Alcatel-Lucent Enterprise Education Day 2021: Teknologi Tepat untuk Sistem Belajar Hybrid yang Sesuai Kebutuhan Guru dan Murid
Jakarta, Gramediapost.com
Alcatel-Lucent Enterprise, provider terdepan solusi komunikasi, jaringan, dan awan yang disesuaikan dengan kebutuhan industri, mendukung rencana pemerintah untuk mengubah sistem pendidikan di Indonesia dari pendidikan tatap muka menjadi pendidikan campuran atau hybrid seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo[1]. Ia menekankan perlunya sistem pendidikan Indonesia mengadopsi metode-metode baru dan digitalisasi sebagai dampak dari pandemi Covid-19 yang telah mengubah tatanan sistem pendidikan di seluruh dunia.
Sejalan dengan rencana pemerintah tersebut, Alcatel-Lucent Enterprise hari ini (15/07) menggelar ‘ALE Education Day 2021: Hybrid Learning System Adaptation for Indonesia Education System’. Pada webinar ini, ALE bersama dengan perwakilan pemerintah, serta pakar pendidikan dan pakar teknologi berbagi pandangan dan pengetahuan terkait teknologi yang tepat untuk mendukung pengimplementasian ekosistem pendidikan hybrid yang sesuai dengan kebutuhan saat ini dan di masa depan.
“Akibat dari pandemi Covid-19, pendidikan online atau hybrid bukan lagi sebuah pilihan tetapi menjadi kebutuhan. Kemajuan teknologi digital memungkinkan siswa belajar apapun, kapanpun, dan darimana pun. Tantangannya adalah menemukan solusi atau teknologi yang tepat sesuai kebutuhan guru dan siswa,” ujar Wahyu Adi, Country Business Leader Alcatel-Lucent Enterprise Indonesia.
Teknologi berperan penting sebagai medium yang mendukung kurikulum sekolah dan mendorong kreativitas dan pengetahuan siswa. Statistik Pendidikan 2020 yang dirilis BPS menunjukkan dalam empat tahun terakhir penggunaan Internet di kalangan siswa meningkat 25 persen. Di tingkat SD, dalam dua tahun terakhir penggunaan Internet naik 20 persen, terutama karena pandemi[2]. Internet bisa menyediakan teknologi pendidikan yang mendukung upaya pembelajaran siswa dan guru, serta aplikasi administratif untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pendidikan. Terkait hal ini, infrastruktur digital menjadi bagian penting bagi keberhasilan pengimplementasian sistem pendidikan hybrid.
“Saat ini, teknologi digital menjadi bagian tidak terpisahkan dalam proses pembelajaran siswa. Lebih dari satu tahun terakhir, mereka belajar dari rumah menggunakan berbagai media seperti TV, smartphone, laptop, dan lain-lain. Teknologi yang tepat dibarengi dengan panduan dan aplikasi yang tepat bisa membuat siswa menjadi lebih kreatif dan memungkinkan mereka menemukan hal-hal baru. Inilah yang menjadi bahasan kita di acara EduDay hari ini dan kami berharap hasil diskusi ini bisa menjadi masukan untuk pemerintah,” ujar Brando Lubis, Country Business Development Manager AMD. Ia mengatakan AMD memiliki pengalaman luas dalam membantu transformasi digital di berbagai sektor, termasuk pendidikan.
Pendidikan jarak jauh (PJJ) tampaknya akan terus menjadi bagian dari pendidikan sekolah seiring banyaknya sekolah yang mengembangkan sistem pendidikan hybrid, atau gabungan pendidikan tatap muka dan online, yang digunakan selama masa pandemi. Oleh karena itu, kemampuan digital para guru harus terus ditingkatkan [3].
Kesehatan Sebagai Prioritas
Baik pendidikan online, jarak jauh, atau hybrid, kesehatan tetap menjadi prioritas utama. Presiden Joko Widodo terus menekankan pentingnya prosedur kesehatan (prokes) ketat dalam implementasi sistem pendidikan hybrid demi memastikan kesehatan guru, siswa dan keluarga mereka. Dengan pengetatan prokes, penggunaan teknologi yang menunjang pendidikan meningkat 25 persen semenjak krisis kesehatan.
Teknologi untuk mendukung proses pendidikan hybrid membutuhkan platform intuitif, terintegrasi dan aman yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing guru. Teknologi tersebut harus memiliki tools keamanan yang bisa sesuai dengan aplikasi konferensi, mudah terintegrasi dengan Learning Management System, memberikan pendidikan yang seimbang, dan bisa digunakan untuk tools kolaborasi real-time dan aman, misalnya grup belajar yang diawasi guru, whiteboard virtual, audio, video, dan kemampuan pesan instan, serta saling berbagai file dan layar. Rainbow Classroom memungkinkan guru menerapkan gaya mengajar mereka untuk memenuhi kebutuhan siswa melalui pemanfaatan lingkungan pendidikan virtual menyeluruh.
“Pendidikan online dan hybrid bisa menjadi sebuah kenormalan baru di sistem pendidikan kita dan kita perlu beradaptasi. Rainbow Classroom bisa disesuaikan oleh sekolah atau universitas untuk mengoptimalkan pengalaman belajar jarak jauh, memastikan keamanan data dan kemudahan penggunaan bagi guru dan siswa. Rainbow Classroom memiliki teknologi yang luwes dan membuatnya bisa digunakan di berbagai lingkungan pendidikan. Dengan menggunakan Rainbow Classroom, sekolah atau universitas bisa mengubah peramban sederhana menjadi tools pendidikan terintegrasi, aman dan single sign-on. ALE hadir untuk mendukung guru dan siswa dalam proses evolusi menuju lingkungan pendidikan digital hybrid,” ujar Wahyu.
####
Tentang Alcatel-Lucent Enterprise
Alcatel-Lucent Enterprise menghadirkan pengalaman teknologi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan untuk membuat semua terkoneksi.
ALE memberikan solusi jejaring era digital, komunikasi, dan solusi awan yang disesuaikan untuk memastikan kesuksesan pelanggan, dengan model bisnis fleksibel baik di awan, di lokasi tertentu, atau gabungan keduanya. Seluruh solusi ALE memiliki keamanan bawaan dan dampak lingkungan terbatas.
Lebih dari 100 tahun inovasi telah membawa Alcatel-Lucent Enterprise menjadi advisor terpercaya dari lebih dari 830 ribu pelanggan di seluruh dunia.
Dengan kantor pusat di Perancis dan lebih dari 2.900 rekan bisnis di seluruh dunia, Alcatel-Lucent Enterprise memiliki jangkauan global efektif dengan fokus lokal.
www.al-enterprise.com| LinkedIn | Twitter | Facebook | Instagram
***
Ket. Foto Utama:
Panelis dalam diskusi panel ALE EduDay 2021 (searah jarum jam):
Budi Rahardjo, Praktisi IT & TAP Jawa Barat; Cepi Riyana, Direktur STI Universitas Pendidikan Indonesia; Wawan Setiawan, Direktur Perencanaan dan Organisasi Universitas Pendidikan Indonesia; Novse Hardiman, Channel Sales Manager Alcatel-Lucent Enterprise; Abdul Somad, Senior Solution Architect PT Fujitsu Indonesia; Brando Lubis, Country Manager AMD Indonesia, dan Evi Rudiat, Director Enterprise Nokia Indonesia.
***
(Hotben)