Jakarta, Gramediapost.com
Rumah Milenial menyelenggarakan Seminar Nasional dengan salah satu topik yang dibahas “Benahi BUMDes Menjadi Perusahaan Big Data Centre Desa”. Hadir sebagai pembicara Taufik Madjid (Dirjend PPMD Kementerian Desa), Budiman Sudjatmiko (Ketua Umum Inovator 4.0) dan Irendra Radjawali (Inovator 4.0). Seminar diadakan di Gedung Juang pada hari Senin (12/8).
Taufik Madjid memaparkan penggunaan dana Desa untuk pembangunan dan pemberdayaan masyarakat dan harus sesuai dengan kondisi Desa.
“Ada sekitar 74 ribu lebih desa yang menerima dana desa. Dana yang diterima harus dikelola dengan baik sehingga menjadikan desa sebagai basis utama pembangunan. Ada 46 ribu BUMDes tetapi animo anak muda sangat kurang. Dana desa ini bukan sekedar masalah dana yang digelontorkan oleh pemerintah tetapi masalah kewenangan yang besar diberikan untuk desa. Status BUMDes bukan badan hukum tetapi bisa mendirikan usaha berbadan hukum,” ujarnya.
Ketua Umum Inovator 4.0 sekaligus anggota DPR RI PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko, mendorong pemuda Indonesia untuk memegang kendali penyelenggaraan pemerintahan tingkat desa. Pemuda Indonesia diharapkan menjadi penggerak pemerintahan desa untuk menjemput revolusi 4,0.
“Orang muda harus menjadi bagian dari pemerintahan desa untuk menggerakan pembangunan tingkat desa,” ujarnya.
Dengan adanya UU Desa, kata Budiman, pemerintah desa tidak mengalami kendala dari segi ketersediaan dana pembangunan. Dana Desa bisa dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur dasar desa. Dana Desa juga bisa dimanfaatkan untuk pemberdayaan masyarakat demi meningkatkan sumber daya manusia di desa.
“Pemuda mesti bisa mengambil peran untuk memberikan pendampingan terhadap masyarakat,” katanya.
Irendra Radjawali memberikan paparan mengenai Artificial Intelligence (AI) and Machine Learning (ML). Kombinasi dari penggunaan AI dan ML dapat digunakan dalam pemetaan lahan, potensi lingkungan hingga kerusakan lingkungan seperti yang telah dilakukan di Kalimantan Barat.
“Hasil pemetaan yang didapatkan dapat digunakan sebagai basis data pembagunan daerah, secara spesifik dalam digunakan di daerah. Dalam pemberantasan Korupsi, AI dan ML juga dapat digunakan untuk menganalisis pola-pola yang digunakan saat korupsi terjadi. Penerapan teknologi seperti AI dan ML kedepan dapat digunakan sebagai salah satu tools pemberantasan korupsi,” pungkasnya.
Selain membahas tentang BUMDes, Seminar Nasional ini juga membahas tentang ‘Bebersih BUMN dari Radikalisme dan Korupsi’. Hadir pembicara seperti KH. Ahmad Ishomuddin Rais Syuriyah PBNU, Ketua Umum PB HMI Saddam Al Jihad, Ketua Umum PB PMII Agus Herlambang, Fadjroel Rachman Komisaris PT Adhi Karya, dan Pemerhati BUMN Hotasi Nababan.