Scroll untuk baca artikel
Example 325x300
Example floating
Example floating
Example 728x250
BERITANasional

BEA MENGABDI BAGI NEGERI HASILKAN ENGEENER ANDAL

18
×

BEA MENGABDI BAGI NEGERI HASILKAN ENGEENER ANDAL

Sebarkan artikel ini
Example 468x60

Jakarta, Gramediapost.com

Example 300x600

Di event akhir tahun ini BEA (Building Engineer Association) mengusung tema: “DIGITALISATION IN THE BUILDING MANAGEMENT”. Seminar dan Gathering yang dilangsungkan, Sabtu (14/12/2019) itu berlatar belakang tema yang diusung saat ini karena revolusi industri 4.0 menuntut SDM fleksibel, mampu beradaptasi dengan kreatif, berpikir kritis, komunikasi dan kolaborasi. Salah satu prosesnya adalah transformasi digitalisasi dimana teknologi Informasi menjadi pendukungnya.

Mardi Utomo, Ketua Umum BEA dalam kesempatan wawancara di Hotel Grand Paragon, Jakarta Barat mengatakan, “Melihat historikal didirikan BEA, kita intinya ingin melindungi pekerja di bidang teknik pemeliharaan gedung. Kita sangat sedih jika ada kepala teknik atau direktorat engineer yang ada di dalam gedung yan nota bene ada di NKRI dijabat oleh orang asing,” ungkapnya

Lebih lanjut ditegaskan Mardi Utomo, “BEA berdiri ingin memberikan perlindungan dan mengembangkan skiil tenaga engineer, agar mereka dapat bersaing dengan orang asing,” ungkapnya.

Mardi Utomo pernah menjadi kepala engineer di Hotel Ritz Carlton, Jakarta setelah keluar ternyata digantikan oleh orang asing, yang nota bene secara skill masih di bawah kemampuan keahlian orang Indonesia tetapi karena melihat owner seesama bangsa maka hal itu terjadi.

Maka member BEA akan dibekali dengan edukasi yang cukup dengan sertifikasi, uji kompetensi yang diakui negara, dari situ kita bisa meyakinkan owner, meyakinkan pemilik modal bahwa orang Indonesia mampu melakukan pekerjaan itu.

Profesi BEA di Indonesia cukup banyak tetapi mereka masih berupa komunitas. Kalau BEA siklus pengelolaan gedung bangunan perencanaan ditangani konsultan, ada konstruksi ranah konstraktor. BEA terakreditasi, asosiasi lain belum terakreditasi dan belum sampai ke sana karena kesibukan. Tetapi BEA tidak pernah meninggalkan mereka. Jika ada kegiatan BEA selalu diundang. Program-program BEA dishare ke mereka akhirnya mereka buat di daerahnya masing-masing.

Untuk menciptakan seorang yang kompeten perlu proses dan waktu, tidak serta merta orang yang memiliki pengalaman bagus tiba-tiba. Mereka disiapkan melalui lembaga diklat terlebih dahulu. Lembaga diklat profesi organisasi juga disiapkan BEA. Lembaga profesi disiapkan. Prosesnya perekrutan member – didiklat lalu disertifikasi. Setelah keluar dari program sertifikasi maka menjadi tenaga yang kompeten.

Menurut Ketua Umum selain kegiatan Seminar dan Gathering, BEA Indonesia juga mempunyai divisi Pengembangan dan Pelatihan juga Lembaga Sertifikasi yang merupakan sarana untuk melakukan Uji Kompetensi Profesi yang mampu mencetak tehnisi pengelola gedung bangunan yang handal, mumpuni dan mampu bersaing termasuk dengan engineer dari mancanegara, BEA ingin melindungi para engineering pemeliharaan bangunan gedung dalam negeri untuk terus berkarya dan mengembangkan inovasinya dalam pembangunan, ujar mantan direktur tehnik Hotel berbintang lima di bilangan Kuningan Jakarta ini.

Seminar ini mengundang pembicara yang profesional dan terpercaya untuk terjun langsung dalam proses transformasi digital dalam pengelolaan gedung. Para Nara Sumber berbagi pengalaman mereka ketika merencanakan, membangun dan mengimplementasikannya.

Talkshow event kali ini dibagi dua sesi dengan dipandu oleh dua orang moderator Jimi Grapina dan Budi Utomo yang merupakan Pengurus BEA Indonesia. Diawali dengan paparan tentang pentingnya sertifikasi di era globalisasi dimana mengutamakan keunggulan SDM dibandingkan faktor faktor lain dan pergeseran keunggulan komparatif ke keunggulan kompetitif yang dijelaskan oleh Bapak Dr. Adjat Daradjat Kartawijaya, Drs. M.Si, Kepala Badan Pengembangan Profesi Universitas Nasional yang menjelaskan pentingnya kompetensi yang dimiliki oleh engineer gedung dalam menghadapi perubahan yang serba cepat dan tidak linear kedepan.

Di era revolusi industri 4.0 profesi sangat penting dan akan selalu berkembang.Menurut bapak Adjat seseorang yang profesional adalah orang yang bisa menempati janjinya yang sudah mendapat pengakuan kemampuan dan keahliannya dari lembaga sertifikasi profesi. Dalam kesempatan ini bapak Adjat menyampaikan materi dengan judul mengelola masa depan yang penuh resiko. Untuk tetap bertahan tenaga profesi harus mampu menghadapi tantangan perubahan, inovatif, kreatif, adaptif dan komitmen yang tinggi, pungkasnya.

Bapak Dr. Ir. Hariyanto. M.T. | Direktur Konservasi Energi |Ditjen Energi Baru Terbarukan Kementrian ESDM RI menjelaskan tentang standar dan regulasi konservasi energi seperti UU No. 30 /2007 tentang Energi, PP No. 70/2009 tentang Konservasi Energi, Kepmen Ketenagakerjaan No. 53/2018 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bidang Audit Energi dan beberapa lagi peraturan pemerintah terkait konservasi energi.

Bapak Harris ST. MT | Direktur Aneka Energi & Energi Terbarukan | Ditjen Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM menjelaskan SNI Konservasi Energi gedung dan Energi Efisiensi Konservasi Energi bermuatan oil, Peraturan Pemerintah No. 79/2014 tentang Peraturan Energi Nasional dengan memaksimalkan penggunaan energi terbarukan guna mengurangi pemakain energi fosil ke depan.

Bapak Ilham Wahyudi | Head Of Sustainability Program Strategy & Monitoring | Sinarmas Land yang menceritakan suksesnya Program Eficiency Energy yang dilakukan di Sinar Mas Land.

Bapak Eka Himawan – Managing Director – PT Xurya Daya Indonesia sebagai Vendor solar energy yang mendukung pemerintah dalam gerakan ini.

Di sesi kedua yang di pandu narasumber Bapak Erwin divisi litbang dan John Pandra divisi regulasi dan teknik lingkungan BEA membahas tentang Digital transformation untuk memaksimalkan produktivitas dalam building management dengan nara sumber :
Ibu Christina NG | CFM, LEED Green Associate Senior Associate Director | Colliers International yang memberikan pencerahan soft skill pentingnya Digitalisai untuk lebih memudahkan proses penyampaian data serta menjelaskan tentang Holistic building life cycle dimana sebuah gedung mempunyai suatu life cycle dimulai dari ketika dirancang (planning), lalu dibangun (construction), commissioning, operation and maintenance, setelah sekian waktu perlu direnovasi, lalu sampai akhir masa hidupnya gedung tersebut akan dihancurkan. Dari tiap fase di life cycle tersebut perlu dikelola secara digital karena banyak data dan proses yang harus dikelola, dimonitor, dianalisa, yang akan membantu dalam proses pengambilan keputusan.

Bapak Erwin Christian | Building Manager | PT. Sugih Berkat menceritakan pengalamannya mendevelop sistem dari nol hingga dapat diimplementasikan.

Bapak Agung Budiyanto, ST., MT | Deputi GM Property & Construction Services DES Telkom | PT. Telkom Indonesia yang membahas pentingnya digitalisation yang telah di implementasikan Telkom dalam mendukung management gedung.

Banyak sekali manfaat yang bisa dipetik dalam seminar kali ini. BEA berharap para Building Engineer terinspirasi, dan berkreasi melakukan perubahan di masing-masing operasional gedungnya dan menjadikan Building Engineer “stay relevant” di zaman perubahan yang serba cepat ini.

BEA Indonesia yang berdiri sejak 11 tahun yang lalu dalam kiprahnya sudah banyak memberikan kontribusi khususnya di bidang pengelolaan gedung bangunan yang sejalan dengan program pemerintah.

( Heru Purtowo / Johan Sopaheluwakan )

Example 300250
Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *