Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Renungan

Terimalah Satu Akan Yang Lain

69
×

Terimalah Satu Akan Yang Lain

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Example 300x600

Roma 15:7-13

(7) Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah. (8) Yang aku maksudkan ialah, bahwa oleh karena kebenaran Allah Kristus telah menjadi pelayan orang-orang bersunat untuk mengokohkan janji yang telah diberikan-Nya kepada nenek moyang kita, (9) dan untuk memungkinkan bangsa-bangsa, supaya mereka memuliakan Allah karena rahmat-Nya, seperti ada tertulis: “Sebab itu aku akan memuliakan Engkau di antara bangsa-bangsa dan menyanyikan mazmur bagi nama-Mu.” (10) Dan selanjutnya: “Bersukacitalah, hai bangsa-bangsa, dengan umat-Nya.” (11) Dan lagi: “Pujilah Tuhan, hai kamu semua bangsa-bangsa, dan biarlah segala suku bangsa memuji Dia.” (12) Dan selanjutnya kata Yesaya: “Taruk dari pangkal Isai akan terbit, dan Ia akan bangkit untuk memerintah bangsa-bangsa, dan kepada-Nyalah bangsa-bangsa akan menaruh harapan.” (13) Semoga Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.

 

Ayat 7 berbunyi: “Sebab itu terimalah satu akan yang lain, sama seperti Kristus juga telah menerima kita, untuk kemuliaan Allah.” Ayat ini mengajarkan supaya kita saling menerima. Inilah elemen paling penting dalam kehidupan bergereja. Kita tahu bahwa sifat gereja adalah persekutuan. Orang-orang yang percaya kepada Kristus dipersekutukan. Gereja bukan gereja kalau tidak ada persekutuan. Nah, sekarang apa sifat dari persekutuan? Tidak lain adalah bahwa orang-orang di dalamnya saling menerima satu sama lain. Tanpa saling menerima persekutuan bukanlah persekutuan. Itulah sebabnya dikatakan tadi bahwa saling menerima adalah elemen paling penting dalam kehidupan bergereja. Salah satu butir kesepakatan antar gereja-gereja anggota PGI adalah: “Saling mengakui dan saling menerima.”

 

Saling menerima itu artinya saling menyukai, saling memahami, saling membutuhkan, saling menghargai, saling menopang, dan sebagainya. Saling menerima itu susah-susah gampang. Umumnya kita mau agar diterima oleh orang lain. Akan tetapi sebaliknya, maukah kita menerima orang lain? Saling menerima itu harus timbal balik!

 

Pak Condro senang mengunjungi sahabat-sahabatnya. Ia selalu diterima dan dilayani dengan baik di rumah mereka. Ketika sahabat-sahabatnya mengusulkan agar mereka berkunjung ke rumahnya, Pak Condro menolak. Alasannya rumahnya kecil dan tidak bagus. Sikap Pak Condro ini belum mencerminkan sikap saling menerima. Maunya ia yang diterima dan tidak perlu menerima. Padahal sahabat-sahabatnya siap menerima apapun keadaan pak Condro.

 

Anda ingin diterima? Maka terimalah orang lain! Makna lebih luas dari hal ini adalah, jika anda ingin dihargai maka hargailah orang lain. Jika suami atau istri ingin dicintai lebih dalam maka cintailah pasangan anda sedalam-dalamnya. Jika pendeta dan majelis ingin jemaatnya baik, maka jadilah pendeta dan majelis yang baik. Sebaliknya juga, jika jemaat ingin pendetanya dan majelisnya baik, maka jadilah jemaat yang baik. Dalam saling menerima tidak ada yang bertepuk sebelah tangan.

 

Kehidupan gereja yang saling menerima akan mempraktekkan sikap hidup yang tidak membedakan anggotanya dari latar belakang apapun. Termasuk tidak mengucilkan mereka yang dianggap jahat. Kalau kita hanya saling mau menerima antar orang-orang yang baik saja maka prinsip saling menerima kita masih dangkal. Kata Yesus: “Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?” (Matius 5:46).

 

Dasar kita untuk saling menerima adalah Yesus. Ia terlebih dahulu menerima kita. Lebih jauh lagi dalam Roma 5:8 Paulus mengatakan: “Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.” Mati bagi kita artinya mengasihi dan menerima kita. Yesus menerima kita ketika kita masih berdosa. Ia menyambut kita dalam keadaan berlumuran dosa. Penerimaan Tuhan ini selalu kita rayakan dalam Meja Perjamuan Kudus. Dengan mengambil roti dan anggur perjamuan kita diingatkan akan ketulusan Yesus menerima kita dalam kasih-Nya. Pesan penting dari Perjamuan Kudus adalah: Aku telah menerima kamu, maka kamupun harus saling menerima.

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *