GANJAR TERKENA POLITIK BELAH BAMBU NASDEM?
Menuju Pilpres 2019 ini hanya PDIP yang ‘halal’ mencapreskan kadernya selaku Presiden tahun.2024-2029, karena parpol lainnya haruslah ‘berkerumun’ untung lepas dari ambang batas. Termasuk Nasdem, yang hanya berbekal 59 kursi DPR RI, > 12.661.792 suara atau 9,05% suara nasional.
Dari 575 kursi DPR, kursi terbesar diperoleh PDIP sebanyak 128 kursi (> 27,5 juta suara nasional) , Golkar: 85 kursi (14,8%), Gerindra: 78 kursi (13,6%), NasDem: 59 kursi (10,3%), PKB: 58 kursi (10,1%), Demokrat: 54 kursi (9,4%), PKS: 50 kursi (8,7%), PAN: 44 kursi (7,7,%) dan PPP: 19 kursi (3,3%)
MENGAPA NASDEM NGOTOT CAPRESKAN GANJAR?
Anak PAUD juga tahu jika H. Ganjar Pranowo, S.H., M.I.P. adalah Gubernur Jawa Tengah dua periode yang menjabat sejak 23 Agustus 2013. Yang juga kader dari PDIP dan pernah menjabat selaku anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Fraksi PDI Perjuangan periode 2004–2009 dan 2009–2013
Anak PAUD juga tahu jika Ganjar tidak akan pernah mau ‘berkhianat kepada PDIP khususnya kepada > 48% pemilihnya saat Pilgub Jateng thn.2013 & 2018 yang notabene adalah kader PDIP
Jadi mengapa Nasdem memaksakan diri mencapreskan Ganjar bukankah Nasdem mempunyai kader lebih dari 12,9 juta dan 59 kursi DPRRI?, apakah memang tidak ada yang layak di internal Nasdem sebagai Capres 2024?
Kami, Alumni Kongres Relawan Jokowi 2013 (Akarjokowi2013) , yang juga bukan kader PDIP & Ganjaris sangat hati – hati menyikapi hal ini. Yang kami pahami PDIP memang membebaskan setiap kader, termasuk Ganjar Pranowo, memilih jalan politik. Namun sebagai politikus handal, Ganjar tidak akan ‘menabrak’ dan membabi-buta, dia akan berhadapan dengan hukum sosial dan ini merugikan para pemilihnya di thn.2013 & 2018 lalu yang notabene adalah ‘kader PDIP.
Ganjar tidak akan menjual harga diri sebagai Sukarnois untuk kepentingan kelompok dan kepentingan popularitas individu orang diluar PDIP juga kepentingan individu Ganjar sendiri.
Upaya Me-Nasdem-kan Ganjar, bagi kami menandakan proses kaderisai di Nasdem tidak berjalan maka kemudian meng-halalkan adanya bajak-membajak kader partai lain.
Kalau pun kemudian muncul kelompok / komunitas ‘Ganjaris, itu lumrah. Namun jika ada parpol diluar PDIP yang memaksakan Mencapreskan Ganjar itu ‘big question mark, bahkan patut diwaspadai sebagai ‘politik belah bambu ; taktik pecah belah, membelah bambu yang dilakukan dengan satu bagian atas diangkat dan bagian bawah diinjak. Semakin kuat bagian bawah diinjak dan semakin kuat bagian atas diangkat, makin cepat terjadi perpecahan
Bandung, Tgl.27 Juni 2022
Arief P.Suwendi
KordNas Akarjokowi2013