Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Sebuah fenomena yang langka dan tak biasa sedang terjadi di Ibukota negara tercinta ini. Sang petahana yang kalah didalam perebutan pilkada DKI-Jkt pada tanggal 19 April yang baru berlalu, malah disanjung bak pahlawan kemenangan.
Ratusan orang datang untuk bertemu dengan sang “pahlawan kemenangan”, ratusan karangan bunga ditebar diselasar balaikota sampai dijalanan sepanjang jalan masuk tempat “sang pahlawan kemenangan”. Berbagai macam tulisan dari yang memberi semangat, menangisi kekalahan sampai nada sanjungan penuh cinta, “AHOK WE LOVE YOU”, menghiasi berbagai karangan bunga tanda simpati dan empati.
Kita lalu bertanya-tanya, ada apa dibalik semua fenomena langka ini, orang “kalah tetapi disanjung”, orang yang diberi gelar semu “penista agama”, malah disanjung seperti “malaekat yang baru turun dari kayangan”. Sebenarnya daya tarik apa yang membuat sang “pahlawan kemenangan” ini disanjung, dipuja, digandrungi dan disayangi. Apa sebenarnya alasan pembenaran sehingga pribadinya bagaikan magnet yang punya daya tarik dan mempesona banyak orang saat ini.
Ada minimal 5 alasan yang menyebabkan fenomena langka ini terjadi :
1. Hidupnya adalah karyanya :
Tidak akan mungkin begitu banyak simpati dan empati serta sanjungan dan kata kata pujian diberikan kepada seorang Ahok, kalau selama hidupnya tidak menghasilkan karya yang berguna dan dirasakan banyak orang. Hidupnya adalah karyanya yang dirasakan dan dialami oleh banyak orang sehingga ia dipuja-puji.
2. Karena ia Jujur, Adil dan Benar :
Memang tidak ada seorang manusiapun yang suci terbebas dari salah dan dosa, tetapi pasti ada orang yang mau hidup Jujur, Adil dan Benar dan itulah Ahok. Dia memang tidak luput dari kesalahan ucap, kata kata yang kasar kepada para penjahat, tindakan berani untuk sebuah tujuan, karena Ia Jujur, Adil dan Benar.
3. Integritas Diri yang Tinggi :
Jujur, Adil dan Benar itu tidak akan mungkin terjadi, apabila orang tidak memiliki Integritas Diri yang Tinggi, dan itu ada pada seorang Ahok. Ia jujur pada dirinya sendiri, “ya ia katakan ya dan tidak ia katakan tidak”, jujur pada warga Ibukotanya yang ia layani. Ia Adil karena semua dilayani tanpa pilih kasih, Benar karena ia tidak mau korupsi.
4. Berani Melawan koruptor :
Korupsi yang menyengsarakan hajat hidup orang banyak, sudah hampir merata disemua lini kehidupan. Dan hampir semua pejabat dinegeri ini tidak lupur dari perilaku koruptif. Tetapi seorang Ahok Berani Melawan koruptor, karena dia tidak korupsi, dan untuk hal ini ia dibenci banyak orang yang korup, tetapi ia dicintai karena dia tidak korupsi.
5. Dia Tidak Ingat Dirinya sendiri :
Seluruh hidupnya diabdikan, seluruh waktunya efektif digunakan, keluarganya hampir dilupakan, bahkan dia tidak takut ancaman dari para penjahat. Sepertinya ia mau katakan : “hidupku bukan aku lagi, tetapi Kristus yang diam didalam aku”. Itu juga yang sering ia ungkapkan, “bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah untung”.
Jadi tidak usah heran, kalau hari hari ini ia sedang “dicintai, digandrungi dan populer”, karena bukan dia yang sedang cari popularitas, tetapi karya karyanya.