Jakarta, Gramediapost.com
Permintaan nikel dalam dua dasawarsa terakhir sebagian besar didukung oleh konsumsi baja antikarat Asia sejalan dengan perbaikan dalam standar kebersihan dan standar hidup. Kini, katalis besar lain siap untuk mendorong awal era baru pertumbuhan tinggi untuk pasar nikel – perebakan kendaraan listrik (EV) serta lonjakan permintaan untuk baterai EV.
Dari hanya 5.000 EV di seluruh dunia pada 10 tahun lalu (termasuk plug-in hybrid vehicle, kendaraan hybrid, yang baterainya bisa diisi dari sumber listrik eksternal), jumlah EV global tumbuh secara cepat menjadi 5,12 juta unit pada 2018. Pada tahun lalu, 1,98 juta unit EV terjual secara global jika dibandingkan dengan 1,17 juta unit EV pada 2017. Cina adalah pasar EV terbesar, tempat penjualan EV mencapai lebih dari separuh total EV terjual, yaitu 1,08 juta unit. Amerika Serikat menyusul di tempat kedua dengan 361.000 unit, atau 18,3% dari total penjualan EV secara global pada 2018.
Pada 2018, EV hanya menyumbang 2% terhadap penjualan kendaraan secara global. Namun, negara di seluruh dunia sedang mendorong peralihan dari kendaraan dengan motor bakar dalam (internal combustion) ke kendaraan listrik untuk mengurangi pencemaran udara dan mendukung gerakan ramah lingkungan. Kami memperkirakan laju pertumbuhan majemuk tahunan (CAGR) penjualan EV naik 25,6% hingga mencapai 10 juta unit pada 2015 dan 22% hingga 21,5 juta unit pada 2030. Rasio EV terhadap total penjualan kendaraan diperkirakan meningkat menjadi 21% pada 2030 (vs. 2% pada 2018).
Untitled.png
Kebijakan dan dukungan pemerintah akan sangat menentukan bagi pemakaian EV dalam waktu dekat, terutama karena masalah harga dan prasarana. Pada Agustus 2019, Presiden Indonesia Joko Widodo menandatangani peraturan presiden, yang sudah lama dinantikan, untuk mendukung pemakaian dan pengembangan EV. Terlebih, pemerintah berharap Indonesia menjadi pusat kegiatan pembuatan EV global.
Meskipun bermanfaat bagi lingkungan, tantangan terbesar bagi penyebaran pemakaian EV adalah harganya, yang jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan kendaraan tradisional (lebih mahal sekitar 42% bila tanpa subsidi). Biaya baterai mencakup 59% dari total biaya produksi EV, diikuti oleh sistem penggerak (drive train, 19%) dan motor listrik (15%). Sangatlah penting untuk mengendalikan biaya baterai guna mendorong permintaan EV.
Untitled_1.png
Baterai Lithium-ion adalah jenis paling umum untuk EV karena kepadatan energi tingginya dan harganya, yang cenderung turun pada dasawarsa lalu, dari 1.160 dolar AS/kWh pada 2010 menjadi 176 dolar AS/kWh pada 2018. Perkembangan baterai EV terbaru dipusatkan pada kimia baterai, terutama dengan pemakaian nikel untuk menggantikan kobalt akibat lonjakan harga kobalt beberapa tahun lalu.
Kami memperkirakan laju pertumbuhan majemuk tahunan permintaan baterai EV mencapai 28% dan 23% hingga 2025 dan 2030 mengingat pertumbuhan kuat EV global, yang mencapai 22% hingga 2030. Berdasarkan atas hal itu, laju pertumbuhan majemuk tahunan permintaan nikel dari unsur baterai diharapkan naik 19% pada 2018-2030 hingga 844.000 ton. Dengan demikian, baterai akan menjadi barang penting di pasar nikel global dan konsumsinya naik hingga mencapai 22% dari total pasar nikel pada 2030 (vs 3% pada 2018).
Harapan cerah untuk permintaan nikel
Kami memperkirakan laju pertumbuhan majemuk tahunan permintaan nikel mencapai 4,6% dan 4,3% pada 2025 dan 2030. Baterai EV harus menjadi pendorong utama untuk permintaan nikel, yang diperkirakan tumbuh 23% setiap tahun hingga 2030. Baja antikarat akan tetap menjadi unsur pemakai utama nikel dengan laju pertumbuhan majemuk tahunan permintaan nikel dari baja antikarat mencapai 2,7% pada tahun 2030. Meskipun permintaan nikel dari baja antikarat terus meningkat, sumbangannya terhadap total permintaan nikel kemungkinan turun menjadi 60% pada 2030 dari 70% pada 2018 karena pertumbuhan kuat permintaan dari baterai EV.
