Srikandi Indonesia Siap Membawa Berita Baik ke Tanah Air.

0
547

Jakarta, Suarakristen.com

Setelah berhasil menapakan kaki di puncak gunung Vinson Massif (4.892 mdpl) pada 5 Januari 2017 lalu dalam perjalanan yang bertajuk BRI Towards Antarctic Summit,Tim The Women of Indonesia’s Seven Summits Expedition MAHITALA-UNPAR (WISSEMU) akan kembali ke Tanah Air pada 23 Januari 2017 dengan membawa catatan baru bagi sejarah Indonesia, yaitu menjadi dua pendaki perempuan Indonesia pertama yang berhasil mencapai puncak Gunung Vinson Massif. Sebelum kembali ke Indonesia, tim akan singgah di kota Santiago dan bertemu dengan Duta Besar Republik Indonesia untuk Chile, Bapak Philemon Arobaya.

Untuk menyelesaikan pendakian ini, tim melalui perjalanan panjang selama kurang lebih 9 hari yang dimulai dari Vinson Basecamp pada 1 Januari 2017, sempat singgah dan beristirahat di Low camp (2.800 mdpl), tim melanjutkan aklimatisasi sekaligus melakukan load carry ke High Camp (3.770 mdpl). Perjalanan menuju High camp ini sendiri tidaklah mudah, suhu udara selama perjalanan yang mencapai -30°C disertai hujan saju, ditambah dengan elevasi 1.020 m dan kemiringan terrain mencapai 45° memaksa tim harus menggunakan bantuan fixed ropes untuk dapat sampai ke titik ini.

Tim memulai upaya menuju puncak (summit attempt) dari High Camp pada Rabu, 4 Januari 2017 pukul 12.00 Waktu setempat. Perjalanan menuju puncak dari titik terakhir ini ditemani cuaca cerah namun angina yang kenjang dan hawa dingin dengan suhu udara mencapai -33°C yang membuat dingin terasa menusuk. Setelah mendaki dari High Camp menuju summit dengan jarak 14 km yang menghabisakan waktu selama 12 jam, tim akhirnya berhasil mengibarkan Bendera Merah Putih pada Rabu, 4 Januari 2017 pukul 23.48 Waktu setempat atau Kamis, 5 Januari 2017 pukul 09.48 WIB.

Baca juga  Talenta Muda Mengubah Pembangunan Ekonomi melalui Etnis Minoritas Menjadi Pemenang ASEAN Data Science Explorers 2019

Berita menggembirakan ini datang dari salah satu pendaki Tim WISSEMU, Mathilda Dwi Lestari memberikan kabar sesampainya di
High Camp via telepon satelit. “Keberhasilan mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi Antartica merupakan persembahan bagi persatuan Bangsa Indonesia” cerita Mathilda dengan sedikit terbata-bata.

Selain untuk mengejar misi Seven Summits, keberhasilan mencapai Puncak Vinson di benua Antartika ini merupakan suatu bentuk persembahan dari Mahitala Unpar untuk persatuan Bangsa Indonesia dan untuk seluruh perempuan Indonesia agar selalu berani bermimpi setinggi-tingginya. Dengan ini pula, Tim WISSEMU mencatatkan diri sebagai dua orang perempuan Indonesia pertama yang menapakkan kakinya di Puncak Gunung Vinson Massif.

Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas pencapaian ini. Tim mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya juga kepada PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sebagai sponsor tunggal dan pihak yang ikut mendukung ekspedisi ini dari awal, antara lain PT. Freeport Indonesia, Universitas Katolik Parahyangan, PT. Multikarya Asia Pasifik Raya, dan pihak-pihak lain yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Salam WISSEMU, Mahitala!

Fact Sheet:

•Tim pendaki WISSEMU terdiri dari dua orang mahasiswi jurusan Hubungan Internasional Universitas Katolik Parahyangan yaitu, Fransiska Dimitri Inkiriwang (23) dan Mathilda Dwi Lestari (23).

•Indonesia sendiri sebenarnya telah memiliki beberapa orang pria yang berhasil mencatatkan diri sebagai seven summiters diantaranya adalah Sofyan Arief Fesa, Xaverius Frans, Broery Andrew Sihombing dan Janatan Ginting yang mewakili Tim Indonesia Seven Summits Expedition Mahitala UNPAR (2009-2011) serta Iwan Irawan, Martin Rimbawan, Fadjri Al Lufhfi dan Nurhuda yang tergabung dalam Ekspedisi Tujuh Puncak Dunia Wanadri.

•Seven Summits adalah rangkaian tujuh gunung tertinggi di tujuh lempeng benua (sering disalahartikan sebagai tujuh gunung tertinggi di dunia), yaitu Gunung Carstensz Pyramid (4.884 mdpl) di Papua mewakili Lempeng Australasia, Gunung Elbrus (5.642 mdpl) di Rusia yang mewakili Lempeng Eropa, Gunung Kilimanjaro (5.895 mdpl) di Tanzania yang mewakili Lempeng Afrika, Gunung Aconcagua (6.962 mdpl) di Argentina yang mewakili Lempeng Amerika Selatan, Gunung Vinson Massif (4.892 mdpl) di Antartika yang mewakili Lempeng Antartika, Gunung Denali (6.190 mdpl) di Alaska yang mewakili Lempeng Amerika Utara dan Gunung Everest (8.848 mdpl) di Nepal yang mewakili Lempeng Asia.

Baca juga  Sultan dan Raja Nusantara Kerahkan Pasukan Adat Menangkan Jokowi

•Chile merupakan negara terdekat dengan Benua Antartika. Titik terakhir sebelum menuju Benua Antartika adalah Punta Arenas yang dapat ditempuh selama sekitar 3,5 jam dengan pesawat dari Santiago.

•Benua Antartika tempat Gunung Vinson Massif berada adalah benua paling terisolasi sekaligus paling bersih di dunia. Untuk menjaga kesterilan benua ini setiap tahunnya hanya sedikit orang yang bisa mendapatkan izin masuk benua ini yang kebanyakan adalah para peneliti.

•Time zone di Benua Antartika mengikuti titik terdekat dari Antartika, yaitu Chile (GMT -3)

•Karena sedikitnya orang yang bisa masuk dalam benua ini maka dalam perjalan kali ini Tim WISSEMU juga diharuskan untuk membawa beban tambahan dalam sled yang berisikan keperluan logistik yang beratnya mencapai 20 kg.

•Tidak ada gunung yang dapat ditaklukan oleh manusia, yang dapat
ditaklukan hanyalah diri pendaki sendiri.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here