Oleh: Pdt. Jacobus Manuputty
Akhir akhir ini kita dikejutkan dengan demo penuh dengan bunga yang luarbiasa di balaikota DKI-Jkt, yang menurut catatan sejarah baru pernah terjadi selama ini di Ibukota negara ini. Entah apa yang menggerakan begitu banyak orang untuk datang menyampaikan apresiasi lewat bunga kepada gubernurnya yang kebetulan kalah dalam pilkada yang lalu. Ada berbagai rasa, ungkapan dan isi hati seperti yang terungkap dari papan-papan bunga yang berjejer di Balakota. Tetapi yang pasti, demo bunga ini berbanding terbalik dan sangat kontras dengan demo-demo jalanan yang penuh dengan kebencian. Karena demo bunga ini berasal dari hati-hati yang penuh cinta, kasih sayang serta penuh kegembiraan dan keindahan.
Demo-demo penuh kebencian itu sebaliknya, selain penuh rekayasa juga “disponsori” oleh pihak-pihak yang punya kepentingan. Selain membuat lalu lintas jalanan ibukota macet dan terganggu, juga ungkapan-ungkapanya bernada miring, penuh kebencian dan umpatan-umpatan kasar dan menyalahkan. Disinilah beda yang sangat menyolok antara “demo bunga versus demo penuh kebencian”. Kalau demo bunga berasal dari mereka-mereka yang berlapang dada sekalipun kalah dalam pertandingan, sebaliknya demo penuh kebencian menggambarkan keresahan dan kegelisahan jiwa yang merana entah kemana. Jiwa-jiwa yang gersang selalu membuat hati merana, itulah yang nampak dari demo yang penuh kebencian.
Dari sinilah demo bunga menggambarkan cinta kasih, kesejukan, keindahan dan keharuman seperti bunga. Itu juga sekaligus gambaran diri mereka yang demo menggunakan bunga, pribadi-pribadi yang sejuk, jiwa-jiwa yang penuh cinta, dan orang-orang yang tidak meresahkan oranglain. Justeru sebaliknya, banyak orang ikut gembira, banyak hati berbunga-bunga dan sukacita ada dimana-mana. Bunga mengeluarkan keharuman, bunga menampakan keindahan dan bunga mendatangkan sukacita dihati. Sudah waktunya kita lakukan revolusi bunga, agar bangsa ini bisa lebih hidup damai jauh dari keresahan. Tinggalkan demo penuh kebencian, karena selain tidak berguna bisa juga dipakai sebagai alat kejahatan.
Sebarkan keindahan, keharuman dan kecantikan dari hati yang berbunga-bunga, ketimbang hidup dalam kebencian dan permusuhan. Karena dunia ini sudah terlalu penuh dengan kebencian, derita dan keresahan. Hanya dari hati yang penuh cintalah hidup ini berbunga-bunga, dan hanya dari hidup yang berbunga-bunga, akan melahirkan kebahagiaan. Sebaliknya hidup yang penuh kebencian akan menimbulkan keresahan dan ketidak-damaian. Dan pada dasarnya manusia normal merindukan sukacita dan damai, sebaliknya hanya orang bodoh yang gemar akan keresahan dihati.
Selamat beraktivitas dengan berbunga-bunga dihati! Gb.