Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITANasional

Potensi Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di Indonesia Pasca Krisis Pandemi COVID-19

22
×

Potensi Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di Indonesia Pasca Krisis Pandemi COVID-19

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Potensi Pengembangan Pariwisata Ramah Muslim di Indonesia Pasca Krisis Pandemi COVID-19

 

Example 300x600

Jakarta, Gramediapost.com

Sebagai negara dengan populasi masyarakat muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi pengembangan pariwisata halal atau pariwisata ramah muslim yang sangat menjanjikan, tidak hanya bagi turis muslim dalam negeri, namun juga bagi turis muslim dari mancanegara. Potensi pengembangan pasar wisata ramah muslim di Indonesia memiliki kesempatan besar untuk bangkit kembali setelah krisis pandemi COVID-19 yang melanda dunia.

Menurut Mikhail Melvin Goh, Chief operating officer (COO) Have Halal Will Travel (HHWT), startup yang bergerak di bidang perjalanan wisata halal ini menyatakan, pasar wisata ramah muslim di Asia mendapat perhatian besar bagi pengembangan pariwisata selepas pandemi ini.

“Kita melihat bagaimana China bisa bangkit dan recovery dengan cepat setelah krisis COVID-19 ini melanda. Sebagian daerah di China sudah mulai mengoperasikan kembali industri pariwisata mereka. Hal yang sama juga sudah mulai terlihat di beberapa negara lainnya di Asia Tenggara. Seperti kampanye Visa Tourist jangka panjang di Thailand, Program Cuti-Cuti Malaysia, SG Clean Campaign di Singapura, dan juga program sertifikasi Health and Safety Environment yang digalakkan oleh pemerintah Indonesia. Pemulihan industri pariwisata di negara Asia Tenggara sudah mulai menunjukkan arah yang lebih baik dan menjanjikan” Ujar Melvin menegaskan.

Menurut pendiri startup yang berbasis di Singapura ini, kesuksesan pemulihan pariwisata, khususnya pariwisata ramah muslim, harus sejalan dengan pemahaman pelaku bisnis di bidang pariwisata terhadap kebutuhan konsumen muslim itu sendiri. Motivasi perjalanan wisata yang dimiliki oleh turis muslim, tentu berbeda dengan turis lainnya, dan hal ini akan sangat berpengaruh kepada gaya perjalanan mereka pula.

Hal senada juga disampaikan oleh Ufuk Secgin, Manajer Pemasaran HalalBooking.com, online travel agency global yang menjangkau pasar pariwisata ramah muslim di seluruh dunia. Sebagai sebuah platform penjualan penginapan dan paket perjalanan wisata ramah muslim di seluruh dunia, Ufuk memandang bahwa pariwisata ramah muslim merupakan sebuah potensi bisnis yang sangat menjanjikan. Berdasarkan data yang dimiliki oleh Halalbooking.com, pariwisata ramah muslim atau secara global juga dikenal dengan pariwisata halal, merupakan sebuah kebutuhan bagi turis muslim di seluruh dunia.

Pemenuhan kebutuhan ini lah yang harus diperhatikan dengan baik oleh para pelaku bisnis di bidang pariwisata.

“Potensi pasar pariwisata halal secara global ini tentu peluang yang sangat menjanjikan. Namun, peluang itu hanya bisa dicapai jika pelaku bisnis mampu memenuhi kebutuhan turis muslim dengan baik, misalnya penyediaan fasilitas penginapan yang sesuai standar Islam, tidak ada minuman beralkohol, jaminan makanan halal, dan juga penyediaan fasilitas ibadah yang dibutuhkan oleh turis muslim sehari-hari” Ujar Ufuk menjelaskan.

Menurut Ufuk, hal ini pula yang membuat Halalbooking.com bisa berkembang dengan cepat, karena layanan mereka memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi turis muslim dalam memilih penginapan dan destinasi yang sesuai dengan kebutuhan khusus mereka tadi. Ufuk juga berkisah, bahwa selama pandemi ini, bisnisnya juga sangat terdampak tapi dengan tetap terus memberikan pelayanan terbaik bagi segmentasi pasar muslim secara serius, Halalbooking.com bisa perlahan bangkit kembali.

Pengembangan pasar pariwisata ramah muslim di dunia dan Indonesia khususnya memang menjadi tantangan bagi pemerintah dan juga pelaku usaha di bidang pariwisata itu sendiri. Berdasarkan diskusi yang berlangsung dalam acara Konferensi Internasional Pariwisata Ramah Muslim tersebut, para pembicara dan tamu undangan juga menyampaikan berbagai tantangan yang harus dibenahi bersama oleh pemangku kepentingan di Indonesia. Sejatinya, sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, pasar wisata halal dan ramah muslim di Indonesia bisa menjadi contoh dan rujukan oleh negara-negara lain.

Ketua Perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), Riyanto Sofyan, dalam sambutan dan pemaparannya menekankan bahwa kerjasama yang baik sangat dibutuhkan oleh para stakeholder pariwisata ramah muslim di Indonesia. Komunikasi pentahelix antara Pemerintah, Pelaku Bisnis, Akademisi, Komunitas, dan Media akan membantu pengambilan kebijakan strategis dalam mengembangkan pariwisata ramah muslim tersebut. Jika semua pihak saling berkoordinasi dengan baik, maka kebangkitan pariwisata Indonesia akan bisa dicapai bersama-sama.

“Dalam konferensi ini kita harapkan hendaknya masyarakat Indonesia bisa memahami bahwa pariwisata halal bukanlah membatasi pengembangan pariwisata kita. Tapi justru pariwisata halal merupakan sebuah potensi baru yang bisa dikembangkan oleh pelaku usaha untuk memenuhi kebutuhan para turis yang datang, khususnya turis muslim. Oleh karena itu, komunikasi dan koordinasi yang baik perlu kita tingkatkan bersama dalam mengembangkan pariwisata halal atau wisata ramah muslim di Indonesia ini” Ujar Riyanto menegaskan.

Dalam pemarapannya juga, Riyanto menjelaskan bahwa konsep kampanye kebersihan dan keselamatan lingkungan yang marak dikampanyekan oleh industri pariwisata di seluruh dunia akhir-akhir ini, tentunya sangat sejalan dengan nilai-nilai Islami dalam konsep pariwisata halal. Jika dijalankan dengan baik dan sesuai standar yang ditentukan, aspek halal yang mencakup kebersihan dan keselamatan lingkungan tersebut sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan.

“Kita mengenal konsep halalan thayyiban, halal dan juga baik. Jadi pariwisata halal itu, tidak hanya menambahkan label halal pada makanan dan penginapannya saja, tapi juga memastikan bahwa semuanya memenuhi unsur kebersihan, kebermanfaatan, dan juga tentunya keselamatan pada lingkungan. Inilah yang kita kampanyekan juga terkait keselamatan dari wabah COVID-19 ini. Jika sudah halal, insyaallah juga sejalan dengan protokol perlindungan kesehatan tersebut!” Ujar Riyanto meyakinkan.

Proses edukasi dan kampanye terkait pariwisata ramah muslim ini memang perlu ditingkatkan di tengah masyarakat Indonesia yang beragam.

Pengembangan bisnis di bidang pariwisata halal juga harus ditingkatkan dengan pengembangan strategi komunikasi dan pemasaran yang baik di antara pemangku kepentingan yang terlibat dalam industri pariwisata tersebut. Menurut ketua pelaksana Indonesia Halal Tourism Summit 2020, Noveri Maulana, rangkaian acara seminar dan konferensi pariwisata halal pada gelaran ISEF 2020 ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan komunikasi dan edukasi tersebut.

“Kita yakin dan percaya, bahwa selepas pandemi ini, pariwisata Indonesia akan bisa bangkit kembali, termasuk pariwisata ramah muslim yang menjadi peluang besar bagi Indonesia untuk menggaet turis muslim domestik dan mancanegara. Namun, untuk mewujudkan itu semua, perlu upaya optimal dan komunikasi yang baik di antara pemangku kepentingan pariwisata kita sehingga kolaborasi positif untuk bangkit bersama benar-benar terwujud nyata!” Ujar Noveri berharap.

Konferensi pariwisata ramah muslim ini diselenggarakan oleh perkumpulan Pariwisata Halal Indonesia (PPHI), bekerjasama dengan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI). Acara ini berlangsung pada Kamis, 29 Oktober 2020 secara virtual dan menjadi bagian dari puncak gelaran ”The 7th Indonesia Sharia Economic Festival (7th ISEF)” tahun 2020 yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

Gelaran konferensi internasional yang bertajuk “Strategic Innovation for Sustainable Muslim Friendly Tourism” ini dibuka dengan Keynote Speech oleh Bapak Fadjar Hutomo (Deputy Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf) dan Bapak Dr. Sugeng (Deputi Gubernur Bank Indonesia). Konferensi ini juga menghadirkan beberapa pembicara dari dalam dan luar negeri, yaitu Reem Elshafaki (Senior Associate Dinarstandard – USA), Ufuk Secgin (Chief Marketing Officer HalalBooking.com – UK), Mikhail Melvin Goh (Chief Operating Officer Have Halal Will Travel – Singapore), dan Riyanto Sofyan (Chairman PPHI & Chairman SofyanCorp – Indonesia).

Konferensi ini dihadiri oleh lebih dari 900 peserta yang tergabung melalui aplikasi Zoom dan juga Youtube Live dari berbagai belahan negara di dunia. Selain dihadiri oleh pelaku usaha di bidang pariwisata di Indonesia, konferensi ini juga disimak oleh berbagai dinas pariwisata dan pemerintah daerah di Indonesia, akademisi dan peneliti di bidang pariwisata, komunitas pegiat pariwisata, dan juga mahasiswa. Selain itu, acara juga dihadiri oleh beberapa pejabat negara seperti direktur Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI), Staf Ahli Wakil Presiden, dan juga turut dihadiri oleh beberapa tokoh pariwisata Indonesia.

Untuk informasi lebih lanjut terkait Konferensi Internasional ini, Bapak dan Ibu bisa menghubungi sekretariat panitia Indonesia Halal Tourism Summit berikut ini:

– Rifai 08111276892
– Dina 085272141213

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *