Menangkan Anak-anak, Menangkan Masa Depan

0
839

Ps.Boas Braga, M.Min

Boas

“Peperangan kita saat ini bukan hanya melawan kuasa kegelapan, setan dan antek-anteknya. Akan tetapi, peperangan terbesar kita saat ini adalah di dunia teknologi, digitalisasi, globalisasi dan media sosial. Menurut survei, di Amerika anak-anak menghabiskan 7 jam 38 menit setiap hari untuk menonton televisi.Di Indonesia 4 jam sehari (tahun 2010). 600 juta foto dikirim via Whatsapp .Pelanggan Facebook 1,3 miliar orang, pengguna aktif  829 juta. Di di Indonesia pengguna Face Book 69 juta orang.(Oktober 2014).30 juta pelanggan internet di Indonesia adalah anak remaja (Febuari 2014). Jadi, anak-anak sedang dimuridkan oleh dunia. Padahal menurut survei, 80% orang bertobat sebelum umur 18 tahun. Jadi apakah berarti kita harus melarang anak-anak kita dari teknologi, digitalisasi, media sosial dan globalisasi? Atau kita doakan dan perangi?Kita tidak mungkin melarang atau menjauhkan  mereka dari semuanya ini tetapi bagaimana memanfaatkan semuanya itu untuk kemajuan Injil Kerajaan Allah. Saat ini, Gereja masih mencoba mempengaruhi orang yang hidup di abad 21 ini dengan cara-cara abad 18 atau 19. Kalau metode mengajar atau melayani anak di ruang-ruang kelas kita tidak menarik, maka mereka lebih suka berkutat dengan gadget mereka. Jangan salahkan Setan! Dunia bergerak begitu cepat, bagaimana dengan gereja?” demikian disampaikan Ps. Boas Braga, M.Min,  Pionir dan Founder dari Kids For Christ Ministry saat menerima audiensi Tritunggal dan Suara Kristen di kantornya, di Mal Taman Palem, Cengkareng, Jakarta.

 

“Kita terlalu bangga kalau ada satu orang dewasa bertobat dipertengahan usianya (35 tahun), apalagi orang ini orang terkenal ; artis, pejabat tinggi atau dukun sakti. Bahkan gereja begitu antusias mengundangnya untuk bersaksi (ya..tidak salah). Kita lupa bahwa setengah usianya telah dipersembahkan kepada si jahat(<35 tahun). Gereja terlalu bereforia dengan orang dewasa, sehingga melupakan dan mengabaikan pelayanan anak-anak. Gereja kurang tertarik untuk berinvestasi uang, waktu dan tenaga bagi mereka.Survei membuktikan hanya tiga persen bajet yang dianggarkan Gereja buat pelayanan anak. Alkitab memerintahkan orang tua untuk mengajari anak-anak mereka Firman Tuhan (Ul. 6:6-9; Ef. 6:4)

Baca juga  El Shaddai Ministry Sukses Menggelar “Blue Fire Praise Concert” di Jakarta

 

Kalau kita memenangi seorang anak, kita memenangi seluruh hidupnya.Kita memenangi masa depannya, masa depan gereja dan masa depan bangsa. Kalau sampai hari ini anak kita tetap setia di dalam Tuhan semestinya  kita bangga dengan mereka. Sekalipun mungkin tidak ada perbuatan yang spektakuler melalui hidupnya. George W Baily pernah

“Peperangan kita saat ini bukan hanya melawan kuasa kegelapan, setan dan antek-anteknya. Akan tetapi, peperangan terbesar kita saat ini adalah di dunia teknologi, digitalisasi, globalisasi dan media sosial. Menurut survei, di Amerika anak-anak menghabiskan 7 jam 38 menit setiap hari untuk menonton televisi.Di Indonesia 4 jam sehari (tahun 2010). 600 juta foto dikirim via Whatsapp .Pelanggan Facebook 1,3 miliar orang, pengguna aktif  829 juta. Di di Indonesia pengguna Face Book 69 juta orang.(Oktober 2014).30 juta pelanggan internet di Indonesia adalah anak remaja (Febuari 2014). Jadi, anak-anak sedang dimuridkan oleh dunia. Padahal menurut survei, 80% orang bertobat sebelum umur 18 tahun. Jadi apakah berarti kita harus melarang anak-anak kita dari teknologi, digitalisasi, media sosial dan globalisasi? Atau kita doakan dan perangi?Kita tidak mungkin melarang atau menjauhkan  mereka dari semuanya ini tetapi bagaimana memanfaatkan semuanya itu untuk kemajuan Injil Kerajaan Allah. Saat ini, Gereja masih mencoba mempengaruhi orang yang hidup di abad 21 ini dengan cara-cara abad 18 atau 19. Kalau metode mengajar atau melayani anak di ruang-ruang kelas kita tidak menarik, maka mereka lebih suka berkutat dengan gadget mereka. Jangan salahkan Setan! Dunia bergerak begitu cepat, bagaimana dengan gereja?” demikian disampaikan Ps. Boas Braga, M.Min,  Pionir dan Founder dari Kids For Christ Ministry saat menerima audiensi Tritunggal dan Suara Kristen di kantornya, di Mal Taman Palem, Cengkareng, Jakarta.

Baca juga  Sekretaris Jenderal WCC Mengucapkan Selamat kepada Paus Baru

 

“Kita terlalu bangga kalau ada satu orang dewasa bertobat dipertengahan usianya (35 tahun), apalagi orang ini orang terkenal ; artis, pejabat tinggi atau dukun sakti. Bahkan gereja begitu antusias mengundangnya untuk bersaksi (ya..tidak salah). Kita lupa bahwa setengah usianya telah dipersembahkan kepada si jahat(<35 tahun). Gereja terlalu bereforia dengan orang dewasa, sehingga melupakan dan mengabaikan pelayanan anak-anak. Gereja kurang tertarik untuk berinvestasi uang, waktu dan tenaga bagi mereka.Survei membuktikan hanya tiga persen bajet yang dianggarkan Gereja buat pelayanan anak. Alkitab memerintahkan orang tua untuk mengajari anak-anak mereka Firman Tuhan (Ul. 6:6-9; Ef. 6:4)

 

Kalau kita memenangi seorang anak, kita memenangi seluruh hidupnya.Kita memenangi masa depannya, masa depan gereja dan masa depan bangsa. Kalau sampai hari ini anak kita tetap setia di dalam Tuhan semestinya  kita bangga dengan mereka. Sekalipun mungkin tidak ada perbuatan yang spektakuler melalui hidupnya. George W Baily pernah