Laju pertumbuhan majemuk tahunan produksi bijih nikel dunia diperkirakan mencapai 4,1% pada 2025. Pertumbuhan terutama akan terjadi di dua negara penghasil nikel utama di Asia, yakni Indonesia dan Filipina, serta Kaledonia Baru di Oceania. Peningkatan produksi negara-negara itu terutama terdiri atas laterit. Sulfida akan semakin sulit didapatkan karena penyusutan cadangan dan ketiadaan penemuan sumber baru.
Kami memperkirakan pasokan nikel dunia terus tumbuh mencapai 4,6% setiap tahun dalam masa 2018-2025. Dalam waktu tersebut, perubahan paling menonjol dalam gambaran pasokan dunia adalah peningkatan sumbangan dari Indonesia, sementara sumbangan Cina menurun. Pada saat ini, Indonesia hanya menyumbang 12% terhadap pasokan nikel -yang telah diproses- dan Cina sebesar 33%. Diperkirakan terjadi pergeseran, 27% untuk Indonesia dan 29% untuk Cina pada 2025.
Dengan keajekan kekuatan pertumbuhan permintaan akan baterai EV, sejalan dengan pemakaian tinggi baterai bermuatan nikel, seperti, NMC811, defisit di pasar nikel diperkirakan terjadi pada 2022 dan tahun-tahun berikutnya. Dengan didukung kekurangan pasokan, harga nikel kemungkinan meningkat secara terus menerus sejak 2025 hingga mencapai 19.000 dolar AS/ton.
Dalam pandangan bagian EV kami, proyeksi permintaan nikel berada di titik terendah perkiraan pasar. Kami memiliki pandangan positif terhadap nikel meskipun ada antisipasi pertumbuhan pasokan jangka pendek. Harga nikel, yang stabil, akan mendorong produsen baterai beralih ke baterai bermuatan tinggi nikel.
====
Tentang DBS
DBS adalah grup jasa keuangan terkemuka di Asia, dengan kehadiran di 18 pasar, berkantor pusat dan terdaftar di Singapura. DBS memiliki pertumbuhan dalam tiga sumbu pertumbuhan utama Asia: Cina, Asia Tenggara, dan Asia Selatan. Peringkat kredit “AA-” dan “Aa1” bank itu termasuk yang tertinggi di dunia.
DBS dikenal dengan kepemimpinan globalnya dan telah dinobatkan sebagai “Best Bank in The World” oleh Euromoney, “Global Bank of the Year” oleh The Banker dan “Best Bank in the World” oleh Global Finance. Bank itu berada di garis terdepan dalam memanfaatkan teknologi digital untuk membentuk masa depan perbankan, yang diberi nama “World’s Best Digital Bank” oleh Euromoney. Selain itu, DBS telah memperoleh penghargaan “Safest Bank in Asia” dari Global Finance selama sepuluh tahun berturut-turut sejak 2009 hingga 2018.
DBS menyediakan berbagai layanan lengkap untuk nasabah, SME dan juga perbankan perusahaan. Sebagai bank yang lahir dan dibesarkan di Asia, DBS memahami seluk-beluk berbisnis di pasar paling dinamis di kawasan itu. DBS bertekad membangun hubungan langgeng dengan nasabah, dan berdampak positif terhadap masyarakat melalui dukungan perusahaan sosial dengan cara bank Asia. DBS juga telah mendirikan yayasan dengan total dana senilai SGD 50 juta untuk memperkuat upaya tanggung jawab sosial perusahaan di Singapura dan di seluruh Asia.
Dengan jaringan operasional ekstensif di Asia dan menitikberatkan pada keterlibatan dan pemberdayaan stafnya, DBS menyajikan peluang karir menarik. Bank itu mengakui gairah, tekad dan semangat dari 27.000 karyawannya, yang mewakili lebih dari 40 kebangsaan. Untuk informasi lebih lanjut, silakan kunjungi www.dbs.com.
(Hotben)