Mata Ganti Mata dan Gigi Ganti Gigi Matius 5:38-48)

0
841

Oleh: Pdt.Jacobus Manuputty

Manusia itu makhluk yang serba aneka, variatif dalam cara berpikir, kadang sulit diduga dalam cara berucap dan bertindak serta kadang pula penuh kejutan dalam merespons sesuatu. Itulah yang membuat hidup ini kadang penuh misteri yang tak dapat dipecahkan semua permasalahannya, dan itu pula yang membuat kehidupan manusia itu masih eksis dari abad ke abad sampai hari ini. Ada banyak sisi positif didalam kehidupan manusia, tetapi tidak kurang bagian-bagian gelap dan negatif dari hidup manusia yang sering menimbulkan gejolak di dalam kehidupan ini. Itulah yang tergambar dari perikop Matius 5:38-48, di jaman hidup Yesus. Dia harus berhadapan dengan realitas hidup manusia disaat harus menjalani misi suci surgawi didunia ini. Ada beraneka perilaku hidup manusia yang bertentangan antara kesucian tuntutan hidup sorgawi dengan hasrat dan nafsu kemanusiaannya yang kerdil. Manusia yang percaya serta beriman kepada Tuhan, tetapi perilaku hidupnya tidak berkenan di pandangan mata Tuhan sendiri. Itulah sebabnya, “standar sorgawi” harus terus diingatkan kepada manusia melaui “khotbab di bukit”yang terkenal dengan “Ucapan Bahagia”. Ada 3 (tiga) substansi penting dan bermakna dari khotbah Yesus ini :

1. JANGAN SUKA BALAS KEJAHATAN DENGAN KEJAHATAN :

Ini kecenderungan hidup dan perilaku manusia dimana-mana, sering suka membalas kejahatan dengan kejahatan. Sedikit sekali yang mampu membalas kejahatan dengan kebaikan, karena di situlah terdapat titik lemah manusia.. cenderung suka bertindak “MATA GANTI MATA DAN GIGI GANTI GIGI”. Suka dan sering sekali membalas kejahatan dengan kejahatan, sehingga hidup itu menjadi tidak lagi indah. Karena itu Tuhan memberi “Standar Sorgawi” yang harus dilakukan oleh manusia yang sudah diselamatkan-Nya. Ini yang harus kamu lakukan : “siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu”(ay39). Intinya, jangan balas kejahatan dengan kejahatan, tetapi tunjukan bahwa kau berbeda karena kau adalah manusia sorgawi yang sudah diselamatkan. Sebab kalau tidak demikian, apa bedanya kamu dengan manusia berdosa, itu kata Tuhan(ay 45).

Baca juga  Pengurus Baru PP GMKI Dikukuhkan, Ketua Umum : Diperlukan Reformasi Pergerakan Mahasiwa di Era Zaman Milenial

2. JANGAN MEMBENCI ORANG YANG MEMUSUHI KAMU:

Tidak mudah memang kita harus ber-baik-baik dengan mereka yang selalu memusuhi kita, dan tidak segampang itu kita berlaku baik kepada orang-oeang yang membenci kita. Tetapi itulah ajaran Tuhan yang harus kita praktekkan, apabila kita mau disebut anak-anak Tuhan. Sebab manusia dunia selalu penuh dengan kebencian terhadap orang-orang yang membenci mereka, sehingga hidup itu makin tak berampun. Kebencian dibalas dengan kebencian, kejahatan dibalas dengan kejahatan sehingga keburukan jadi tak berujung. Karena itu Tuhan menetapkan “standar tinggi” bagi hidup anak-anakNya : “Kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang menganiaya kamu”(ay 44). Sebab kebencian tidak akan pernah hilang apabila dibalas dengan kebencian, tetapi kejahatan bisa dikalahkan dengan kebaikan. Dengan cara hidup yang seperti itu, maka kamu akan disebut “anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik(ay 45).

3. KALAU BERBUAT BAIK JANGAN LIHAT-LIHAT MUKA :

Kecenderungan manusia hanya suka berbuat baik kepada mereka yang berbuat baik kepadanya. Sebaliknya suka berlaku tidak baik kepada mereka yang berlaku tidak baik juga kepadanya. Itu trend dan cara hidup manusia kebanyakan. Kalau mau berbuat kebaikan suka pilih-pilih, lihat-lihat muka apakah orang ini pernah berbuat baik kepada kita. Perilaku hidup yang seperti ini yang membuat kebaikan itu kadang punya batasan-batasan sempit, hanya kepada orang-orang yang sukai dan menyukai kita, kepada mereka yang kita kasihi dan mengasihi kita. Padahal yang namanya “kebaikan” itu, tidak ada batasnya dan tidak boleh dibatasi hanya kepada orang-orang yang kita sukai. Kalau perilaku kita seperti itu, kata Tuhan : ” orang-orang berdosa juga berbuat hal seperti itu, lalu apa bedanya kita dengan mereka. Sebab “orang-orang yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian(ay 47). Karena itu kata Tuhan, “kamu harus sempurna sama seperti Bapamu yang disorga adalah sempurna(ay 48).

Baca juga  Berkaca Dirilah Pada Cermin

Ini semua “standar Sorgawi” yang Tuhan tetapkan kepada kita, dan itu yang membedakan kita dengan manusia kebanyakan. Karena kita ada di dunia tetapi kita bukan manusia duniawi, itu kata Tuhan.

With my sist in Christ, Dannel Nomdeni.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here