Oleh: Yonatan Bowo Parmono.
Raden Ngabehi Ronggo Warsito, sang pujangga terakhir Kasunanan Surakarta dalam serat Kalatidha karyanya tahun 1860 mendiskripsikan zaman ini zaman edan dan karenanya mengingatkan dalam lakon dunia ini harus *Eling* dan *Waspada*.
Syair dalam Serat Kalatidha bahwa:
*_Amenangi zaman edan, melu ngedan nora tahan. Yen tan melu anglakoni boya keduman. Begja-begjaning kang edan, luwih begja kang eling klawan waspada_*, artinya *Berada pada zaman edan, kalau ikut edan tidak akan tahan. Tetapi kalau tidak mengikuti edan tidak kebagian. Sebahagia-bahagianya orang yang edan, lebih bahagia orang yang tetap ingat dan waspada*.
Di hari *Soempah Pemoeda* yang penuh makna toleransi persatuan dan persaudaraan, isyarat zaman edan itu bergaung mengingatkan kita di tengah pentas sandiwara dengan klaim kesucian sepihak oleh orang atau kelompok tertentu dengan parameter keberhasilan taktik dan strateginya adalah mengkhafirkan, ujaran kebencian, menyebar fitnah dan menghakimi dengan segala cara termasuk persekusi, yang menjatuhkan dan menderitakan sesama. Sesama manusia yang dipermalukan, dihinakan, tersungkur dan menderita bahkan mati adalah tolok ukur keberhasilan taktik dan strategi orang atau kelompok yang mengklaim dirinya suci dan mempunyai kebenaran tunggal tersebut.
Dalam hal zaman edan demikian, adalah Yesus, jauh sebelum serat Kalatidha, telah mengamanatkan:
*_Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati_*. *(Matius 10: 16)*.
Dialah Yesus Kristus sebagaimana yang tertulis dalam Alkitab:
” *_Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa_*.” *(Wahyu 1: 8)*.
Untuk mengimani dan bersaksi tentang Dia sebagaimana tertulis dalam Wahyu 1: 8 tersebut, *memuat risiko hinaan, dilecehkan baik yang implisit maupun eksplisit, bahkan sarat bahaya dan maut bagai domba di tengah-tengah serigala, baik di lingkungan kita yang kecil, juga di aras lingkup yang besar. Di ruang waktu sejarah demikian itu kita diutusNya untuk berjuang dengan segenap daya talenta hingga ke ujung-ujung kisah, sampai ketika harus memasuki dimensi KEBASKANLAH DEBU*.
*_Dan apabila seorang tidak menerima kamu dan tidak mendengar perkataanmu, keluarlah dan tinggalkanlah rumah atau kota itu dan kebaskanlah debunya dari kakimu_*. *_Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya pada hari penghakiman tanah Sodom dan Gomora akan lebih ringan tanggungannya dari pada kota itu_*.” *(Matius 10: 14-15)*.
*Kiranya Yesus Kristus sang Kepala Gerakan senantiasa membimbing dan melindungi jerih juang kita di setiap relung kehidupan dan penghidupan*.
*Selamat hari MINGGU. Selamat memaknai ibadah dan firmanNya*.
*SELAMAT MEMPERINGATI DAN MEMAKNAI PERISTIWA SOEMPAH PEMOEDA*.