Oleh: Pdt. Weinata Sairin
Salah satu kata kunci yang penting dalam kehidupan adalah optimisme. Optimisme, lawan dari pesimisme, adalah sikap penuh pengharapan dan yakin tentang sesuatu, yang dimiliki seseorang sehingga ia termotivasi untuk terus melaksanakan tugas dan aktivitasnya. Orang yang optimis adalah seorang yang tekun, tangguh, tahan banting, pantang menyerah yang tidak mudah terprovokasi untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan ketentuan baku.
Dari berbagai pengalaman praktis kita mencatat bahwa ada beberapa ciri yang menonjol yang dimiliki seorang yang optimis. Ia pada umumnya adalah seorang yang memiliki insiatif /prakarsa dan acap mempunyai beberapa opsi dalam menghadapi permasalahan. Ia memprediksi dan mengkalkulasi dengan cermat setiap opsi itu. Misalnya Plan A dimana kelemahan dan kekuatannya, Plan B apa untung ruginya. Seorang optimis memiliki self confidence yang tinggi, ia tenang tidak cepat panik ( apalagi ” panic disorder” yang disebabkan anxietas). Sosok optimis selalu berfikir positif, tidak takut gagal dan jika ia mengalami kegagalan ia memaknainya sebagai bagian dari proses pembelajaran.
Seorang yang optimis tentu saja mampu mengukur kemampuan/kekuatan diri sendiri. Jadi ia realistis, jika memang ia merasa tidak mampu disuatu bidang, ia tidak memaksakannya. Ia bersedia menunggu kapan waktu yang tepat, tatkala ia sudah merasa mampu maka ia melakukan sesuatu hal. Sikap optimis memang mesti dibangun sejak awal, melalui pendidikan dan keteladanan ayah dan ibu kita di dalam keluarga. Mereka sejak awal menumbuhkan bagaimana sikap optimis itu dimiliki seorang anak, tidak cengeng dalam berhadapan dengan setiap permasalahan hidup.
Agama-agama memberikan panduan yang amat jelas tegas bagaimana seseorang itu mesti mengembangkan sikap hidup yang optimis, yang berpengharapan dan penuh dengan self confidence. Sikap optimis, sikap tidak menyerah, tidak pasrah pada nasib amat dibutuhkan dalam sebuah dunia yang maju tapi yang kadang keras dan kejam yang sering tidak lagi menghargai harkat dan martabat manusia. Upaya manusia, ikhtiar yang didukung doa kepada Tuhan Yang Maha Esa menjadi sesuatu yang amat urgen dan prioritas.
Apa yang dikatakan orang selevel Napoleon Bonaparte menjadi amat penting untuk kita wujudkan dalam kenyataan praktis. Mari bersikap optimis, mohon tuntunan dan rahmat Tuhan Yang Maha Esa sehingga kita masuki hari-hari kedepan dengan penuh syukur dan sukacita.
Selamat berjuang! God Bless.