Jakarta, Gramediapost.com
Lembaga Adat Budaya Batak (LABB) telah terbentuk seiring berdirinya Dewan Mangaraja Adat Batak (DMAB), pada tanggal 5 Desember 2018 lalu, di Aula Hiobadja, Universitas Mpu Tantular (UMT), Cipinang Besar, Jakarta Timur.
Budi P. Sinambela, BBA, terpilih menjadi Ketua Umum Lembaga Adat Budaya Batak Pusat, untuk periode kepengurusan 2019-2022. Terpilihnya Budi P. Sinambela, BBA dilakukan melalui mekanisme pemilihan Ketua Umum yang sangat demokratis dan terbuka.
Bahkan dapat dikatakan, dia terpilih secara aklamasi dari antara para calon Ketua Umum yang dijaring pada acara pemilihan, oleh para anggota LABB yang telah ditentukan sebelumnya. Bersama Budi P. Sinambela, terpilih juga para Wakil Ketua Umum 1-9 yaitu: F. Jadisman Hutapea; Drs. Hotland Hutajulu, MM; St. Ir. Monang Sirumapea; St. Drs. Radjamuda Sidabutar, SH., MH; Ir. Restu Silitonga; Robert Anton Situmeang; St. Abidan Simanjuntak; Ir. Mukhtar Panjaitan; dan St. Paul Tampubolon.
Diketahui, Budi P. Sinambela, BBA adalah juga sebagai Ketua Umum Yayasan Budi Murni Jakarta (YBMJ) yang menaungi Universitas Mpu Tantular. Kiprahnya di dunia adat dan budaya Batak makin menguat setahun belakangan, karena jauh sebelumnya memang dia memiliki ketertarikan untuk dapat lebih mendalami dan mengaktualisasikannya.
Melalui Sidang Umum Pembentukan DMAB dan LABB, yang dipimpin Ketua Umum Panitia, Mayjen TNI (Purn) Dr. K. Joy Sihotang, MSc dan Sekretaris Drs. Hotland Hutajulu, MM dan para inisiator, terpilihlah para Ketua Umum dan para Wakil Ketua Umum DMAB. DMAB kemudian membentuk LABB, dan selanjutnya memimpin pengucapan ikrar.
Sebelumnya, acara diawali Sidang Pleno Komisi I dan II yang menyampaikan Laporan Hasil-hasil Rapat Komisi selama hampir setahun, oleh Ketua Komisi I Bidang Adat dan Budaya Batak, Jadisman Hutapea, dan Ketua Komisi II Bidang Masyarakat Hukum Adat Batak, Brigjen TNI (Purn) Berlin Hutajulu.
Tentu, peristiwa ini menjadi sangat langka dan jadi catatan sejarah bagi masyarakat Batak di Indonesia, maupun di Mancanegara. Karena baru kali ini berhasil mengundang dan melibatkan sekitar 160 pimpinan atau pengurus marga maupun marga-marga, yang ada di Jabodetabek, ditambah para aktivis dari organisasi sosial dan budaya Batak.
Menurut sumber Panitia, terbentuknya DMAB dan LABB ini awalnya karena ada gagasan dari para Inisiator yang terdiri dari 4 (empat) pihak yaitu: Prof. Dr. Payaman Simanjuntak, MA (Ketua Umum Yayasan Palito); Dr. H.P Panggabean, SH., MH, mantan Hakim Agung (Ketua Umum Kerabat/ Kermahudatara (Kerukunan Masyarakat Adat Batak/ Kerukunan Masyarakat Hukum Adat Nusantara); Marsma TNI (Pun) M. Situmorang (Penasehat PLD Distrik VIII HKBP Jakarta) dan Budi P. Sinambela, BBA (Ketua Umum Yayasan Budi Murni Jakarta/ YBMJ).
Rapat para Inisiator dimulai sejak Nopember 2017, yang berlanjut kepada rapat-rapat pembentukan panitia, yang kemudian disebut Panitia Seminar dan Perhelatan Adat dan Budaya Batak. Kepanitiaan mulai bekerja, sehingga pada tanggal 8 Februari 2018 menggelar Seminar Adat dan Budaya Batak di UMT.
Pada Seminar tersebut, yang menjadi nara sumber adalah, Prof. Dr. Payaman Simanjuntak, MA (Adat Dalihan Na Tolu/ DNT); Dr. H.P Panggabean, SH., (Masyarakat Hukum Adat Batak); Marsma TNI (Pun) M. Situmorang (Pelestarian Tradisi Adat Batak Bagi Generasi Muda); dan Togarma Naibaho (Seni Budaya Batak), dan Budi P Sinambela sebagai tuan rumah, membuka acara secara resmi.
Adapun penyanggah pada waktu itu adalah, Dr. Ronsen Pasaribu, SH, MM (Ketua Umum DPP Forum Bangso Batak Indonesia); Sam Sarumpaet (Profesional Seni Budaya/ Dosen); dan Moderator, Dr. Ir. Mangasi Panjaitan, ME (Rektor universitas Mpu Tantular). Selanjutnya Panitia membentuk Komisi-komisi yang menggodok perbincangan mengenai 3 (tiga) bidang yaitu: Bidang Adat Budaya Batak; Bidang Masyarakat Hukum Adat Batak; dan Bidang Seni Budaya Batak.
Setelah itu, dilakukan acara-acara Rapat Komisi I, Rapat Komisi II, Dengar Pendapat Pakar dan Akademisi, Dengar Pendapat Para Praktisi Adat Batak, hingga Rapat-rapat lanjutan Komisi-komisi, yang akhirnya membuat satu Buku Rancangan Pembentukan wadah perhimpunan seluruh unsur marga untuk mewujudkan apa yang menjadi keinginan luhur bagi Bangso Batak, yang disepakati sebagai Dewan Mangaraja Adat Batak (DMAB) dan Lembaga Adat Budaya Batak (LABB).
Sementara itu, terpilih sebagai Ketua Umum Dewan Mangaraja Adat Batak (DMAB) adalah: Brigjen TNI (Purn) Berlin Hutajulu, dengan para Wakil Ketua Umum 1-6 yaitu: Marsda TNI (Purn). JFP Sitompul; Prof. Dr. Laurence A. Manullang; Drs. Jackson M. Turnip, MH; Drs. Martua Situngkir, Ak; Dr. Pontas Sinaga; dan Nikolas S. Naibaho.
Diketahui, para anggota DMAB terdiri dari para Ketua Umum atau Ketua Marga-marga, maupun Ketua-Ketua Umum atau Ketua-ketua Perkumpulan Marga, maupun para perwakilan pengurus yang memegang mandat. Sedangkan LABB, selain Ketua Umum, Sekjen, Ketua Bidang maupun Pengurus Marga pemegang mandat perwakilan perhimpunannya, juga ditambah dari para aktivis Sosial dan Budaya Batak.
Secara prinsipal, DMAB disebut menetapkan posisi sebagai lembaga yang bersifat Legislatif (Strategis), sedangkan LABB adalah sebagai lembaga yang bersifat Eksekutif (Operasional). Dalam posisinya, LABB merupakan pusat, yang nantinya akan membentuk jajaran organisasinya di berbagai wilayah Provinsi, hingga Kabupaten/ Kota di seluruh Indonesia, bahkan di Mancanegara.
Sementara itu, Ketua Umum DMAB, Berlin Hutajulu mengatakan, DMAB dan LABB akan segera melakukan rapat gabungan untuk melengkapi stuktur organisasi dan membahas program kerja.
“Kita akan melakukan rapat gabungan dulu, untuk sinkronisasi dalam melengkapi struktur organisasi. Kita juga akan melakukan pembahasan mengenai program kerja, sekaligus membicarakan rencana tahun 2019 untuk menggelar ‘Pesta Bolon’ atau Pesta Besar yang melibatkan para pengurus Punguan Marga dan Marga-marga,” ujar jendral bintang satu ini kepada media, usai acara pembentukan DMAB dan LABB. …./DANS
Foto: Para Inisiator, Pengurus DMAB dan LABB Terpilih dan para peserta di UMT