Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Renungan

Bercahaya Seperti Bintang

45
×

Bercahaya Seperti Bintang

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Pdt. Pinehas Djendjengi

 

Example 300x600

 

Filipi 2:12-18

(12) Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, (13) karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (14) Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, (15) supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia,

16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. (17) Tetapi sekalipun darahku dicurahkan pada korban dan ibadah imanmu, aku bersukacita dan aku bersukacita dengan kamu sekalian. (18) Dan kamu juga harus bersukacita demikian dan bersukacitalah dengan aku.

 

“Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar,” demikian nasihat Paulus kepada Jemaat di Filipi. Pada ayat 13 ia mengingatkan juga: “Karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

Kedua ayat di atas merupakan jalinan yang utuh, tidak boleh dipisahkan! Banyak orang mengutip ayat 13 dan melupakan ayat 12. Mereka hanya menunggu apa yang Allah akan lakukan bagi mereka dan melupakan tanggung jawabnya sehubungan dengan usaha mereka untuk mengerjakan keselamatannya. Mereka beranggapan bahwa hal keselamatan bukanlah pekerjaan kita, melainkan pekerjaan Allah saja. Mereka lupa bahwa pekerjaan Allah di dalam manusia bukanlah suatu pekerjaan yang dipaksakan kepada seseorang.

Keselamatan memang datang dari Tuhan. Ia menyatakannya karena kasih-Nya kepada manusia. Tapi kasih setia Tuhan tidaklah membebaskan kita dari kerjasama dengan Tuhan. Perlu kita sadari bahwa Tuhan tidak mengambil seseorang dan memasukannya dalam keselamatan-Nya, tanpa peduli apakah orang itu mau atau tidak. Tuhan mengajak kita untuk bekerja sama dengan-Nya. Manusia tetap memiliki kebebasan untuk menerima atau tidak. Yang jelas, barangsiapa menerimanya ia akan hidup dalam kebesaran anugerah Tuhan. Itulah sebabnya Paulus menasihati kita: “Tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar.”

Jadi ada hal-hal yang mesti kita kerjakan untuk menyempurnakan keselamatan yang dikaruniakan Allah kepada kita. Tuhan tidak membuat kita hidup tanpa tanggung jawab. Kita memang harus diselamatkan oleh Tuhan, karena ini adalah hal terpenting dalam pandangan Tuhan tentang manusia berdosa. Tapi kita juga harus sungguh-sungguh dan bergiat dengan sepenuhnya dalam keselamatan itu. Kita harus mengerjakannya dengan takut dan gentar.

Seorang dokter bedah pernah berkata bahwa ia selalu takut dan gentar pada saat bersiap-siap melakukan operasi terhadap pasiennya. Tapi pada saat ia mengambil perkakas bedah, perasaan itu hilang dan ia menjadi tenang. Perasaan takut dan gentar adalah sesuatu yang positif untuk menjauhkan kita dari kecongkakkan sehingga kita tidak meremehkan sedikitpun suatu pekerjaan. Demikian pula halnya dalam mengerjakan keselamatan kita, kita harus takut dan gentar, namun penuh keyakinan, sehingga setiap saat kita menghormati pekerjaan iman kita. Takut dan gentar mencerminikan kerendahan hati kita di hadapan Tuhan. Ia sendiri akan menyokong kita dalam bertindak.

Selanjutnya, Paulus menasihati, “Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan.” Keselamatan dalam diri kita tidak menjadi sempurna bukan saja karena kita tidak bertindak tapi juga ketika kita bertindak namun bersungut-sungut. Kita bertindak namun kita berbantah-bantahan! Umat Israel, dalam perjalanannya menuju tanah perjanjian, selalu bersungut-sungut kepada Tuhan. Sungut-sungut dan perbantahan membuat mereka makin jauh dari tanah perjanjian.

Sungut-sungut dan perbantahan akan membuat cahaya iman kita menjadi redup dan bahkan padam. Wasapalah!

Tuhan memilih dan menaruh kita dalam dunia ini sebagai bintang-bintang yang bercahaya dalam iman kepada Yesus. Kita adalah ‘alat’ yang akan memantulkan cahaya Kristus agar kegelapan tidak mengusai dunia ini. Kita tidak akan dapat menjadi cahaya Kristus kalau kita tidak hidup dalam ketaatan, tidak mengerjakan keselamatan kita, dan kalau kita selalu bersungut-sungut dan berbantah-bantahan.

Supaya cahaya kita betul-betul besinar, maka kita harus tinggal di dalam Kristus dan menjalankan kehidupan iman kita dalam ketekunan.

Adakah kita sekarang bekerja dalam iman penuh dengan ketekunan? Ataukah kita selalu bersungut-sungut dan berbantah-bantahan?

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *