Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
Opini & Analisa

23 Butir Tip Berbahasa Indonesia yang Baik dalam Kegiatan Gerejawi

42
×

23 Butir Tip Berbahasa Indonesia yang Baik dalam Kegiatan Gerejawi

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Oleh: Weinata Sairin (Peminat Bahasa Indonesia)

 

Example 300x600

1.Kami mengimbau ( bukan menghimbau)

2. Silakan duduk( bukan silahkan)

3. Setiap hari/hari demi hari

(bukan hari lepas hari)

4. Mari kita memuji Tuhan dari PKJ.no.15 bait 1 dan 2(bait untuk nyanyian bukan ayat).

5. Mari kita mendoakan persembahan ini(bukan Mari kita membawa persembahan ini didalam doa)

6.Baik ibadah Minggu maupun ibadah Rabu( bukan baik ibadah Minggu baik ibadah Rabu)

7.Sidang Jemaat yang sedang berkabung( bukan Sidang Perkabungan)

8. Kiranya persembahan ini dapat digunakan Gereja untuk mendatangkan Kerajaan Allah( bukan memperluas Kerajaan Allah).

9.Identitas warga Gereja(bukan Indentitas)

10.Untuk peserta Kursus Alkitab perlu disiapkan plaket (bukan Plakat)

11.Memasuki Saat Teduh(bukan mengambil Saat Teduh..Dikalangn.Katolik digunakan istilah “Saat Hening”)

12.Nas Pembimbing (bukan nats pembimbing)

13. Atas perhatian warga Jemaat kami ucapkan terimakasih (bukan atas perhatiannya)

14. Mari kita membaca secara berbalasan (bukan berbalasan dan responsoria)

15. Jenazah disemayamkan di gedung serbaguna (bukan mayat atau jasad)

16. Istilah yg digunakan untuk kematian adalah: wafat, dipanggil Tuhan, pulang kerumah Bapa, meninggal dunia.

17.Sesuai dengan Tata Gereja (bukan sesuai Tata Gereja).

18. Kami undang Saudara-saudara berdiri (bukan kami jemput)

19. Pada teks Doa Bapa Kami dan Pengakuan Iman Rasuli kata *daripada* disana mesti dibaca *dari* krn kata ‘daripada’ digunakan untuk pembandingan. Misalnya A lebih pandai daripada B.

20. Kata-kata ‘sorga’, ‘lobang,’;’sdr yg kekasih’ dlm.teks PB.yg baru sudah diubah menjadi *surga, lubang, sdr terkasih*sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

21.Kata “para” menunjukkan jamak/plural. Contoh “para Nabi” bukan para nabi-nabi”

22. Dalam bahasa Indonesia sekarang ini kata “generasi muda”,”pemuda”,”saudara” dipahami sudah termasuk wanita/perempuan. Jadi tidak perlu dikatakan “Saudara-saudari”, “pemuda-pemudi”.

 

Contoh dalam organisasi nasional KNPI itu sudah mencakup para perempuan. Pada “Sumpah Pemuda” juga sudah mencakup pemudi/perempuan.

23.Pada pelaksanaan suatu acara biasanya MC/Protokol menyatakan “Kita sekarang memasuki Acara Sambutan.

Sambutan yang pertama disampaikan oleh Ketua Umum PGI. Kepada Ketua Umum PGI *waktu dan tempat kami serahkan /silakan*

Ini ungkapan yang dari segi bahasa *salah* tetapi sering digunakan termasuk oleh lembaga di tingkat nasional.

Ungkapan yang baku adalah:

“Kini kita masuki sambutan pertama yang disampaikan oleh Ketua Umum PGI. Kami silakan..”

 

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *