Kanker Paru ALK-Positif : “Kenali, Periksa Tangani Bersama”

0
1120

Kanker Paru ALK-Positif : “Kenali, Periksa Tangani Bersama”

Jakarta, Gramedia.epost.com

Dalam rangka memperingati Bulan Peduli Kanker Paru Sedunia, Cancer Information & Support Center mengadakan forum edukasi media dengan tema “Kanker Paru ALK-Positlf : Kenali, Periksa Tangani Bersama.” Berdasarkan data Global Cancer Observatory (Globocan 2018), 1,8 juta jiwa didunia meninggal akibat kanker paru sepanjang 2018. Sementara di Indonesia, setiap tahunnya lebih dari 30.023 penduduk Indonesia didiagnosa kanker paru, sementara, 26.095 orang meningal akibat kanker paru pada tahun 2018.

Secara umum, kanker paru dibagi menjadi 2 jenis besar yakni kanker paru bukan sel kecll atau non small cell lung cancer (NSCLC) dan kanker paru sel kecil atau small cell lung cancer (SCLC). Sejumlah pasien NSCLC memiliki mutasi gen anaplastic lymphoma kinase (ALK) atau dikenal dengan kanker paru NSCLC ALK+ (ALK positif).

Aryanthi Baramuli Putrl, SH, MH, Ketua Umum Cancer Information & Support CeMer mengatakan, ”Kanker paru merupakan penyebab kematian tertlnggi akibat kanker, bahkan Ieblh tinggi jika dibandingkan dengan jumlah kematian dari kanker prostat, payudara dan kolorektal bila digabungkan. Tingkat survival 5 tahunan kanker paru sangat rendah dan tergantung pada stadium ditemukannya kanker, dimana pada kanker paru stadium dini sebesar 50%, sementara stadium Ianjut hanya sekitar 2-19%. Hal lni menandakan adanya tantangan dari segi ketersediaan informasi tentang kanker paru dan berbagai jenis mutasinya serta deteksi dan pengobatannya, termasuk untuk kanker paru jenis ALK positif.”

dr. Sita Laksmi Andarini, Ph.D, Sp.P (K) mengatakan, ”ALK adalah salah satu mutasi onkogenik yang terjadi pada pasien kanker paru bukan sel kecil atau NSCLC. Kanker paru ALK positif memillki masa perburukan yang sangat cepat, yaitu hanya sekitar 7 bulan dengan pengobatan kemoterapi. Kanker paru jenis ini bisa dibilang penyakit Iangka dimana terjadi pada sekitar 2-5% dari populasi kanker paru, yang sebagian besar ditemui pada pasien kanker paru stadium lanjut, bukan perokok, berusia sekltar 45-50 tahun atau lebih muda dari populasi pasien kanker paru umumnya, serta mengalami penyebaran sel kanker atau metastasis ke otak. Namun, lanskap pengobatan kanker paru telah berkembang sangat pesat sehingga kemajuan teknologl memungkinkan penanganan kanker paru yang efektlf, salah satunya dlbuktikan dari hasil“ studi yang menunjukkan pengobatan kanker paw Anti ALK dengan Alectinib yang telah berhasil meningkatkan hasil terapi pada pasien. yakni dapat memberikan masa bebas perburukan hampir 3 tahun.”

Baca juga  Penetapan Perpu Cipta Kerja Sebagai Bentuk Antisipasi Kondisi Global Saat Ini

dr. Evelina Suzanna, Sp.PA menyampaikan bagaimana diagnosis terhadap kanker paru NSCtC ALK positif di Indonesia telah mengalami kemajuan yang sangat signifikan berkat kerjasama antara pemangku kepentingan. ‘Hingga tahun 2017, kanker paru NSCLC jenis mutasi ALK belum dapat dues di lndonesia. Karena kemungkinan adanya mutasi ALK positif pada pasien tidak diketahui, maka pasien mendapatkan terapi kemoterapi standar yang memberikan hasil kurang optimal. DI sisi lain, sebagian pasien juga mengejar diagnosis dan pengobatan ke luar negeri. Dari kerjasama dengan Roche, para ahli patologi anatomi dan ahli kanker, serta pihak Rumah Sakit, kini diagnosis ALK telah dapat dilakukan di Indonesia melalui program peningkatan kompetensi para ahli patologis anatomi dari 11 rumah sakit di 10 kota di Indonesia untuk melakukan testing dan interpretasi ALK. peningkatan kapabilitas infrastruktur testing ALK dengan uji coba reagen baru yang spesifik yang Iebih sederhana dan lebih akurat, serta sertiflkasi UKNEQAS yang berstandar internasional yang sedang dilakukan pada 4 laboratorium di Rumah Sakit pemerintah dan 1 laboratorium di Rumah Sakit swasta.”

Para ahli patologis anatomi dari 11 rumah sakit yang telah mengikuti program pelatihan testing dan interpretasi ALK antara lain berasal dari RS M. Djamil Padang di Padang, RSUP H. Adam Malik di Medan, Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais dan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo di Jakarta, RSUP Dr. Hasan Sadikin di Bandung, RSUP Dr. Kariadi di Semarang, RSUD Dr. Moewardi di Solo, RSUP Dr. Sardjito di Yogyakarta, RSUP Dr.Wahidin Sudirohusodo di Makassar, RSUP Sanglah di Bali dan RSUD Dr. Soetomo di Surabaya. Sementara laboratorium yang sedang mengikuti sertifikasi UKNEQAS antara lain Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais, RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, RSUP Dr. Sardjito, RSUD Dr. Moewardi dan RS Siloam MRCCC Semanggi.

Baca juga  Gandeng Indosiar, Satgas Covid-19 MUI Gelar Indonesia Berdoa

Megawati Tanto, pengurus Cancer Information and Support Center (CISC) menyampaikan, “Vonis kanker seringkali dapat membuat seseorang menjadi frustasi, takut, dan kehilangan harapan. Disinilah peran kami sebagai komunitas yang mewadahi sesama pasien dan caregiver untuk memberikan penguat motivasi untuk berjuang melawan kanker yang dideritanya, serta untuk memperoleh informasi yang tepat dan terkini mengenai penyakitnya. Kami juga mendukung upaya yang dilakukan oleh semua pemangku kepentingan dalam hal peningkatan kompetensi para ahIi,

pelayanan testing dan pengobatan di Rumah Sakit sehingga pasien kanker paru NSCLC ALK positif tidak perlu pergi ke luar negeri untuk memperoleh diagnosis dan pengobatan.”

Marchadi, pria berusna 59 tahun bukanlah seorang perokok dan selalu berupaya untuk menjalani hidup sehat. Hadi, biasa ia disapa, tak menyangka pada akhir November tahun 2014 mengalami keluhan batuk berkepanjangan sekitar 1 tahun dan kemudian dldiagnosis kanker paru adenocarcinoma dengan jenis ALK positif yang Iangka. Begltu banyak tantangan yang dihadapinya dimulai rasa nyeri yang tak tertahankan di panggul karena ketika awal terdeteksi sel kanker sudah menjalar ke tulang panggul dan tulang belakang. Tidak cukup sampai di situ, pada bulan Desember tahun 2017, terdeteksi adanya penyebaran sel kanker ke otak (metastasis), sehingga ia harus menjalani whole brain radiotherapy.

Hadi yang berobat di luar negeri menceritakan perjalanan penyakit kankernya, “Sejak awal terdeteksi, pengobatan yang saya jalani adalah kemoterapi infus selama 6 siklus dalam waktu 4,5 bulan. Tetapi ternyata tidak cocok, tumor membesar dari ukuran semula 8 cm, penyebaran sel kanker lebih banyak dan ketika batuk keluar darah segar. Akhirnya Dokter melakukan testing ALK dan ternyata positif. Bulan Agustus 2017 saya mulai diberikan obat terapi target Anti ALK. Terakhir bulan April yang lalu, saya mengkonsumsi obat Anti ALK generasi kedua Alectinib. Dalam beberapa bulan beberapa titik kanker di kepala mengecil dan beberapa titik menghilang. Obat Anti ALK yang membuat saya bisa bertahan.”

Baca juga  Ombudsman RI Menyayangkan dan Kecewa atas Sikap DKPP Terkait Pemberhentian Komisioner KPU Evi Novida

Hadi merasa dukungan istri dan juga komunitas CISC yang menjadikannya memiliki semangat teguh melawan penyakitnya. Dengan pendampingan penuh cinta dari sang istri, Caterin, Hadi menjalani hidup yang lebih sehat. la sangat menjaga asupan makanan yang lebih banyak sayur-sayuran dan buah-buahan yang diolah dengan baik, berolahraga jalan kaki secara teratur sekitar 1 jam dan mengelilingi dirinya dengan keluarga tercinta dan komunitas pendukungnya.

Belum lama ini, sebagai seorang penyintas kanker paru ALK positif, Hadi baru saja menyelesaikan track naik-turun gunung Sinai yang sanggup ia jalani dalam 5 jam. Bahkan untuk seseorang yang bukan pasien kanker saja membutuhkan waktu 8-10 jam.

Hadi menambahkan, ”Saya merasakan dukungan cinta dari istri dan juga komunitas membuat saya kuat untuk berjuang. Saya pun bertekad menjalani hidup lebih sehat lagi dan membagikan semangat untuk tetap sehat kepada teman-teman. Selain itu, saya bersyukur atas penanganan dokter yang memberikan pengobatan yang tepat untuk kanker paru ALK positif. Saya survive selama 5 tahun ini dan penyebaran di kepala pun sudah tidak ada. Saya berharap agar obat ini bisa didapatkan di BPJS oleh pasien kanker paru ALK positif untuk saya dan juga teman-teman Iainnya di Indonesia. Tanpa obat ini saya tdk mungkin bertahan sampai hari ini,”

(Hotben)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here