Menakar Calon Presiden RI 2024

0
774
Yerry Tawalujan

 

Yerry Tawalujan

 

 

Oleh: Yerry Tawalujan

 

 

Kontestasi menuju Pilpres 2019 “sudah selesai”. Tidak menarik lagi membahas siapa calon terkuat Presiden yang akan bertarung tahun depan. Jokowi sudah di atas angin.

 

Jangan gambarkan medan tempur 2014 akan sama dengan 2019. Pilpres 2019 jelas sangat berbeda dengan 2014. Jangankan berkompetisi alot di Pilpres, untuk mencari lawan tarung berhadapan dengan Jokowi saja sudah kesulitan.

 

Jika tidak terjadi “kecelakaan politik” yang signifikan, dapat dipastikan Jokowi akan melenggang mulus melanjutkan periode ke-2 kepresidenannya.

 

Jadi lupakan Pilpres 2019. Hasilnya sudah jelas. Jokowi  Presiden (lagi).

 

Mari kita lompat ke Pilpres 2024 setelah Jokowi tidak bisa lagi menjadi Presiden. Siapa figur-figur potensial yang paling berpeluang menjadi Presiden 2024?

 

Jika mengacu pada ketokohan politik berdasarkan posisi ketua umum parpol, 5 nama layak disebut (diurut berdasarkan usia):

 

1. *Airlangga Hartarto*, ketua umum Partai Golkar

2. *Hary Tanoesoedibjo*, Ketua Umum Perindo

3. *Muhaimin Iskandar*, ketua umum PKB

4. *Romahurmuziy*, ketua umum PPP

5. *Agus Harimurti Yudhoyono*, tokoh Demokrat

(AHY masuk kelompok ini dengan asumsi 2-3 tahun kedepan akan menjadi ketua umum partai Demokrat).

 

Di tahun 2024 Airlangga akan berusia 62 tahun, HT 59 tahun, Muhaimin 58 tahun, Romahurmuziy 50 tahun dan AHY 46 tahun. Usia matang dan produktif untuk calon presiden.

 

Tiket Capres 2024 bagi ke-5 tokoh diatas sangat tergantung panggung politik 2019-2024. Jika Jokowi menggandeng salah satu dari 5 figur itu menjadi Wapres 2019, dia lah yang paling berpeluang sebagai penerus suksesi kepresidenan di 2024.

 

Itulah sebabnya banyak pihak mendorong agar pendamping Jokowi di Pilpres 2019 tidak diambil dari 5 tokoh tadi. Tapi tokoh senior seperti Mahfud M.D yang tidak akan mengganggu kontestasi di 2024.

Baca juga  TANGANI COVID-19, PEMERINTAH HARUS TINGKATKAN SINERGITAS APARAT DAN HILANGKAN EGO SEKTORAL

 

Jika Mahfud M.D jadi Wapres 2019, peluang Airlangga, HT, Cak Imin, Gus Rommy dan AHY cenderung seimbang di 2024.

 

Peluang Airlangga, Cak Imin, Gus Rommy dan AHY sangat tergantung pada masuk tidaknya mereka dalam kabinet Jokowi 2019-2024. Mereka tidak memiliki kemewahan seperti Hary Tanoe yang memiliki kekuatan media dan sumberdaya besar sehingga tidak berpengaruh apakah masuk kabinet atau tidak.

 

Peluang HT cukup besar di 2024. Apalagi jika program *”Tanoeconomic”* yang orientasinya pada ekonomi kerakyatan, pemberdayaan SDM, penguatan kewirausahaan/entrepreneurship, penciptaan dan peningkatan lapangan kerja, tekno-ekonomi, efisiensi anggaran dan pembangunan pusat-pusat industri baru di daerah perbatasan dapat maksimal terlaksana.

 

Sekalipun tidak masuk kabinet 2019, HT bisa berperan sebagai _*”acting Presiden”*_ lewat konsep Tanoeconomic-nya itu. Berperan bagaikan presiden yang melayani dan memberdayakan rakyat dengan program-program ekonomi.

 

*Bagaimana peluang PDIP di 2024?*

 

Pilpres 2024 akan berat buat PDIP. Jika tidak bisa menghadirkan “petugas partai” yang sekaliber Jokowi, jangan harap PDIP bisa bersaing. Ide “politik dinasti partai” kurang laku dijual. Publik juga akan jenuh dengan dominasi banteng moncong putih dan menginginkan penyegaran  politik di 2024.

 

Jadi, mari kita tunggu pertarungan antara Airlangga Hartarto, Hary Tanoesoedibjo, Muhaimin Iskandar, Romahurmuziy dan Agus Harimurti di 2024.

 

Yerry Tawalujan, pemerhati politik