Jakarta, Gramediapost.com
Presiden director PT. Mitra Bangunan Cemerlang Djumo Matini menginginkan Impor tekstil dicegah. Djumo Matini berharap Pemerintah Harus Fokus Merevitalisasi Industri Tekstil Indonesia.
Saat ditemui oleh beberapa awak media setelah acara diskusi “Peningkatan Industri Tekstil Indonesia” yang digelar oleh INDEF, menerangkan bahwa saat ini banyak industri tekstil yang mengunakan mesin tua sudah berusia 40 tahun, mesin kalau sudah tua kurang efisien dan akan menghasilkan kwalitas yang tidak bagus”,ungkapnya di hotel Aryaduta Jakarta, Rabu(30/10).
Menurutnya Import itu perlu dicegah karena kalau tidak dicegah itu akan menghancurkan industri tekstil kita dan negara akan dirugikan.Industri tekstil hulu di Indonesia masih banyak yang memakai mesin yang kecil sudah 40 tahun belum diganti akibatnya kwalitasnya jelek pemasaran kurang diminati,caost pruduksi tinggi. Industri yang kualitasnya kurang bagus akan gulung tikar inilah yang mengakibatkan import tekstil yang murah.
“Industri kalau banyak yang tutup akan ada import karena kebutuhan yang meningkat, dan pengangguran bertambah”,terangnya.
Saya condong 45 persen kebutuhan tekstil akan meningkat karena manusia juga meningkat dan tekstil akan kembali seperti tahun 80 an.
Bapak Djumo Matini yang juga pengurus di HKTI menambahkan terkait banyaknya pencemaran limbah industri maka perusahaan nya bekerjasama dengan sebuah perusahaan patal di Magelang untuk mendaur ulang limbah plastik, botol dan serat serat kain agar tidak ada lagi limbah yang menyebabkan pencemaran disungai.
Sebagai contoh di Bandung dan kali Ciliwung yang kiri kanannya penuh dengan limbah tekstil, banyak Industri yang menghasilkan limbah dan membuangnya di sungai menyebabkan pencemaran lingkungan inilah yang harus dicegah.
Djumo berharap “tekstil di Indonesia akan kembali seperti tahun 80 lagi, dan Industri hulu harus ganti mesin baru ,supaya bisa efisien dan kualitas bisa bersaing dengan China . Next time tidak perlu Import dari China dan India yang masih memakai mesin sudah tua diganti dengan mesin yang baru agar kwalitas tekstilnya menghasilkan kwalitas yang bagus, seperti Indorama sudah mengganti mesin, tahun ini baru mulai produksi 1 lane. Mesin baru akan menghasilkan kwalitas bagus. Kita optimis Investasi mesin baru dan pabrik saya saat ini paling efisien di Indonesia”.pungkasnya. ( Rina )