Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi
Kisah Para Rasul 2:29-40
(29) Saudara-saudara, aku boleh berkata-kata dengan terus terang kepadamu tentang Daud, bapa bangsa kita. Ia telah mati dan dikubur, dan kuburannya masih ada pada kita sampai hari ini. (30) Tetapi ia adalah seorang nabi dan ia tahu, bahwa Allah telah berjanji kepadanya dengan mengangkat sumpah, bahwa Ia akan mendudukkan seorang dari keturunan Daud sendiri di atas takhtanya. (31) Karena itu ia telah melihat ke depan dan telah berbicara tentang kebangkitan Mesias, ketika ia mengatakan, bahwa Dia tidak ditinggalkan di dalam dunia orang mati, dan bahwa daging-Nya tidak mengalami kebinasaan. (32) Yesus inilah yang dibangkitkan Allah, dan tentang hal itu kami semua adalah saksi. (33) Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini. (34) Sebab bukan Daud yang naik ke sorga, malahan Daud sendiri berkata: Tuhan telah berfirman kepada Tuanku: (35) Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuh-Mu menjadi tumpuan kaki-Mu. (36) Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” (37) Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat terharu, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: “Apakah yang harus kami perbuat, saudara-saudara?” (38) Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus. (39) Sebab bagi kamulah janji itu dan bagi anak-anakmu dan bagi orang yang masih jauh, yaitu sebanyak yang akan dipanggil oleh Tuhan Allah kita.” (40) Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”
Petrus berbicara tentang Yesus yang telah bangkit dan naik ke surga. Ia berbicara berdasarkan bukti kuat dari nubuatan dalam Perjanjian Lama. Dalam hal ini ia mengutip perkataan Daud dalam Mazmur 16. Petrus menjelaskan bagaimana Daud juga menantikan Sang Mesias (dari keturunannya sendiri). Daud mempunyai pengharapan bahwa akan terbuka jalan baru dari alam maut menuju hadirat Allah. Jalan baru itu akan diberikan oleh Dia yang tidak mengalami kebinasaan. Petrus menegaskan bahwa apa yang dinubuatkan oleh Daud (dan nabi-nabi lainnya) telah digenapi dalam Yesus Kristus, karena Yesus telah dibangkitkan dari antara orang mati. Tuhan Yesus bukan hanya bangkit dari kematian tetapi juga telah ditinggikan oleh Allah dan duduk di sebelah kanan-Nya. Peninggian Yesus oleh Allah adalah tanda kemenangan mutlak Sang Mesias atas maut dan kuasa kejahatan. Selain itu, kedudukan-Nya di sebelah kanan Allah adalah maklumat bahwa kemesiasan-Nya tidak diragukan lagi, karena keselamatan dunia kini bergantung pada-Nya.
Berkenaan dengan peninggian Yesus itu, Petrus dengan cukup keras memperingati kaum Israel supaya segera menyadari bahwa Yesuslah Tuhan. Katanya: “Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus” (ayat 36). Penegasan Petrus ini hendak menyingkapkan lagi kesadaran yang terselubung (Pilatus namun akhirnya cuci tangan) maupun kesadaran terbuka (Kepala pasukan yang mengaku: “Sungguh Ia ini adalah Anak Allah” ketika Yesus disalib) dari kaum yang menentang Yesus. Sepertinya, Petrus mau mengatakan bahwa dengan kenaikan Yesus ke surga tidak ada alasan lagi untuk meragukan Dia sebagai Mesias. Memang, banyak orang terharu dan memberi dirinya dibaptis, mendengar penegasan Petrus ini. Tetapi juga harus diakui masih banyak orang yang tetap menolak Dia (terutama dari kalangan Yudais).
Kita harus meneruskan suara kerasulan Petrus untuk memberitakan kemesiasan Yesus, supaya yang menolak Dia akhirnya mau menerima-Nya, karena di luar Dia tidak ada yang lain yang ditinggikan dan didudukan Allah di sebelah kanan-Nya.