Oleh: Hotben Lingga
Jakarta, Suarakristen.com.
Jakarta siap menjadi tuan rumah Kongres Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) ke-36. Bertempat di Graha Oikumene, PGI, Jalan Salemba Raya 10, Jakarta (25/8/17), Penasehat Unit Kerja Presiden Pembinaan Ideologi Pancasila (UKP-PIP) yang juga merupakan salah seorang senior GMKI, Pdt. Dr Andreas Anangguru Yewangoe, dilantik menjadi Ketua Panitia Nasional Kongres Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia ke-36, yang akan dilaksanakan pada tahun 2018. Hampir seluruh anggota Panitia Nasional Kongres GMKI ke-36 juga turut dilantik.
Sebelum acara Pelantikan tersebut digelar, terlebih dahulu diadakan kebaktian yang dipandu oleh Liturgos Pdt. Haposan Sianturi (HKBP Jatinegara, mantan Ketua GMKI Pematang Siantar), dan pembawa renungan Firman Tuhan oleh Pdt. Dr. Nus Reimas (mantan Ketua Umum PGLII). Ibadah ucapan syukur Pelantikan Panitia Kongres GMKI ini mengambil tema “Berdamailah dengan semua ciptaan” (Bdk Kolose 1:15-23), dengan subtema “Membudayakan hidup damai dan adil dalam membangun relasi dengan semua ciptaan sebagai wujud persaudaraan di Negara Pancasila”.
Dalam renungan singkatnya, Pendeta Dr. Nus Reimas menyampaikan,” mahasiswa harus mampu menjadi pemimpin pada masa mendatang. Pemimpin Kristen harus bisa menjadi agen perubahan, agen perdamaian, agen keadilan sosial dan agen kasih. Pemimpin Kristen harus menjadi jembatan dan alat bagi kemuliaan nama Tuhan. Untuk bisa menjadi pemimpin Kristen yang baik dan sukses, kita harus mengalami perjumpaan pribadi dengan Kristus, dan selalu mau terkoneksi dengan Kristus.Mau meneladani Kristus dan menjadikan Kristus sebagai pusat pelayanan sehingga kita mempunyai integritas. Dan, supaya kita bisa berdamai dengan semua ciptaan, kita harus berdamai dengan Yesus Kristus, karena Yesus Kristus adalah Raja Damai.”
Sementara itu, Ketua Panitia Nasional Kongres GMKI ke-36, Pdt. Dr. A. A. Yewangoe, dalam kata sambutannya mengungkapkan ucapan terima-kasih dan rasa terkejutnya ketika diminta oleh GMKI Jakarta menjadi Ketua Panitia Nasional Kongres GMKI. Kongres yang akan dilaksanakan pada tahun 2018, dengan GMKI Jakarta menjadi tuan rumah, merupakan pelaksanaan kongres yang sudah dinanti sangat lama oleh civitas GMKI Jakarta. Saya bangga menjadi alumni GMKI, karena GMKI telah terbukti banyak melahirkan tokoh-tokoh pemimpin bangsa. GMKI kedepan harus terus melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa, negara, masyarakat dan gereja. GMKI harus turut berkontribusi melahirkan pemimpin-pemimpin dan ikut menentukan arah dan masa depan bangsa ini!”
“Kepanitiaan yang berjumlah ratusan ini tentu akan bekerja, cuma yang menjadi masalah adalah bagaimana mengkoordinir yang begitu banyak, habis waktu sehingga lupa kerja. Saya selama ini terbiasa menjadi Ketua berbagai organisasi dan lembaga, dan saya terbiasa memberi tugas, melantik panitia, dan sebagainya, tetapi kini saya diberi tugas oleh GMKI menjadi Ketua (Panitia Kongres). Saya bersedia karena saya juga pernah menjadi anggota dulunya ditahun 60-an”.ungkap Pdt. Yewangoe dengan penuh antusias.
Lebih lanjut Pendeta Yewangoe menceritakan pengalamannya saat menghadiri pertemuan di Dewan Gereja Sedunia (DGD/WCC). “Saya pernah menghadiri suatu pertemuan gereja-gereja sedunia beberapa tahun lalu di Yunani. Orang dari seluruh dunia datang. Panitianya hanya 10 orang, dan mereka dapat melakukan tugas dengan baik, artinya ada manajemen yang baik, dan manajemen yang baik itu tidak bergantung pada banyak orang, tapi dari penguasaan apa yang dilakukan”.
Pendeta Yewangoe yang juga merupakan salah seorang Penasehat UKP PIP ini, menyatakan rasa terima kasihnya atas dipercayainya dirinya menjadi Ketua Panitia Nasional Kongres GMKI ke-36, “Saya berterima kasih saya diangkat (menjadi Ketua). Ini suatu kehormatan besar sebagai kader GMKI, suatu surprise bagi saya pribadi. Saya bertahun-tahun menjadi pemimpin. Pernah menjadi Rektor suatu universitas bertahun-tahun, menjadi Ketua Umum organisasi puluhan tahun dari suatu gereja besar, karena itu biasa memberi tugas pada panitia, tapi kali ini saya diberi tugas, ini luarbiasa. Mereka datang kerumah menemui saya dan meminta menjadi Ketua, saya mengerti karena pernah juga menjadi anggota pada tahun-tahun 60-an. Saya katakan bahwa saya orang sibuk, sekalipun sudah tidak lagi Ketua Umum PGI, saya masih sibuk. Saya sarankan agar disiapkan Ketua Harian, dan sekarang sudah ada Ketua Harian.”
Lebih lanjut Pendeta Yewangoe menyatakan bahwa sekalipun kegiatan kongres merupakan hal yang rutin bagi organisasi, dan semestinya sudah ada prosedur tetap, namun tetap saja ada persoalan yang sama. “Bagi saya protap harus jelas, karena ini adalah hal rutin, tiap dua tahun selalu ada (Kongres). Tapi yang selalu menjadi persoalan berat adalah soal dana, kita terus terang saja mengomongkan ini”.
Pendeta Yewangoe dilantik sebagai Ketua Panitia Nasional, sedangkan yang menjadi ketua harian adalah senior GMKI Sterra Pieterz. Hans L. Tobing sebagai Sekretaris, Helena Sitorus sebagai Bendahara. Tokoh-tokoh nasional yang juga merupakan kader dan alumni GMKI yang menjadi Penasehat Panitia antara lain Sabam Sirait , Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukito, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Prof. DR. Yohana Susana Yembise, Michael Wattimena anghota DPR RI, Maruarar Sirait DPR RI, dan sejumlah tokoh nasional yang lain. Tokoh-tokoh lain yang menjadi penasehat seperti Baktinendra Prawiro Ketua Umum PIKI dan Ketua Umum PGI Pdt. Dr. Hendriette Lebang. Selain itu juga dilantik sejumlah orang sebagai Steering Comittee (SC).
Hadir dalam acara ini antara lain senior GMKI Ambon, Prof. Dr. Thomas Pentury, yang juga merupakan Dirjen Bimas Kristen Protestan, Marthin Hutabarat (Senior GMKI Jakarta, Ketua Fraksi P. Gerindra MPR RI), Audy Wuisang (Senior GMKI Tomohon, Sekjen DPP PIKI), Rektor terpilih UKSW Neil Semuel Rupidara Ph.D, Abner Nones (Senior GMKI Jakarta, DPRD Maluku Utara), Berty Bernadus (Senior GMKI Jakarta, mantan Ketua Kongres I GSKI ditahun 60-an), dan banyak senior lainnya.