Jakarta, Gramediapost.com
Wakil Sekretaris Umum PGI, *Pdt Krise Gosal*, siang tadi telah tiba di Palu dengan menumpang Hercules TNI dari Makasar. Segera setelah tiba di sana, beliau mencoba mengkoordinasikan bantuan kemanusiaan geeeja-gereja yang ada di Palu, Donggala dan sekitarnya.
Beliau melaporkan beberpaa hal sebagai berikut:
1. Persoalan komunikasi masih terkendala. Hingga hari ini, misalnya, masih sulit mengetahui di mana keberadaan teman-teman pendeta yang selama ini jadi kontak PGI. Kontak dengan Ketum GPID pun bekum berhasil dilakukn.
Selain itu, kesulitan lainnya adalah padamnya listrik dan mengakibatkan sulitnya memperoleh airl. Harga BBM naik, sementara ATM semua tidak berfungsi.
2. Tenda yang diharapkan disediakan oleh BNPB belum ada. Wasekum PGI telah berupaya memohon bantuan tenda dari BNPB yang parkir di halaman kantor Gubernur tetapi mendapat bahwa kiriman tenda belum sampai.
3. GKST telah membuka Posko di SMA Imanuel, di daerah Jalur Dua yang ditangani oleh Klasis Palu, dalam hal ini dikoordinir opeh Pdt. Nurna Tokede dan Pdt Frida Gintu.
Untuk sementara, inilah yang menjadi Pusat Koordinasi Pelayanan Kemanusiaan gereja-gereja di Indonesia.
4. Masyarakat yang ditampung di sini lebih memilih tidur di bawah pohon di halaman sekolah atau di bawah lembaran terpal. Hal ini mungkin disebabkan masih kuatir adanya gempa susulan, sebab hingga tadi pagi masih terasa ada goncangan.
5. Sampai siang tadi, para pendeta dan pelayan gereja masih sibuk membantu mencari anggota jemaat yang hilang ditelan laut. Hari ini ditemukan 2 anggota jemaat meninggal, dan puluhan lainnya yang luka-luka dibawa ke rumah sakit. Seorang ibu anggota jemaat yang sedang hamil 8 bulan belum ditemukan.
Beberapa anggota Majelis Sinode GPID hari ini memakamkan jenasah anggota-anggota jemaat yang sudah membusuk. Termasuk Ketum dan Sekum yang sibuk mencari dan mengurusi warga jemaat dan saudara-saudaranya yang masih hilang dan yang sudah meninggal.
6. Malam ini Wasekum PGI kembali akan berkoordinasi dengan Sekum & Wasekum GPID, bersama Pdt. Nurna, Pdt Frida & Pdt Ones Kamboji dari GKST, seraya menunggu kehadiran relawan dari GMKI Palu dan Majelis Sinode GKST yang sejak pukul 11.00 berangkat dari Tentena tapi belum berhasil masuk Palu sebab jalanan yang sulit dan padat oleh arus pengungsi.
7. Sementara itu logistik disalurkan oleh aparat Korem dengan alasan agar tidak ada yang merampas. Rupanya penjarahan mulai terjadi secara sporadis.
Dari catatan di atas dan mengingat kondisi yang belum tertangani baik, dibutuhkan pasokan makanan, obat-obatan, tenda, pakaian dan ragam kebutuhan sehari- hari lainnya.
MPH-PGI menghimbau seluruh warga gereja untuk membawakan keluarga-keluarga yang mengalami musibah ini dalam doa-doa syafaat, baik dalam doa pribadi, doa keluarga, doa lingkungan maupun doa dalam ibadah-ibadah di gereja. Selain itu dihimbau pula untuk ikut memikul beban penderitaan saudara-saudara kita, tanpa memandang bulu, dengan menyumbangkan dana dan daya.
Bantuan dana dapat disalurkan melalui rekening PGI, atas nama Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia
MANDIRI MATRAMAN
No.Rek: 006.006.000.034.0
atau
BNI MATRAMAN
No.Rek: 008.893.266.1
Bantuan natura lainnya dapat disalurkan melalui:
1. Kantor PGI di Jalan Salemba Raya 10, Jakarta Pusat
Kontak:
Debby Manalu, Staf BKP-PGI
+62 812 63787955
2. PGIW Sulselbara
Jln. Racing Centre (Basalamah) No. 59. Panakukkang, Makassar.
Kontak:
Pdt Adrie Massie, Ketum PGIW Sulselbara
085399543257
3. SAG Suluteng
Jln. Sam Ratulangi Winangun Manado 95011.
Kontak:
Pdt Dina Werat, Wasekjen SAG Suluteng
HP 085340354040. WA 08124424490
MPH-PGI akan berupaya mengirimkannya segera ke lokasi dan mendistribusikannya bersama Posko yang dikoordinir bersama gereja-gereja di Palu, Donggala dan Sulawesi Tengah umumnya.
Jakarta, 30 September 2018
Pdt Gomar Gultom, Sekum PGI