknologi secara cepat; sistem pendidikan juga yang tidak lagi bersinggungan dengan unsur matematika.

Melalui bukunya yang amat terkenal itu Schumacher mendorong agar ekonomi rakyat kecil dikedepankan kembali sehingga tidak tergerus oleh kapitalisme modern yang sedang merasuki Indonesia saat itu.

Dalam kehidupan praktis kita banyak bertemu dengan orang-orang besar tetapi yang memberi perhatian terhadap “yang kecil”. Pengalaman kemanusiaan seperti itu kita temui baik pada masa lampau maupun pada masa kini. Seorang yang memiliki hati nurani, yang menyadari penuh hakikat kemanusiaannya, tidak berfikir tentang jabatannya yang top atau tinggi sekalipun ia tetap peduli kepada rakyat kecil.

Tak peduli seseorang itu sedang menjabat apa : presiden, menteri, direktur bank, pimpinan bumn, anggota parlemen, dan sebagainya, tetapi hati nuraninya peka sehingga amat peduli pada “orang kecil” atau “hal-hal kecil”.

Dizaman baheula ada seorang terkemuka bernama Vincen de Paul yang pada suatu hari mengunjungi para budak di Marseilles, Perancis. Diantara para budak yang hadir diruangan itu, Vincent melihat seorang budak yang amat murung. Ia dekati budak murung itu sambil bertanya : “Mengapa engkau begitu murung, apa sebabnya?” Budak itu berkata :”Istri dan anakku jauh dariku. Aku ingin berjumpa dengan mereka. Hanya saja aku tahu bahwa aku harus menunggu lama untuk bisa bertemu mereka. Itulah sebabnya aku murung dah sedih”. Lalu Vincent menyamar menjadi budak, sementara budak yang asli pergi menemui anak dan istrinya. Beberapa waktu kemudian Vincent bisa dikenali, maka ia segera dibebaskan dari status budaknya.

Vincent orang terkemuka di zamannya sangat memperhatikan orang kecil, bahkan “meninggalkan” statusnya yang tinggi demi sang budak. Setia kepada hal yang kecil banyak disuarakan oleh orang-orang besar pada zamannya. Hal itu penting disuarakan agar kita semua tahu dan menghargai proses perkembangan. Segala sesuatu dimulai dari yang kecil, baru berkembang menjadi yang besar.

Yesus Kristus sendiri mengamanatkan kepada umatNya agar setia kepada hal-hal yang kecil; sebab mereka yang setia kepada hal-hal kecil, mereka juga akan setia kepada hal-hal besar. DitegaskanNya juga bahwa seseorang yang tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal yang besar.

Setiap umat beragama sudah tentu selalu diingatkan untuk memiliki komitmen terhadap hal-hal yang kecil. Menangani hal kecil adalah batu ujian untuk bisa menangani hal-hal yang besar. Bunda Teresa mengingatkan agar kita semua setia kepada hal-hal kecil karena pada hal-hal kecil itulah kekuatan kita terletak. Ungkapan Bunda Teresa ini menyadarkan kita tentang peran dan fungsi “yang kecil”. Jika kita dalam kondisi yang kecil kita tak boleh inferior. Kecil itu indah. Kecil itu potensial. Kecil itu bisa cerdas, bernas, bermakna. Ibarat Cahaya, Ragi atau Garam, kecil itu bisa menampilkan fungsi menerangi, _mengkhamirkan_ dan menggarami. Jangan sedih karena kecil. Kecil atau besar, Tuhan mengasihi kita!

Selamat berjuang. God bless.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *