Oleh: Christian T
Bacaan Alkitab : 2 Tawarikh 29:1-36
Syallom, sahabat-sahabat setia pembaca BGA (Baca Gali Alkitab) yang terkasih dalam Kristus Yesus,
Terpuruk artinya terbenam, tenggelam, terperosok, mundur, merosot, menjadi parah. (KBBI). Keterpurukan lebih parah sifat atau keadaannya daripada kegagalan. Tidak hanya memerlukan kegigihan usaha untuk bangkit, tetapi memerlukan keajaiban dari Tuhan.
Nah, Sahabat BGA yang terkasih dalam Yesus,
Sepanjang sejarah umat manusia sedikit dan bahkan hampir tidak ada yang tidak pernah mengalami kegagalan atau jauh lebih parah dari itu adalah keterpurukan. Dan orang-orang paling sukses dan paling kaya di dunia ini pun seperti Ariana Hufington, Bill Gates, dan Walt Disney mengalami pengalaman itu.
Araiana mengalami penolakan dari 36 penerbit atas karya tulisan, dari baru pada penerbit yang ke 37 karya tulisnya diterima dan menghantarnya menjadi penulis terkenal dan mendirikan The Hufington Post.
Bill Gates mendirikan perusahaan yang bergerak dalam penganilisaan data bernama Traf- O-Data dan mengalami kegagalan. Saat itu adalah masa tersulit baginya, namun akhirnya dia mendirikan Microsoft yang menghantarnya kini merajai dunia teknologi informasi.
Dan Walt Disney pernah dipecat dari perusahaan karena dianggap tidak kreatif, kemudian dia nendirikan perusahaan yang berkarakter animasi bernama Laugh-O-Gram Film, namun mengalami penutupan perusahaannya, selanjutnya ia bergabung dengan Hollywood, dan film pertamanya meroket dan populer.
Dan masih banyak lagi kisah sukses orang-orang yang pernah mengalami keterpurukan sebelumnya.
Namun sahabat terkasih,
tidaklah dengan negara yang mengalami keterpurukan dalam bidang ekonomi, spiritual atau moral, akan sangat sulit dan perlu waktu yang lama untuk memulihkannya, dan bahkan tidak bangkit lagi, seperti kejayaan yang pernah diraih oleh Asyur, Mesir, Babelonia, Persia, Yunani, dan Romawi. Demikian juga negara kita, Indonesia ini yang mengalami keterpurukan ekonomi sejak krisis ekonomi 1998 hingga hari ini. Sejarah negara Israel sejak masuk ke Tanah Kanaan dan sejak zaman raja-raja mengalami kejayaan dan keterpurukan, silih berganti raja bagaikan roller coaster.
Sobat yang terkasih,
Demikianlah yang terjadi pada negara Yehuda, khususnya pada pembacaan BGA ini. Setelah nengalami keterpurukan segala bidang kehidupan setelah sepeninggalan raja Ahas yang telah berpaling dari TUHAN dengan mengikut alah-alah lain, sehingga TUHAN murka dan memghukumnya dan juga menghukum orang Yehuda. Maka Hizkia berumur dua puluh lima tahun menjadi raja dan dua puluh sembilan lamanya memerintah Yehuda. Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN, seperti apa yang telah dilakukan oleh Daud.
Pada tahun pertama dan bulan pertama pemerintahanya, ia memulai kembali pembagunan Yehuda dengan merestorasi kehidupan beragama atau spiritual terlebih dahulu. Ia tahu penyebab keterpurukan negara dan bangsanya diakibatkan oleh ketidaksetiaan pendahulunya dan bangsanya kepada TUHAN dengan mengikuti allah lain dan menyembahnya, sehingga TUHAN murka dan menghukumnya. Hizkia memulainya dengan merestorasi Rumah Allah yang telah ditutup dan terbelengkalai, serta mengumpulkan para imam dan orang Lewi untuk menyucika diri dan menyucikan Bait Allah. Mereka harus mengumpulkan barang-barang dan perkakas-perkakas, serta menyiapkan hewan-hewan untuk korban persembahan dan pengampunan dosa. Hizkia mengembalikan kembali peribadatan kepada TUHAN sesuai yang diperintahkan Daud. Mereka sangat bersukacita dan karena tak menduganya.
Demikianlah perbuatan Hizkia di seluruh Yehuda. Ia melakukan apa yang baik, apa yang jujur, dan apa yang benar di hadapan TUHAN, Allahnya.
Ia mencari Allahnya dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.( 2 Taw 31:20-21 )
Sobat,
Ketika kita dalam kondisi terpuruk dalam berbagai segi kehidupan, bergereja, berbangsa dan bernegara. Ekonomi dan keuangan yang terpuruk, hubungan keluarga yang tidak harmonis lagi, bahkan diambang perceraian, anak-anak memberontak dan hidup dalam kekacauan, dan sebagainya. Entah diakibatkan oleh kelalaian dan kesalahan sendiri, ketamakan dan kesombongan. Dan yang paling mendasar adalah sudah berpaling dan menjauh dari TUHAN, tidak fokus atau tidak mengarahkan diri kepadaNYA, dan melakukan kejahatan dan ketidakadilan. Akibat dari semuanya itu adalah terjadi dekandensi moral secara menyeluruh dan merata. Maka tiada lain dan tiada bukan, satu-satunya obat penyembuh adalah merestorasi dari ( bukan hanya reformasi ), yaitu berpaling dan kembali pada posisi atau keadaan semula, bertobat dan harus dimulai dari hal rohani. Menperbaiki diri dari cara-cara kita beragama. Apakah selama ini sudah benar atau belum cara-cara beribadah? Apakah sudah benar atau belum cara-cara mengimplementasikan ajaran agama secara universal yang berdampak kepada kebaikan kepada sesama dan lingkungan.?
Sobat,
Marilah dimulai dari diri kita pribadi sebagai orang percaya, komunitas orang percaya atau gereja TUHAN ?
Jikalau hubungan kita baik sebagai individu dan gereja-NYA dengan TUHAN tidak beres atau belum beres, maka jangan berharap pemulihan akan terjadi, bahkan keadaan akan semakin buruk dan parah atau semakin terpuruk yang sulit untuk bangkit dan mungkin tidak akan bangkit lagi alias tenggelam untuk selama-lamanya ( binasa ).
Boro-boro jadi saluran berkat atau jadi garam dan terang.
Marilah kita meneladani Hizkia yang merendahkan hati dan mencari TUHAN dengan segenap hati, sehingga TUHAN membuatnya berhasil.
” Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. Tahirkanlah tanganmu, hai kamu orang-orang berdosa! dan sucikanlah hatimu, hai kamu yang mendua hati! Sadarilah kemalanganmu, berdukacita dan merataplah; hendaklah tertawamu kamu ganti dengan ratap dan sukacitamu dengan dukacita. Rendahkanlah dirimu di hadapan Tuhan, dan Ia akan meninggikan kamu. ( Yes 4:8-10 )
” Baiklah orang fasik meninggalkan jalannya, dan orang jahat meninggalkan rancangannya; baiklah ia kembali kepada TUHAN, maka Dia akan mengasihaninya, dan kepada Allah kita, sebab Ia memberi pengampunan dengan limpahnya “. ( Yes 55:7 )
Tuhaan Yesus memberkati
Salam dan doa